30. Berubah

156 34 4
                                    

Sepanjang perjalanan deka dan lisa hanya berdiam diri saja. Ya, lisa kini sudah berada di dalam mobil bersama deka, setelah ia mengejar deka dan membujuk untuk pulang bersama. Sampai akhirnya, deka luluh dan membolehkan lisa untuk masuk ke mobilnya.

Dapat di lihat wajah deka yang masam, sepertinya laki-laki itu tengah menahan kesalnya karena tadi berantem dengan vibran.

"Deka?".

Deka tidak menjawab, pria itu terus fokus pada jalanan. Ia tak mau kalo dia bawa mobil tidak fokus, yang ada ntar dia nabrak dan lisa terluka. Sumpah, deka gak mau itu terjadi.

"Deka?". Panggil lisa lagi, kali ini lebih merengek.

Lisa mendengus kesal, karena deka masih tak menyahutnya. Akhirnya, dia pun meletakkan tangannya di stir mobil dan menggerakkannya, secara otomatis deka terkejut.

"Lisa lo apaan sih? Lepas gak! Ntar nabrak". Pekik deka menepis tangan lisa agar terlepas dari stir mobilnya.

Lisa pun akhirnya melepaskannya. Tapi raut wajahnya masih kesal karena deka masih menyuekinya.

"Deka lo marah sama gue?". Tanyanya yang kini matanya berkaca-kaca.

Deka yang mendengar itu, langsung menepikan mobilnya dan berhenti. Ia menoleh ke arah lisa yang sudah menangis.

"Gue gak marah sama lo". Ucapnya lembut menghapus air matanya. "Jangan nangis gini.."..

"Gimana gue gak nangis kalo lo diemin gue kaya gini? Lo tuh sebenarnya kenapa? Kalo lo marah sama gue, jangan diemin gue kaya gini. Gue takut..". Lirih lisa dengan isak tangisnya.

Deka menghela nafas panjang dan menatap lekat mata lisa.
"Gue gak marah sama lo lisa. Gue cuman lagi kesel aja sama vibran, kenapa dia suka banget permaluin gue di depan umum. Ya gak salah sih, lo cantik dan dia suka sama lo. Wajar kalo dia benci gue". Lirih balik deka yang kini mengalihkan tatapannya kembali ke depan.

"Tapi gue gak suka dia..".

"Tapi lo suka juki".

Lisa terdiam dengan balasan ucapan deka. Ia menjadi merasa bersalah, karena lagi-lagi perasaannya kacau. Antara deka atau juki. Dalam hatinya memang masih terukir nama deka, namun lain halnya dengan perasaannya ia lebih nyaman bersama juki.

"Gue gak mau bahas itu dulu. Yang mau gue bahas di sini, kenapa lo tadi diem aja pas vibran permaluin lo kaya tadi?". Rengek lisa karena ia juga merasa kesal dengan sikap deka yang hanya pasrah di ejek oleh vibran.

"Bukannya yang di bilang vibran itu bener lis? Gue kan emang penyakitan, dan dia juga bener kalo kemarin gue di anter mama ke sekolah". Balas deka, yang membuat lisa tersenyum miring.

"Tapi deka, ini beda. Lo bukan deka yang gue kenal. Lo biasanya bakalan balas, apa yang bikin lo marah. Tapi sekarang lo malah diem aja, harusnya lo lawan dong dekaaa. Gue gak terima tadi lo di tarik kerahnya gitu aja smaa vibran..".

"Lo bilang gue berubah. Tapi tanpa lo sadar, lo sendiri yang berubah". Balas deka lagi, yang seketika membuat lisa mengerutkan dahinya.

"Maksudnya?". Tanya lisa tak mengerti.

Deka hanya tersenyum miring. Benar adanya kalo sekarang lisa berbeda. Semenjak lisa kenal dengan juki, entah mengapa penampilan lisa jauh lebih terlihat cantik dari sebelumnya. Seperti sekarang saja, biasanya lisa tidak pernah merias wajahnya dengan sedikit tebal dan berganti pakaian yang bagus hanya karena ingin datang ke ulang tahun namjon. Setau deka, lisa orangnya gak mau ribet dan selalu tidak ambil pusing masalah penampilan.

"Lo sekarang lebih cantik dari pada dulu lo masih sama gue". Jawab deka. "Apa ini semua karena juki? Lo berubah karena lo mau keliatan cantik di depan juki?".

Romantic (Donghyuk-Lisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang