“Hel, lo kenapa?” Shiren sedang mengganti seprai kasur, “kok seneng amat.” katanya dan diikuti anggukan kecil oleh Shelin.
“Aku udah dapat kerja baru Kk.” Rahel masih fokus dengan tumpukan tugas.
“Dimana Hel?” jawab mereka sentak dan kemudian mereka tenggelam dalam tawaan.
Rahel lalu menceritakan semua kejadian yang dialaminya, sehingga ia mendapatkan kerja baru. Ada rasa iba dan takjub dari mereka. Karena untuk sekolah pun, Rahel harus bekerja dengan keras.
“Gue buat minuman dulu ya.” Shiren melangkah ke dapur bersama Shelin.
Terlihat lekukan manis dengan lesung pipi di wajahnya melihat tingkah kedua cewek itu.
Udah namanya mirip, sifatnya pun ga jauh beda, batin Rahel.
🌟🌝🌟
Reyhan sedang duduk santai di dekat kolam renang rumahnya. Dia menatap langit dan melihat bulan purnama yang ditemani dengan bintang-bintang. Melihat keindahan langit malam, seketika bayangan seorang cewek tersenyum manis muncul di langit. Reyhan ikut tersenyum sejenak sebelum tepukan lembut melayang di pundaknya.
“Mama.” sapanya pada wanita yang masih cantik dan tak dihiasi kerutan di wajahnya.
“Kamu liatin apaan?” Dia mengarah ke pandangan anaknya, “apa bulan dan bintang yang membuatmu tersenyum? Atau bayangan seorang perempuan cantik?” tanyanya sambil menyeduh coklat hangat yang ia bawa.
“Ga ma.” Reyhan menyembunyikan senyumannya, “Cuman liatin langit malam aja.” jelasnya, sang ibu hanya memberikan anggukan dan kembali menyeduh coklat hangatnya.
“Rey,” katanya, “Mama rindu sama Kk kamu, apa kamu pernah ketemu sama dia sayang?” tanya wanita itu.
Reyhan seketika kaget dan dengan segera menepis sikapnya agar sang Ibu tak curiga. Dia menggelengkan kepalanya saat sang Ibu menatapnya.
Maaf Ma, Rey berbohong. Karena Kk Shelin yang meminta, batin Reyhan.
Tanpa mereka sadari, ada mata yang tengah mengawasi dari balik pintu. Selama anak itu masih hidup, aku tak bisa menjalankan misi dengan mulus. Aku harus bikin dia hilang di bumi ini, batinnya.
Pagi yang cerah…
Tampak seorang pria sedang berbicara dengan seseorang di telefon. Dia tampak sembunyi-sembunyi dan hanya mengatakan hal-hal inti dengan volume minim. Reyhan baru saja menuruni anak tangga, langsung terfokus pada pria itu. Reyhan melangkah mendekat,
Papa bicara sama siapa?kenapa begitu serius?
“Habisi dia!” Tristan lalu menutup ponselnya, akan aku pastikan, cewek itu mati, batinnya. Ia berbalik dan ia dapati seorang anak tampan menatapnya penuh selidik.
“Papa mau habisi siapa?” tanyanya. Tristan berusaha sebaik mungkin untuk menanggapinya dengan tenang, untung aku tak menyebut namanya tadi, batinnya.
“Kamu mungkin salah dengar Rey.” jawabnya sambil menghampiri anak tirinya.
“Ga. Reyhan jelas-jelas dengar kalau Papa bilang ‘habisi dia’. Siapa Pa?” tanyanya.
“Oh itu cuman masalah kerjaan Papa.” ujarnya, “Dia telat bayar utang di perusahaan Papa, jadi jika dia tak bayar juga. Mereka boleh kasi pelajaran ke dia.” jelasnya, Reyhan merasa ada yang ditutupi oleh Papa tirinya. Lama-lama ni anak bisa curiga juga, batinnya.
“Kalian berdua pada ngapain?” Wanita itu melangkah kearah Reyhan dan Tristan, “Ngomongin apaan? Sampai Mamanya ditinggal sendirian di meja makan.” ujarnya dan hanya di balas gelengan pelan kepala dan tersenyum kearahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PELIK [COMPLETED]
Teen FictionFOLLOW DULU 🍄 *Sebagian part diprivasi SMA Alam Semesta merupakan sekolah favorit dan terunik di Bandung. Keunikannya bisa dilihat dari cara belajarnya layaknya Universitas. Mungkin ini sulit dimengerti, tapi tidak sedikit yang ingin sekolah disini...