56* Akhirnya

267 28 6
                                    

Aghna terbangun dari tidurnya, Duh haus. Aghna meraih gelas minuman di nakasnya. Namun, gelas itu terjatuh hingga berkeping-keping. Kenapa perasaanku jadi ga enak?

“Ya ampun Nyonya. Sebentar saya ambilkan sapu untuk membersihkannya.” Bibi Ena kembali kedapur.

🚔🚔🚔

“Mohon kasus ini dapat diselesaikan dengan baik Pak.” pinta pria yang masih berselang infus ditangannya.

“Kami akan usahakan sebaik mungkin. Kalau begitu, kami permisi.” Polisi kemudian meninggalkan ruangan. Seorang gadis imut, pendek, datang dengan membawa parsel buah.

“Paman udah baikan?” tanya gadis tersebut. Pria tersebut mengukir senyuman diwajahnya dengan perlahan.

“Kk Bianca udah tenang disana.” Stella menggenggam tangan Pamannya. “Paman jangan sedih lagi ok?”

“Ok.” sahut Pria itu.

Papa ga akan biarkan pelaku itu hidup tenang Bianca. Sebelum ia bisa mempertanggung jawabkan semuanya! Tekad Pria tersebut bulat dalam hati.

Flashback on
“Apa?!!” Pria tersebut seketika melemas, ga mungkin! Bianca masih hidup! Mereka pasti salah!!.

Titt.. titt..

“Astagfirullah!” Pria itu berusaha mengelak, namun mobilnya telah terpental hingga terguling.

“Awas Nak!” Pria itu tak bisa mengkondisikan mobilnya hingga menghantam dua sepeda motor.

Mobil tersebut berhenti setelah ambruk bersama kedai. Pria itu berusaha keluar dari mobilnya. Bebas dari mobil pria itu terguling hingga ke pohon rindang tak jauh dari kedai. Mobil itu meledak seketika, membuat para warga histeris.

“Argh!” cowok tersebut berusaha meloloskan kakinya dari motor tersebut. “tolong!” rintihan remaja tersebut terdengar dekat olehnya.

Ia berusaha bangkit dan membantu kaki korban tersebut. Tubuhnya terlalu lemah, Pria itu terjatuh tepat disebelah remaja yang juga tiba-tiba tak sadarkan diri.
Flashback off

“Bagaimana keadaan anak itu? Semoga dia selamat.”

Rahel dan Bara membawa beberapa makanan untuk keluarga Reyhan. Mereka berjalan beriringan, perasaan Rahel seketika tak karuan.

Ditengah perjalanan, Rahel tak sengaja melihat seorang gadis menunduk diruang tunggu IGD.

Bukannya itu Aurora?

Rahel segera menghampirinya.

Loh Rahel mana? Bara melirik sekitar, Nah itu dia. Tapi, ngapain dia kesana?

"Ara?" Mendengar suara memanggil namanya. Aurora segera menoleh dan
langsung memeluk cewek dihadapannya.

“Kamu kenapa Ra?” tanya Rahel, Aurora segera melepas pelukannya. “kenapa kamu disini? Siapa yang sakit? Astagfirullah, baju kamu kenapa Ra?” cerocos Rahel melihat gaun Aurora yang bersimpah darah.

“Gue—“ kalimatnya terpotong saat seorang Dokter keluar dari IGD.

“Gimana keadaannya Dok?” tanya Aurora.

“Pasien sedang dalam keadaan kritis. Pasien mengalami pendarahan yang hebat, sehingga membutuhkan sekitar lima kantong darah.”

“Maaf Dok, pihak rumah sakit hanya memiliki tiga kantong darah.” jelas Suster yang baru hadir.

“Kalau begitu kita harus cari pendonor secepatnya.”

“Golongan darahnya apa Dok?” tanya Bara.

PELIK [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang