Aurora mendorong kursi roda Aghna dengan penuh cinta dan kasih sayang. Para pekerja rumah menyambut kedatangan mereka dengan hangat. Aurora membantu sang Bunda ke kamar agar bisa beristirahat.
Kemudian merapikan semua perlengkapan Aghna selama di rumah sakit. Setelah selesai mengurusi Aghna, Aurora melenggang pergi ke kamar dan tak lupa memberikan kecupan di dahi sang Bunda seraya membalutnya dengan selimut hangat.
Ceklek
Aurora menghempaskan tubuh di kasur mungilnya. Dia melirik isi kamarnya, itu …
Aurora bangkit dari tidurnya menuju meja belajar.Terlihat sebuah kotak pink kemudian ia raih dan buka dengan kode kuncinya. Beberapa foto bersama Daniel ia gapai, terdapat kertas-kertas mengingatkannya pada hari yang istimewa baginya. Hari dimana Daniel mengungkap perasaan dengan begitu romantis. Kepingan bayangan mulai bersatu, tapi segera hilang saat Daniel membentaknya lewat telfon.
“Mungkin gue bisa memaafkan lo,” matanya menatap langit kamar, “tapi gue ga bisa lupain itu.”
🌵🌵🌵
Seorang cowok telah memakirkan motornya, ia segera melongos masuk kedalam tanpa memperdulikan tatapan mata wanita yang penuh tanya. Menghempas kuat tubuh ke atas kasur, kemudian duduk di tepi ranjang seraya mengusap kasar wajahnya.
Terlihat disudut meja belajarnya ada sebuah kamera. Kapan lo bisa peka? Daniel melihat-lihat foto dilayar kamera. Senyumannya mengembang saat melihat sebuah foto, Gue sayang sama lo.
Flashback on
Pabrik Tahu Remark adalah Pabrik terbesar kedua di kota ini. Tim 4 yang diketuai oleh Daniel ditugaskan membuat makalah penelitian tentang pabrik tersebut.Pemilik Pabrik yang ramah, membuat mereka menjadi nyaman dan tak sungkan bertanya bahkan bercanda dengan pemilik juga karyawan disana. Beberapa point penting telah dicatat oleh Rahel dan Rika, Daniel sibuk memainkan kamera sebagai bukti, tersisa tiga manusia yaitu, Ineke dan Cika sebagai pewawancara sedangkan Marcel ntah apa fungsinya. Lebih tepatnya ia hanya sebagai pelengkap tanpa kerja.
“Terima kasih banyak ya Pak. Telah mengizinkan kami melakukan penelitian disini.” ujar Daniel sebagai perwakilan kelompok.
“Sama-sama. Bapak senang dengan kalian yang antusias dalam belajar. Oh iya, silahkan kalian ambil ini ya.”
Pemilik Pabrik kemudian memberikan berupa bingkisan tahu untuk masing-masing. Tak lupa mereka berterima kasih seraya mengembangkan senyuman.
“Gue, Ineke, sama Cika duluan ya.” ujar Rika. Mereka segera melesat masuk kedalam mobil jemputan Rika yang telah menunggu.
“Hel mau balik sama gue?” tanya Marcel, membuat Rahel terlonjak karna Marcel tiba-tiba disebelahnya.
“Lah Bos, gue udah nungguin lo daritadi. Masa lo malah mau balik sama Rahel.” Adit memanyunkan bibirnya seraya melipat kedua tangan didepan dada.
“Kamu kan bareng Adit. Kamu ga kasihan sama dia?”
“Lagian siapa suruh dia nungguin gue.”
“Heh! Kan elu tadi Bos yang nyuruh ‘Dit lo tunggu disini. Kalau lo balik, gue bakar rumah lo’ Bos lupa?” jawab Adit. Marcel menggaruk kepala yang tidak gatal, kemudian memilih pulang bersama Adit.
Kini hanya ada Rahel dan Daniel. “Mau balik bareng Hel?” tanya Daniel seraya memasukkan kamera kedalam tas. Melihat kearah jalan sejenak, Rahel memutuskan untuk setuju.
Selama perjalanan keduanya hanya diam, tak ada yang mau berbincang. Daniel menghentikan motornya disebuah taman, kemudian turun tanpa permisi dengan Rahel.
KAMU SEDANG MEMBACA
PELIK [COMPLETED]
Teen FictionFOLLOW DULU 🍄 *Sebagian part diprivasi SMA Alam Semesta merupakan sekolah favorit dan terunik di Bandung. Keunikannya bisa dilihat dari cara belajarnya layaknya Universitas. Mungkin ini sulit dimengerti, tapi tidak sedikit yang ingin sekolah disini...