⁴³ Gelisah

253 32 2
                                    

“Bi,” sapa Aneska, gadis pemilik wajah tirus, “gimana rencana lo selanjutnya?”

“Gue akan buat dia jatuh kembali ke gue.” Gadis berparas cantik itu melipat tangannya didepan dada.

“Lo yakin?” tanya Vera lalu meneguk minumannya.

“Kalian berdua ini sebenarnya dukung gue ga sih?” lirihnya.

“Kita pasti dukung lo Bi.” ujar Vera, “Tapi, gue rasa itu bukan hal yang mudah.” Vera memakan kentang goreng dihadapannya.

“Iya Bi,” Aneska masih menatap ponselnya, “ibaratnya lo itu jilat ludah sendiri. Kan elo  yang dengan angkuhnya mengatakan ‘gue bosan sama Lo dan lo belum pantes buat gue!” Lo ingat ga?”

“Bodo!” tukasnya, “buat gue Reyhan adalah segala-galanya. Anggap gue ga pernah berkata seperti itu padanya dan gue yakin dia pasti masih ada rasa sama gue.” ujarnya percaya diri.

“Jangan sebut Bianca jika keinginannya tak tercapai.” jelas Vera.

“Siapa yang tak kenal Bianca Rain, makhluk yang selalu keras kepala.” ledek Aneska.

Mereka kemudian saling tertawa lepas mengundang tiga pria mendekati ketiga cewek seksi nan cantik rupawan.

“Hai cantik.” sapa ketiga Pria itu bersahut-sahutan.

Ketiga pria itu lalu mengambil posisi disebelah cewek-cewek tersebut. Melihat kehadiran mereka, Bianca si ratu genit itu mulai membuka dua kancing atas baju seragam sekolah menampakkan dadanya yang mulus.

Vera dan Anaske pun tak kalah main, mereka berdua membiarkan dirinya dibelai dengan manis oleh pria tersebut.

“Apa lo mau senang-senang cantik?” bisik lelaki tersebut sambil merangkul pinggang Bianca.

“Gue lagi malas.” tukasnya, “gue mau balik aja.” Bianca melepas rangkulan Pria tersebut.

“Loh Bi, tumben?” tanya Aneska dengan posisi dipangkuan pria bernama Michael.

“Ikut kita ke Club yuk Bi!” ajak Vera menggenggam tangan Pria disebelahnya, Rega.

“Gue males, mau balik aja.” ujarnya, tapi Pria bernama Jonas itu melingkarkan tangannya ditubuh Bianca.

“Ayoklah Bi!” ajak Vera, “Sekedar minum-minum sama dance doang, ga papa kan?” ujar Vera.

“Cuman itu aja kan?” tanya Bianca.

“Iya cantik, itu aja kok. Yang penting lo mau bareng gue.” bisik Pria tepat ditelinganya.

“Ya udah.” jawabnya saat lingkaran tangan terlepas, “Jangan terlalu nakal ya.” bisik Bianca penuh goda pada Jonas.

Jonas lalu menggendong Bianca masuk kedalam Club yang tak jauh dari kafe tersebut diikuti dengan kedua sahabatnya.

🌠🌠🌠

“Kita harus membantu Rahel Kk.” ujar Aurora menatap senja dari kaca mobil tersebut.

“Lo benar.” jawab Bara masih fokus dengan jalanan kota.

Setelah mengantarkan Aurora, Bara melajukan mobilnya menuju perkarangan rumahnya. Kini, ia telah melenggang masuk ke kamarnya tanpa menghiraukan tiga pasang mata yang melihatnya.

Bara menghempas kuat tubuhnya di kasur empuk tersebut dan mengusap kasar wajahnya. Mudah-mudahan lo baik-baik aja Hel, Bara lalu mengambil wudhu dan melaksanakan Sholat Maghrib.

🌵🌵🌵

Regina menatap jam dinding kamarnya berulang kali, Kenapa mereka belum pulang? batinnya.

PELIK [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang