50* Sakit

279 28 6
                                    

Bruk

“Astagfirullah Kk!” Rahel segera membantu Shiren yang tersandung ntah apa.

“Gue ga papa Hel. Gue tadi mau kagetin lo, tapi malah kepijak celana sendiri. Jatuh deh.” Mendengar tuturan itu, Rahel menggelengkan kepala dengan sikap Shiren.

Di lain tempat…

Bruk

“Kk!!” Reyhan emosi saat sebuah bantal melayang diwajahnya dan pelakunya adalah Shelin.

“Hahaha!“ Shelin terus mengelak saat sang adik membalasnya.

“Kk ngapain disini?” tanya Rey setelah selesai perang bantal.

“Gue cuman mau mastiin, lo itu lagi sakit atau ga.” Shelin menyentuh dari Reyhan. “Suhu lo normal. Berarti benar! Lo kesambet kan?!!”

“Sembarangan kalau ngomong.”

“Terus kenapa lo dari tadi senyam-senyum??” tanyanya tapi Reyhan hanya diam. “Oh jangan-jangan .... ” Tuturannya terpotong membuat Reyhan menaikkan sebelah alisnya.

“Lo lagi jatuh cinta ya?!! ya kan? Kan?? Biasanya lo kalau dah gila gini, biasanya kesambet hati cewek.”

“Ga.”

“Alah ga usah bohong lo sama gue,” menatapnya, “gue itu udah kenal lo dari bayi, jadi gue tau betul sifat lo.”

“Karna lo Kk gue.”

“Udah ga usah ngeles deh, cerita napa?? Gue udah lama ga liat lo gila kek gini karna cewek yang ninggalin lo—“

“Udah Kk, ga usah bahas dia.”

“Kalau gitu, bahas cewek baru Lo dong! Yayaya!!” pintanya.

Reyhan sedikit mengacak rambut sang Kk. Sudah lama ia tak bercerita tentang dia kepada Kknya. Ntah kenapa, Reyhan bisa saja terbuka dengan Kknya.

Dia sangat percaya, dibalik sifat Kknya yang dewasa rada nyeselin juga, dia ga pernah umbar segala rahasia dan kepribadian Reyhan ke muka umum. Bahkan disaat ia sedang berjalan bersama, banyak yang mengira mereka sepasang kekasih.

Shelin sendiri tipe cewek yang akan menjawab bila ditanya. Jadi, jika ada yang bertanya siapa lelaki bersamanya maka ia akan menjawab benar adanya. Tapi jika tak ditanya, ya dia bodo amat orang nilai dia kek mana. Apalagikan adiknya itu tampan, tak apalah biar ga nampak kali jomblonya, begitulah pikirnya.

🌞🌞🌞

Matahari dengan teriknya menyinari bumi yang baru beberapa detik lalu dibasahi dengan tetesan air dari langit. Dua minuman es tersebut bahkan tak dapat mendinginkan tubuh terpapar sinar matahari.

Duh panes banget ya, padahal tadi baru aja hujan. Udah langsung terik kek gini, Rahel sedang mengerjakan makalah dibawah pohon rindang. Pohon tersebut dapat mengurangi sedikit kepanasan yang diterima Rahel. Mungkin hanya 20%, tapi tak apalah.

Semua anak kelas XII sedang melaksanakan TO terakhir. Suasana hening menemani kegiatan ujian tersebut. Terlihat semua orang yang fokus pada ujian masing-masing, bagaimana pun ini adalah SMA favorit yang isinya makhluk-makhluk pintar, brandal, dan yang paling utama adalah kaya. Anak-anak beasiswa seperti Rahel bisa dihitung pakai jari jumlahnya dan Rahel satu-satunya anak Beasiswa yang mendapatkan juara umum dan pembawa piala terbanyak.

Reyhan terlihat fokus dengan kertasnya, semua soal dapat ia kerjakan dengan santai. Terlihat dari pojokan, Bara sedang berulang-ulang memutar kertas soal.

Dia tak terlalu santai, mau gimanapun Bara itu murid yang suka bolos padahal ia pintar. Alhasil, sekarang hanya beberapa soal yang bisa ia kerjakan.

PELIK [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang