39. Goodbye

334 34 29
                                    

Lisa berlari dengan langkah yang cukup cepat memutari isi bandara untuk mencari laki-laki yang dari kemarin telah ia sakiti. Rasa bersalah dan tak rela terus menyelimuti pikirannya, terlebih lagi ia harus mendengar berita jika hari ini deka akan segera berangkat ke luar negeri untuk berobat. Tak rela, sungguh lisa tak rela jika harus di tinggalkan oleh deka seperti ini.

Sebenarnya, setengah jam yang lalu lisa berangkat dari rumah ke rumah sakit dimana deka di rawat untuk menjenguk dan meminta maaf atas semua kesalahannya. Hanya saja, baru saja ia sampai di tempat ia mendapat pesan dari Jissa kalo hari ini deka sudah ada di bandara untuk pergi ke luar negeri bersama papanya. Dengan cepat pun lisa, menyetop taksi dan berlaju menuju bandara.

Lelah. Lisa sudah sangat lelah ia menyusuri bandara itu untuk menemukan Deka. Namun, nihil. Ia tak menemukan deka di mana pun. Apa mungkin, pesawat yang akan membawa deka ke luar negeri itu sudah berangkat sebelum lisa sampai di sini?.

Lisa merosotkan tubuhnya di sebuah kursi tunggu. Ia menangis sejadi-sejadinya di sana. Meluapkan emosi dan amarahnya, karena sudah menyesal membuat deka yang selalu ada untuknya kini ia sudah melukai hatinya. Namun, tidak sampai di sini perjuangan lisa. Ia mendongak dan bangkit kembali untuk mencari deka. Karena, saat ia mendapat pesan dari jissa masih ada waktu 1 jam deka untuk chek in.

Lisa menghentikan langkahnya, tatkala ia melihat laki-laki yang di carinya ada di dekat pintu keberangkatan. Terlihat, deka tengah di sanggah oleh seorang yang badannya cukup lebih besar dari deka sendiri. Kemungkinan besar, ia adalah seorang bodyguard suruhan papa dari deka.

 Kemungkinan besar, ia adalah seorang bodyguard suruhan papa dari deka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lisa berlari menghampirinya.
"Dekaaa...".

Lelaki yang di panggil namanya itu menoleh, sembari tersenyum sekilas melihat lisa yang berlari ke arahnya. Lantas ia melepaskan kaca mata hitamnya, dan menyuruh bodyguard untuk melepaskan sanggahannya.

"Deka kamu mau apa?". Tanya papa jidi saat melihat deka yang akan beranjak untuk melangkah, begitu juga fika yang ada di sampingnya menoleh.

"Sebentar pa, ada hal yang harus deka selesaiin dulu". Kata deka.

Jidi nampak menganggukkan kepalanya pelan, dan membiarkan deka untuk melanjutkan langkahnya menghampiri lisa.

Setelah deka ada di depannya, lisa segera memeluk erat tubuh deka. Dia menangis sejadi-jadinya di dekapan deka. Sedangkan deka sendiri, membiarkan lisa untuk meluapkan kesedihannya.

"Deka jangan tinggalin aku.. hiks..". Ujar lisa dengan isak tangisnya.

Deka menangkup wajah lisa agar menatapnya. Deka membereskan rambut lisa yang sedikit berantakan agar rapih. Lalu setelah itu ia sedikit menyunggingkan senyumnya.

"Ngapain lo ke sini?". Tanya deka dengan nada suara yang sangat lembut.

"Aku nyusulin kamu. Kamu mau kemana? Kenapa kamu gak berobat di sini aja? Kamu pasti sembuh.. jangan tinggalin aku.. hiks..". Kata lisa dengan air mata yang tak dapat berhenti.

Romantic (Donghyuk-Lisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang