³¹ Akrab

292 41 3
                                    

“Baiklah untuk tugas baru, Ibu akan bagi kalian menjadi beberapa kelompok. Dimana satu kelompok terdiri dari 4 orang.” jelas Ibu kimia.

“Mudah-mudahan kita sekelompok ya.” Aurora menggenggam tangan Rahel.

“Baiklah, kelompok 1...,” Satu persatu disebutkan, ternyata Rahel dan Aurora sekelompok. Mereka juga ditemani dua orang yang tak asing.

“Jadi kita sekelompok sama Kk Bara?” tanya Aurora pada Rahel.

“Ok. Kelas kita telah selesai, jangan lupa kerjakan tugasnya. Dan dikumpulkan 2 minggu lagi, sekian, siang anak-anak….” Cantika meninggalkan kelas.

Keramaian kantin…

Aurora dan Rahel tengah bersantai di sebuah meja pojokan. Keramaian kantin, seakan tak dihiraukan. Rahel mencomoti bekal roti coklat kesukaannya, sedangkan Aurora melahap Soto Mie.

Di tengah kenikmatan itu, suasana kantin seketika hening. Semua mata tertuju pada Geng Cecan yang tengah melabrak seorang gadis, dia adalah Rika teman satu kelas Rahel. Terlihat Stella yang begitu keras menggenggam tangannya, tak satupun mau melerainya. Bahkan tidak berani menatap lebih lama, karena Helen akan membalas dengan tatapan sinis.

“Ya Allah, kasihan Rika.”

“Jadi lo jangan pernah deketin Daniel lagi, ingat itu!”teriak Stella dengan genggaman semakin keras.

“I-iya Kk.”jawab Rika panik. genggaman itu terlepas, sebuah tamparan hendak mendarat di pipinya gagal, karena seorang cowok.

“Marcel.” Rika menatapnya senang.

“Ih... lepas!!”Aurel merintih, lalu dilepas oleh Marcel.

“Lo ikut gue.”ajak Marcel, Rika lalu mengikuti langkahnya. Aurel terlihat kesal, bagaimana tidak? Dia lagi-lagi gagal menampar manusia karena pembelaan seorang cowok.

Berbagai anggapan dari manusia kantin, ada yg ‘oh’, takjub, dan bodo amat. Keramaian kembali, bahkan lebih ricuh dari sebelumnya. Tentu saja, dua manusia tampan tengah memasuki kantin layaknya pangeran yang dibentangkan karpet merah.

“A-aa…” teriak salah satu siswi

“Mereka tampan amat sih, godain adek dong Kk.” ucap siswi lainnya.

Aurel yang melihat pujaan hatinya, langsung melontarkan senyuman super manisnya. Sedangkan Helen, sibuk merapikan rambutnya. Reyhan dan Bara tak mengacuhkan pandangan tersebut, mereka melangkah ke meja sudut itu.

“Ih.. kok malah kesitu sih.”kesal Aurel.

“Pengen gue hilangin kedua cupu itu.” Helen berdecak kesal.

Keakraban antara mereka, membuat Geng Cecan semakin kesal. Tapi, tak terlihat kegelisahan atau ketakutan lagi dari wajah Rahel dan Aurora. Mereka berempat seakan telah menjadi sahabat baik, walau tak ada peresmiannya. Daniel tak mau kalah dengan kedua cowok itu, membuat dia mulai bergabung dengan mereka.

“Hai gue boleh gabung?”tanya Daniel membawa nampannya, memberi kode bahwa tidak ada meja lagi.

“Hm... boleh.”jawab Rahel dengan senyuman, Daniel menarik sebuah kursi kosong dan bergabung dengan mereka.

Aurora si pembuat lelucon seketika terdiam, melihat pujaan hatinya kini berada tepat dihadapannya. Tiga manusia lainnya heran melihat tingkah Aurora, yang seketika salting saat tatapannya terbalas Daniel.

“Haduh.. jadi nyamuk kita nih.”kata Bara meledek.

“Nyamuk? Kk apa-apan sih.”jawab Aurora malu dengan pipi sedikit memerah.

PELIK [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang