³² Terkunci

306 41 2
                                    

“Wih.. lagi ngapain tuh, kok seneng amat Mi.”ucap Daniel.

“Ini Mami lagi masak makan siang sama Rahel. Kamu kok ga pernah cerita punya teman sebaik dan seasik Rahel gini.”jelas Mami.

“Haha.. Mami bisa aja.”jawab Rahel.

“Emang iya sayang. Ok, makanan udah siap. Kita makan dulu yuk.”ajak Mami.

“Iya Mi, Hel lo juga ya.”kata Daniel lalu mengambil sepirik lauk ditangan Rahel.

“Hm.. Tapi….”

“Udah kamu ikut aja ya sayang.” Mami mengajak Rahel ke meja makan.

Makanan telah tersaji, canda-candaan kecil dilontarkan oleh Mami dan Daniel. Mereka berdua terlihat sangat kompak dan asik juga dibawa ngobrol.

Rahel sesekali membalas candaan itu, atau hanya sekedar tersenyum melihat kehangatan keluarga ini. Setelah selesai, Rahel hendak mencuci piring itu, Tapi ditolak oleh Mami Key.

“Kamu buat tugas aja sama El ya.”ucap Mami.

“Ya udah Hel, yuk kita kesana.”ajak Daniel ke sofa ruang keluarga, Rahel pun mengikutinya.

🏷️🏷️🏷️

Rahel sedang membahas ulang materi tugas kemarin dengan Daniel. Sesekali Daniel menatapnya dalam diam, sedangkan Rahel terlihat sangat fokus dengan layar laptop di depannya.

Tanpa mereka sadari, ada tiga pasang mata yang tengah memperhatikan mereka. Yaps, siapa lagi kalau bukan Geng Cecan. Stella sangat kesal melihat pemandangan di depannya, terbesit di pikiran Aurel untuk membantu sahabatnya itu.

“Ok, sekarang kita dah siap.” Rahel menutup laptop, sedangkan Daniel masih menatapnya.

“Ih.. pakai tatap-tatapan lagi–, pengen gue lenyapkan dia.”Stella semakin kesal.

“Daniel.. Hei.”kata Rahel melambaikan tangan di depan wajahnya, seketika Daniel tersadar dari lamunannya. Kemudian Rahel tersenyum melihat tingkah Daniel, membuat Daniel sedikit malu.

“Ya udah kita ke kelas sekarang?” tanya Daniel.

“Hm.. Kamu duluan aja, aku mau ke toilet dulu.”ujar  Rahel yang di balas anggukan oleh Daniel.

Langkah demi langkah, Rahel belum menyadari bahwa Geng Cecan mengikutinya. Setelah memasuki toilet, Aurel menahan pintu Toilet dengan tangkai pel agar Rahel terkunci di dalamnya. Mereka kemudian meninggalkan toilet itu.

“Loh.. kok ga bisa di buka.”Rahel terus membuka pintu.

Jangan heran lagi dengan Cecan yang terkenal licik, dia bahkan membuat sebuah tulisan di depan pintu ‘Toilet sedang di perbaiki’. Jadi tak seorang pun memasuki Toilet  yang cukup besar itu.

“Tolong.. apa ada orang di luar? Tolong bukakan pintunya.”

Rahel terus mengedor pintu itu, tapi tak ada jawaban. Rahel lalu membuka ponselnya, ia berusaha mencari bantuan. Tapi apa dayanya, karena hanya kontak Aurora yang ia miliki. Aurora tak menjawab telfonnya karena ponselnya lowbat. Suaranya pun semakin serak, suasana semakin pengap. Namanya juga toilet, kan minim oksigen.

PELIK [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang