38. Rasa Penasaran

159 23 22
                                    

Saling berdiam diri di dalam mobil, sebenarnya adalah hal yang sangat begitu canggung bagi Juki. Karena, ia hanya mendapati lisa yang terus menatap kosong jalanan dengan tatapan lurus ke depan tanpa ada hal yang di bicarakan sama sekali. Jujur saja itu sangat membuat juki merasa bosan. Apa ini yang di namakan menjalankan hubungan karena sang cewek belum bisa lepas dari masa lalunya?.

Juki menghela nafas panjang, lantas ia meraih tangan kanan lisa dan di genggamnya. Sedangkan yang di perhatikan, masih tetap diam tanpa menoleh.

"Lis..". Panggil juki. Mungkin itu sudah panggilan ke 15 kali sejak pertama kali lisa masuk ke dalam mobilnya.

Awalnya mereka akan berjalan-jalan menikmati angin sore, yang cukup segar di taman kota. Seperti halnya sepasang kekasih yang menghabiskan waktu bersama di waktu luang, namun tidak dengan pasangan ini. Lisa justru sepanjang jalan hanya mendiami juki, membuat sang pengemudi mobil mau tidak mau menepikan mobilnya di pinggir jalan karena sudah tak tahan dengan keadaan.

"Sampai kapan kamu mau diemin aku kaya gini?". Tanya juki dengan lirih. "Apa ini semua karena deka? Lo belum bisa rela lepasin dia gitu aja dan jalani hubungan kita ini dengan serius?".

Lisa yang mendengar itu spontan menundukkan kepalanya. Lisa, tidak bisa lagi berbohong soal perasaannya. Dia ingin jujur, kalo sebenarnya ia hanya terpaksa menerima juki sebagai pacarnya karena keadaan yang mendesaknya.

"Maaf...". Lirih lisa yang kini terisak karena tangisnya yang pecah.

Juki mendongakkan kepalanya sebentar dan mengangguk-ngangguk pelan.
"Gue udah duga sebelumnya lis. Lo emang gak pernah bisa buka hati buat gue. Gue tau lo sebenarnya terpaksa menerima gue, karena lo iba dengan perasaan gue yang gak akan pernah terbalas sama lo. Tapi, kalo tau begini akhirnya lebih baik dulu lo gak usah terima gue. Kalo lo nya aja masih bimbang antara gue atau deka. Karena kalo sudah begini, gue maupun deka sama-sama tersakiti". Kata juki.

Lisa perlahan mendongakkan wajahnya, lalu ia menoleh ke arah juki dengan tatapan yang tak mengerti dengan apa yang di ucapkan juki.

Juki membalas tatapan lisa, lantas ia tersenyum.
"Begini lisa, mungkin rasa sakit gue gak sebesar yang di rasakan oleh deka, karena dia udah gak bisa milikin lo. Tapi meskipun gue milikin lo, yang gue milikin bukan hati lo tapi cuman raga lo. Itu yang bikin perasaan gue sakit. Lo selalu berpura-pura seakan terlihat baik di depan gue karena gue udah menyandang status sebagai pacar lo, tapi enggak dengan hati lo. Hati lo masih sepenuhnya milik deka".

Helaan napas juki kembali terdengar gusar, sebelum  ia akan kembali melanjutkan ucapannya. Berusaha mengumpulkan keberanian untuk tetap jujur dengan lisa.

"...Dan gue mau minta maaf lisa. Sebenarnya, gue deketin lo selama ini karena gue merasa penasaran aja sama lo. Gue~".

"Jadi selama ini lo gak tulus sama gue juk?".  Lirih lisa dengan air mata yang kembali menggenang di sudut matanya.

"Lis bukan gitu maksudnya. Lo dengerin dulu penjelasan gue!".

"Dengerin apa lagi sih juk? Kalo kehadiran lo cuman sebatas penasaran sama gue, jujur gue bener-bener nyesel udah terima lo. Gue kira kehadiran lo, akan buat gue lupa dengan kenangan yang gue bangun indah sama deka dulu. Tapi sekarang? Hubungan gue kembali renggang dan kaku dengan deka. Terlebih lagi sekarang deka ada di rumah sakit, dia sakit keras. Gue nyesel udah sakitin dia..hiks..". Marah lisa mencerca juki yang merasa sangat bersalah sudah berbuat demikian dengan lisa.

Sebenarnya ini yang juki takutkan sedari dulu. Ia sangat enggan untuk mendekati lisa dan menjadikan lisa sebagai pacarnya. Namun, karena desakan dari teman-temannya yang tidak menyukai deka dan sahabatnya membuat ia harus luluh dan menerima desakan untuk menghancurkan hubungan deka dengan lisa.

Romantic (Donghyuk-Lisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang