Butuh waktu sekitar 30 menit untuk sampai ke tujuan. Itu pun kalau tidak macet. Alhamdulillah, kebaikan berpihak kepadaku. Jalanan tidak terlalu macet seperti biasanya. Akhirnya aku sampai.
"Ini ongkosnya Pak."
"Makasih Neng."
"Aduh. udah pukul 10.10 lagi. Berarti aku telat 10 menit. Mudah-mudahan Bapak itu masih ada."
Aku bergegas menyebrang dan masuk ke SMA Alam Semesta. Aku menelusuri lorong untuk mencari ruangan itu. Akhirnya aku menemukan ruang Kurikulum. Aku pun masuk.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumussalam." jawabnya, Waduh. Ternyata ramai juga guru disini. Kok jadi dingin ya, Batinku.
"Kamu cari siapa Nak?" tanya seorang guru.
"Hm... maaf Bu. Saya di suruh kesini tadi oleh Pak Devan guru kesiswaan."
"Oh. kamu yg namanya Rahel Adisty bukan?"
"Iya Bu."
"Pak Devan menitipkan ini untuk kamu. Dia tadi telah menunggu kamu, dan akhirnya ia menitipkannya ke saya."
"Oh.. begitu ya Bu. Terimakasih ya Bu."
"Iya sama-sama."
"Hm... Bu tolong sampaikan permintaan maaf saya ke Pak Devan ya Bu. Saya telat karena saya abis pulang kerja Bu."
"Oh iya nanti Ibu sampaikan. Kamu kerja?"
"Iya Bu. Di sebuah rumah makan."
"Kamu hebat. Kamu anak yg dapat beasiswa itu kan?"
"Iya Bu."
"Wah... selamat ya kamu."
"Hm... makasih Bu. Kalau gitu saya pamit ya Bu."
"Iya. Jangan lupa langsung mengganti seragamnya ya."
"Baik Bu. Saya permisi, Assalamualaikum."
"Waalaikumussalam."
Author POV
Rahel pun mencari Toilet. Karena takut kesasar lagi, ia pun bertanya pada cewek-cewek yg tengah berkumpul di depan kelas. Mereka adalah Kk kelas Rahel.
"Hm... misi Kk. Aku mau nanya?"
"Lo mau nanya apa?"
"Toilet cewek ada dimana ya Kk?"
"Toilet? Lo anak baru disini?"
"Hm... iya Kk."
"Oh. tuh toiletnya ada disana. Lo lurus aja terus belok ke kanan."
"Hm... makasih ya kk." Rahel melangkah jauh, Emang enak gue kerjain, Batin cewek itu.
Rahel mengikuti instruksinya. Ternyata ia dikerjain oleh Kk tadi. Ia pun kembali, dan mereka sudah tak ada lagi. Rahel kesal dengan sikap mereka kepadanya. Karena kesal, ia tidak memperhatikan jalannya.
Tiba-tiba...
Bruk.... Rahel menabrak Daniel, Hingga seragamnya jatuh.
"Sorry. Gue ga—Rahel?"
"Daniel."
"Lo kok bisa ada disini?"
"Iya. Aku tadi nyari toilet cewek. Ternyata ga ada disini."
"Toilet cewek ada disana."
"Oh, disitu."
"Lo baru dapat seragam?"
"Hm.. iya."
"Lo mau gue antar kesana?" tanyanya, Hm... apa aku ikut aja ya? Batin Rahel.
"Rahel, loh lo kok malah bengong."
"Hm... ga kok. Ok boleh."
"Ya udah yuk!" Rahel mengikuti langkahnya. Lagi-lagi cewek yg lain menatapnya sinis. Rahel mencoba tak menghiraukan mereka. Akhirnya mereka sampai.
"Tuh. toiletnya."
"Makasih. ya udah aku masuk dulu."
"Ya gue tunggu di sana." Daniel menunjuk kearah bangku kosong yg tak jauh dari situ.
"Oh oke."
10 menit kemudian.....
Rahel POV
"Daniel. yuk!"
"Oh Lo udah si..." Seketika Daniel terdiam melihatku.
Daniel sedikit terkejut melihatku. Mungkin karena seragam ini, yg membuatku sedikit manis. Soalnya warna seragamnya sangat soft dan senada dengan hijabku.
"Kenapa? ada yg salah pasang ya?" kataku heran.
"Hm... ga kok. Manis." gumamnya.
"Hah?"
"Hm... ga maksud gue warna baju Lo manis."
"Oh. iya sih aku juga suka sama warnanya."
"Eh, Lo lagi ada kelas pagi juga?"
"Iya, sekitar pukul 11.00 sih."
"Berarti sekitar setengah jam lagi."
"Iya."
"Tapi 10 menit lagi gue ada kelas. Ga apa gue tinggal?"
"Oh ga apa kok, santai aja."
"Oke. Kalau gitu sampai ketemu nanti."
Daniel melangkah meninggalkanku. Karena kelasku masih lama, aku pun mencari perpustakaan untuk meminjam beberapa buku. Alhamdulillah, aku cepat menemukan perpus itu.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumussalam."
"Misi Kk. Saya mau minjam buku disini."
"Oh. kalau gitu isi data lo dulu yaa."
"Baik Kk."
5 menit kemudian...
"Sudah Kk."
"Ok. Ini kartu perpus Lo. Dan ini buku perpus Lo. Kalau elo mau pinjam buku, Lo bisa isi disini dan meminta paraf sama yg bertugas disini. Dan elo harus menerima konsekuensi apabila telat mengembalikan buku tersebut. Bisa dimengerti?!"
"Siap bisa Kk." aku langsung mencari buku-buku jurusanku. aku sedikit bingung, karena perpus ini luas.
Disaat sedang melihat lihat buku...
"Hm... apa yg ini yaa?" kataku mulai sibuk dengan buku.
"Ini dia. Eh, bukannya dia..." ucap Reyhan.
Flashback on
"Aduh..."aku terjatuh.
"Lo bisa liat ga. Lo ga papa?" tanyanya.
"Aduh... maaf Kk aku ga sengaja."
"Ya udah. Eh, tangan Lo."
"Ya ampun."
Flashback off
Author POV
Reyhan baru sadar bahwa cewek yg di sebelah rak buku itu adalah cewek yg kemarin menabraknya. Ia terus memperhatikannya. Sedangkan Rahel, terlalu sibuk dengan bukunya. Hingga ia tak sadar sedang di perhatikan oleh orang lain.
Rahel POV
"Hm, keknya bukan ini...." aku terdiam saat meletakkan buku ke rak. Keknya aku pernah ketemu dia tapi dimana ya, Batinku.
Kami saling bertatap. Lalu aku sadar, bahwa dia adalah orang yg membawaku ke UKS kemarin.
"Elo?!" katanya sadar.
"Hm... hai kk." sapaku, tapi segera dia alihkan pandangan.
"Cuek amat. orang cuman nyapa." gerutuku pelan.
"Lo bilang apa?" ternyata ia mendengar gerutuku.
"Ga ada Kk."
Author POV
Reyhan lalu kembali mencari buku. Begitu juga dengan Rahel. Dia berkeliling, dan kini mereka bersebelahan.
"Lo nyari apa?"
"Buku Kk."
"Ya semua orang tau kali. Kalau orang ke perpus nyari buku."
"Tadi Kk bilangnya gitu."
"Maksud gue, lo nyari buku apa?"
"Oh, itu Kk. Buku matematika sama Kimia kelas XI. Dari tadi ga ketemu."
"Ini rak buku kelas XII."
"Loh. gitu ya Kk. Terus yg kelas XI dimana?"
"Cari aja sendiri. Ga usah modus."
"Hah? Modus?"
"Iya gue tau Lo pasti modus sama gue kan. Sorry gue ga akan termakan oleh tampang polos Lo."
"Siapa juga yg modus Kk. Kalau Kk ga mau kasi tau, ya udah. Ga usah pakai suuzon kek gitu." Rahel melenggang pergi.
"Dasar modus!" gumamnya.
"Duh dimana sih?" sungut Rahel, Tapi tu orang beneran ga tau apa gimana ya? Batin Reyhan.
"Apa disini kali ya? eh ini buku kelas X IPS."
"Kelas XI disana," ujarnya, "rak paling ujung sebelah kanan untuk anak IPA." tunjuknya.
"Loh kok Kk bisa disini?" Rahel kaget melihat kehadiran cowok tersebut.
"Dah ga usah banyak ngomong. Sini ikut gue." dia menarik lengan Rahel.
"Eh, ga usah narik-narik kali Kk! Aku bisa jalan sendiri." melepas tangannya.
"Habisnya Lo lambat." cercanya. Ih, siapa juga yg lambat, Rahel berdumel dihatinya.
"Tuh! Buku-buku nya ada disitu."
"Wah, akhirnya ketemu juga. Ini dia matematika, kimia, biologi,....." Rahel sibuk memilih buku.
"Lo anak baru?"
"Fisika..." Rahel masih sibuk dengan buku.
"Woi!! Gue ngomong sama lo."
"Astagfirullah Kk," mengatur detaknya, "jangan bikit kaget gitu napa?"
"Habisnya Lo gue tanyain malah ga jawab."
"Hm... iya maaf Kk. Aku kan lagi milih-milih buku. Emangnya Kk mau nanya apa?"
"Ga jadi." katanya cuek lalu melangkah pergi.
"Kk!"
"Apa?" Reyhan tetap melangkah tanpa menoleh.
"Makasih ya." ujar Rahel, Reyhan seketika berhenti, lalu ia menatap datar.
"Loh??" Rahel menatap heran.
Rahel POV
Setelah memilih buku, aku mulai menulisnya dalam buku perpus milikku. Lalu aku ke meja petugas untuk meminta paraf. Setelah itu sebagian buku aku masukkan tas dan sebagian lagi ku pegang. Aku beranjak keluar dan memasang sepatu.
"Ok, sekarang aku... Hah? Udah pukul 10.50." kaget melihat jam tangannya.
Aku lantas berlari, padahal aku juga belum tau kelasnya dimana. Aku bingung, sedangkan waktu terus berjalan.
"Aduh... kelasnya mana sih?" kataku terus berlari.
Bruk...
"Maaf Kk aku ga sengaja."
"Lo kalau jalan...." katanya seketika berhenti.
"Kk Bara."
"Rahel."
"Maaf Kk aku ga sengaja. Soalnya aku buru-buru tadi."
"Iya ga apa. Lain kali kalau jalan liat-liat."
"Iya Kk. Maaf."
"Emangnya Lo mau kemana?"
"Aku ada kelas Matematika Kk. Dan gurunya lagi di kelas X MIPA Guntur."
"Terus kenapa lo lewat sini?"
"Eh, berarti aku salah jalan ya kk?"
"Ya jelas salah lah. Ini lorong XI IPS. Lorong X MIPA disana." tunjuknya.
"Oh, pantesan ga ketemu."
"Ya udah biar gue antar."
"Ga usah Kk. Kk kan ada kelas juga ga?"
"Kelas gue masih lama. Lagian kan kalau lo nyasar bisa-bisa terlambat."
"Iya juga sih. Ok, Kk kalau gitu Ayuk Kk! Bentar lagi gurunya masuk." ujarku sambil menarik lengannya, seketika dia terdiam.
"Kk Ayuk!" pintaku kembali menarik.
"Iya-iya...." Bara tersenyum tipis.
"Dimana kk?" melepas lengan Bara.
"Di situ. " jawabnya menunjukkan pintu no 3.
"Yg mana kk?"
"Lo ga nampak? Sini!" kini Bara menarik lenganku. Eh, batinku.
"Nih, kelasnya."
"Eh iya. Makasih ya Kk."
"Dah sana Lo masuk. Tu gurunya udah jalan kesini."
"Eh iya. Ya udah aku masuk ya Kk. Sekali lagi makasih." kataku dengan senyuman.
"Sama-sama.” Bara jadi ikut tersenyum. Tanpa ia sadari, Pak Hardi telah berada di depannya.
"Ehem..." Pak Hardi menyadarkan Bara.
"Eh, Pak Hardi." sapanya lalu menyalami guru itu.
"Kenapa kamu disini Bara? Kamu mau masuk kelas saya?"
"Hah? ga Pak. Saya cuman lewat aja tadi. Kalau gitu saya pamit ya Pak." Bara lalu melangkah melesat jauh dari kelas tersebut.
"Dasar anak-anak."
Rahel kemudian mencari kursi kosong. Tapi, hanya satu kursi belakang yg kosong. Dan disana sudah ada seorang cowok yg terlihat samar olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PELIK [COMPLETED]
TeenfikceFOLLOW DULU 🍄 *Sebagian part diprivasi SMA Alam Semesta merupakan sekolah favorit dan terunik di Bandung. Keunikannya bisa dilihat dari cara belajarnya layaknya Universitas. Mungkin ini sulit dimengerti, tapi tidak sedikit yang ingin sekolah disini...