12.Keputusan

276 32 25
                                    

Lisa menoleh dan menatap deka dalam, sama seperti lisa deka juga melakukan hal yang sama. Menanti sebuah jawaban yang di tunggu dari mulut lisa, harapannya masih sama ia masih menginginkan lisa di sampingnya, menjadi sandaran di kala ia terpuruk.

"Lis!". Deka mengguncang pundak lisa, yang seketika sedikit tersentak.

Lisa tersenyum tipis, untuk menetralkan raut wajahnya di depan deka.
"Iya deka?". Katanya sedikit gugup.

"Gimana jawabannya? Lo mau kan balikan sama gue?". Tanya deka mengulang pertanyaannya.

Lisa membuang nafas kasar, matanya juga ia pejamkan sebelum dia benar benar mengambil keputusan yang kedua kalinya.
"A~".

Rasanya lidah lisa mendadak kelu saat ia akan menjawab, entah mengapa ia kembali terdiam dan terlihat berfikir. Lalu tatapan mata lisa kembali tepat di manik mata deka yang jelas terlihat masih mengharap lisa kembali padanya, lisa perlahan menggelengkan kepalanya. "Maaf deka! Bukannya gue gak sayang sama lo, tapi saat ini gue lagi butuh waktu untuk sendiri. Lo inget kan komitmen lo dulu pas awal kita pacaran?". Lirih lisa, sebenarnya ia tak tega untuk mengungkapkan ini, tapi hatinya yang terus mendorongnya dengan keputusannya.

Deka menunduk, air matanya juga kembali terjatuh, dan ia mengangguk perlahan dengan pertanyaan lisa.
"Sorry lis, gue emang pernah bilang ke lo, kalo hubungan sudah berakhir ya semuanya juga ikut berakhir, meskipun kita akan memulai dari awal lagi pun rasanya pasti akan berbeda dari sebelumnya! Gue paham!". Deka mengusap air matanya kasar. "Tapi apa gue boleh jilat ludah gue sendiri lis? Kalo gue pingin tarik semua kata kata gue itu? Jujur, gue belum rela lepasin lo!". Lanjut deka memohon ke lisa.

"Gue sayang sama lo!". Lirihnya lagi dengan isakan.

Lisa tersenyum dan menggeleng lagi.
"Jangan nangis deka! Lo kan gak pernah mau ada orang yang liat lo nangis! Lo cowok harus kuat dong!". Kata lisa sembari mengusap punggung deka. "Begini deka, lisa juga sayang sama deka, mungkin sayangnya lisa lebih besar dari deka.. tapi, di satu sisi gue gak mau lo jadi laki laki pecundang yang jilat ludah lo sendiri, laki laki yang gak bisa di pegang ucapannya! Gue gak mau deka, gue mau lo tetep jadi deka yang gue kenal! Deka si laki laki dingin yang berpegang teguh dengan ucapannya!!". Lisa menghapus air mata deka dengan ibu jarinya, jujur saja sebenarnya hatinya juga ikut sakit.

"Kalo udah jodoh gak akan kemana kok ka!". Kata lisa lagi menguatkan deka.

"Tapi gue sayang lo lis! Gue cinta sama lo! Lo masih mau kan berjuang bareng sama gue?".

Lisa mendadak terdiam, ia juga menundukkan kepalanya dalam-dalam, mencoba menahan air mata yang kembali akan terjatuh dari matanya.
"Gue juga sayang sama lo ka! Gue mau berjuang sama lo, cuman untuk status gue masih bimbang! Gue butuh waktu, jujur hati gue masih sakit!". Jawab lisa yang akhirnya menumpahkan cairan bening yang ia tahan sedari tadi.

"Maaf udah nyakitin lo lis!". Deka menyesal. "Gue boleh peluk lo lagi lis?". Tanya deka dengan suara seraknya.

Lisa mengangguk dan dengan cepat deka menariknya dalam pelukannya sangat erat hingga tak ada celah di antara keduanya.

Setelah beberapa saat mereka berpelukan, lisa lah yang pertama mengakhiri tubuhnya di dekap oleh deka, sedangkan deka hanya tersenyum memaklumi, kalo sekarang lisa bukan lah siapa siapanya lagi.

"Lis pulang sekolah jalan yuk!". Ajak deka dengan senyumnya.

"Emangnya gak ada jadwal ngegame?". Tanya lisa sambil terkekeh.

Deka juga ikut terkekeh.
"Haha.. mulai hari ini gue cuman fokus sama lo lis!". Jawab deka, membuat lisa mengerutkan dahinya.

"Fokus apa?".

Romantic (Donghyuk-Lisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang