²7* Terungkap

327 40 5
                                    

Kelas Aurora telah usai, ia lantas pergi menuju ke tempat Rahel. Sedangkan Rahel dan Bara tengah duduk santai di bawah pohon. Dari kejauhan Aurora melihat Rahel bersama Bara. Ok. Jangan sebut Aurora, jika dia tak mengganggu sahabatnya.

“Oh ya? Tu copet langsung tobat?” kata Bara yang antusias mendengar cerita Rahel.

“Iya Kk.”

“Lo hebat juga.”

“Hebat darimana Kk? kan dia tobat atas kemauannya sendiri Kk.”

“Dan gue kan bilang lo hebat atas kemauan gue sendiri.” ujarnya memandang Rahel.

Bara sukses bikin Rahel antara senang dan bingung, akhirnya ia memilih senyum aja deh. Bara dan Rahel kini bertemu pandangan.

Ntah kenapa senyum lo terkadang bikin gue jadi grogi, Batin Bara.

Ya Allah, Rahel seneng banget bisa kenal sama Kk Bara yg baik ini, Batin Rahel.

Oh... ceritanya lagi tatap-tatapan nih. Gue kerjain ah– Batin Aurora.

“Hayo!! Kalian berdua ngapain disini.” teriak Aurora sukses membuat mereka kaget.

“Astagfirullah... Ara!!”

“Aurora!!”

“Eh santai dong Kk, Hel. Habisnya kalian ngapain berdua-duan disini, pakai acara tatap-tatapan lagi. Kan Ara yg jomblo jadi kesel.”

“Kamu ngomongin apaan sih Ra?”

“Lagian gue sama Rahel cuman lagi cerita doang.” jawab Bara.

“Ya, ya, ya deh.”

Mereka kemudian saling menatap dan tawa pun jadi pecah. Sedangkan Helen tengah curhat bersama Geng ‘Cecan’ , Helen bercerita bahwa Bara sangat mencintainya. Bahkan, Bara tidak bisa berlama-lama diam setelah kejadian itu. Kalian tau kan? Kejadian Rahel dan Helen bertengkar.

Flashback on
Melihat mereka telah keluar dari ruang kesiswaan, Bara langsung menarik Helen untuk ikut dengannya. Mereka terlibat cekcok yg cukup besar, sebenarnya ini dilakukan Bara hanya semata tak tega melihat Rahel yg tak bersalah diperlakukan seperti itu. Sedangkan Helen emosinya juga meledak-ledak karena merasa Bara terlalu membela Rahel.

“Kenapa Bar? Kenapa lo diam? Lo suka sama dia kan? Jawab!” Helen emosi.

“Ga! Karena gue cintanya sama elo bukan Rahel.” Jelas Bara. Tentu saja ia tak berbohong, karena itu kenyataannya.

“Gue ga percaya.”

“Terserah lo mau percaya atau ga. Gue emang cinta banget sama lo, gue juga heran kenapa gue cinta sama cewek kejam dan licik seperti elo. Lo tau? Sebuah hubungan itu didasarkan rasa percaya. Jadi maaf, jika sekarang gue harus berpikir dua kali untuk melanjutkan hubungan kita.”

“Apa maksud lo Bar?”

“Gue yakin lo ngerti maksud gue.” Bara melangkah jauh meninggalkan Helen tanpa menatapnya.
Flashback off

“Udah Helenku yg cantik, yg penting elo sama Bara udah baikan. Jadi jangan sedih gini dong.” hibur Stella.

“Iya Len, kalau si cupu liat lo kayak gini dia pasti senang liat lo menderita.” kata Aurel.

“Thanks ya gaes.” Mereka berpelukan, layaknya teletubis deh :)

Rahel, Bara, dan Aurora tengah melangkah ke arah lapangan basket. Begitu juga dengan Geng ‘Cecan’, karena akan ada latihan Basket hari ini. Selangkah demi selangkah, kini mereka bertemu di tepi lapangan. Helen terlihat emosi, melihat Rahel bersama Bara padahal disana juga ada Aurora. Tapi tetap saja, Helen sangat membenci Rahel.

PELIK [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang