Bara dan Aurora telah menyelesaikan kelas masing-masing, hari menunjukkan pukul 15.00. Mereka kemudian bertemu disebuah Kafe Stars sesuai janji kemarin sore. Butuh waktu sekitar 15 menit Bara menunggu, akhirnya Aurora datang. Untuk mempersingkat waktu, mereka bergegas masuk kedalam mobil mewah Bara.
“Lo udah izin orang tua lo?” Bara menghidupkan mesin mobil.
“Udah Kk. Awalnya Bunda nolak, tapi setelah mendengar nama ‘Rahel’ Bunda langsung memberikan izin. Yang terpenting kita harus hati-hati Kk.”
“Bagus kalau gitu.” sahut Bara sambil fokus dengan jalanan kota.
“Kita cari Rahel kemana Kk?” tanya Aurora.
“Gue masih belum tau.” jawab Bara, sedangkan Aurora sibuk menelfon seseorang.
Alhamdulillah, Paman angkat telfon gue, Aurora mendengar suara di sebrang telfon. Bara memilih diam dan memberikan waktu pada Aurora. Setelah telfon terputus, terukir lekukan manis diwajah Aurora.
“Kenapa lo?” tanya Bara, ”Kesambet?” Bara kembali fokus menyetir.
“Ya ampun Kk, kejam amat bilang gue kesambet.” tukas Aurora.
“Habisnya lo ngapain? Terima telfon langsung senyam-senyum.” jelas Bara.
“Gue udah tau gimana cara temuin Rahel Kk.” ujar Aurora membuat Bara menatapnya penuh tanya.
“Iya Kk, tadi gue telfon Paman gue yang biasa lacak keberadaan orang. Terus dia akan share location keadaan Rahel.” sahut Aurora gembira.
“Alhamdulillah.” Bara tersenyum, kemudian terdengar dering tanda pesan masuk di ponsel Aurora.
“Nih Kk, alamatnya.” Aurora lantas memberikannya kepada Bara, mereka pun melesat ke tempat tujuan.
🏚️🏚️🏚️
Rahel membuka matanya, jadi aku masih disini? Rahel berusaha mendekatkan dirinya dengan Reyhan. Ditatapnya Reyhan yang masih tertidur dengan beberapa memar diwajahnya.
Kemudian, tatapan beralih ke Shelin yang letaknya tak jauh dari mereka. Namun, Shelin berada lebih tinggi dari mereka. Karena Rahel dan Reyhan diposisikan di lantai, sedangkan Shelin diatas kursi dan disekat meja besar agar tak bisa dekat dengan kami.
Ih—ini ikatannya keras banget sih, Rahel terus mencoba melepas ikatan ditangannya. Disaat ia berusaha melepas ikatan, pegangan pintu bergerak tanda akan ada yang masuk. Rahel lalu menutup matanya, seakan tak sadarkan diri dengan tujuan ingin mengetahuinya.
“Jadi ada dua bocah yang mencoba menyelamatkannya?” tanya Pria gagah, selaku Bos.
“Iya Bos, tapi mereka telah kami atasi. Dan kini kami sekap mereka ditempat yang sama Bos.” jelasnya.
Yiko lalu membuka pintu dan mengajak Tristan masuk. Tristan tersenyum miring saat melihat Shelin yang terkulai lemas tak berdaya, saat ia menoleh kearah yang dimaksud, Bukannya itu Reyhan? Tristan kaget bukan main melihatnya.
Kemudian ia meminta anak buahnya untuk memindahkan Shelin ke kamar yang berbeda. Awalnya Shelin menolak, tapi apa dayanya ia melihat kursinya diseret oleh pria-pria berbadan besar tersebut. Kini mereka berbeda ruangan, Shelin diletakkan tepat dikamar sebelahnya yang berjarak sebuah lorong dapur.
“Kamu dan Ibumu terlalu bodoh,” Tristan memegang dagu Reyhan, “Dengan begini, aku lebih leluasa menguasai semuanya. Aku tak menyangka jika anak tiriku yang tampan ini jadi ikut terlibat. Tapi, ya sudahlah. Kan kamu yang masuk kedalam lubang buaya, bukan aku.” Tristan lalu melenggang keluar dan para penjaga mengunci ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PELIK [COMPLETED]
Teen FictionFOLLOW DULU 🍄 *Sebagian part diprivasi SMA Alam Semesta merupakan sekolah favorit dan terunik di Bandung. Keunikannya bisa dilihat dari cara belajarnya layaknya Universitas. Mungkin ini sulit dimengerti, tapi tidak sedikit yang ingin sekolah disini...