Besoknya, sesuai janji deka akan mengajak lisa kencan, lisa sesekali menatap dirinya di pantulan cermin kamarnya dengan sedikit menambah lipbalm di bibir mungilnya karena hari ini adalah hari jadi hubungan mereka di tahun pertama.
Meskipun, kemarin deka berkata untuk tidak perlu merayakannya tetapi sebenarnya deka ini seorang pria hangat yang tidak pernah mau membuat kekasihnya sedih, apa lagi sampai menangis walaupun demikian lisa bukanlah seorang wanita yang mudah menangis, ia hanya merasa sedih dan itu pun juga hanya sebentar saja dan ia akan kembali tersenyum seperti biasanya.
Lisa terus tersenyum di pantulan cermin, dan sesekali bergaya untuk memastikan penampilannya kali ini sangat sempurna, membuat seseorang yang berdiri di ambang pintu hanya bisa memutar bola matanya malas.
"Gue udah cantik kan ya?". Gumam lisa berbicara sendiri.
"Mau gaya lo jengkang kek! Mau gaya kayang kek! Mau gaya kejedot kek! Lo masih sama aja woy jelek!!". Kata seseorang bertubuh kecil itu mencibir lisa.
Lisa mendengus kesal, raut wajahnya memerah dan ia membalikkkan badannnya sembari tangan yang tertengger di pinggangnya menatap pria yang berstatus kakaknya itu mendelik tajam.
"Bisa gak itu mulut lo gak nambah dosa?". Tanya lisa dengan geramnya. "Suka banget nyinyirin orang! Heran!".
"Lah lagian lo ngimpi di dunia princess apa gimana? Pake segala miror di ajak ngomong, situ nenek sihir??".
"Bacot banget lo jomblo!!!".
"Biarin jomblo! Tapi yang deketin banyak!!". Sahut jinan menjulurkan lidahnya meledek lisa, membuat lisa menggerutu sebal.
"Iyain aja yang tua!!!". Ngegas lisa.
"Gue tua! Tapi awet muda! Liat aja nih, muka gue imut-imut banget!". Puji jinan pada dirinya sendiri.
"Imut-imut banget pingin jitak!!". Kesal lisa yang udah misuh-misuh gak jelas.
"Gak sopan lo jadi adek?". Tunjuk jinan, berdrama sedih. "Gak tau apa lo azabnya? Azab Seorang adik yang menghina kakaknya, jenazahnya berteriak kencang karena takut naik rollercoster!". Lanjutnya lagi.
"Dobol banget!!". Umpat lisa. "Awas!! Gue mau cabut!!". Lisa mendorong tubuh jinan yang menghalangi jalannya, karena deka yang sudah memberi tahu lewat pesan pribadi dengan lisa, bahwa ia sudah ada di depan rumah lisa.
"Jinan mana?". Tanya deka saat lisa yang baru masuk ke mobilnya, karena tak melihat kakak dari kekasihnya.
"Lagi sakaratul maut!". Jawab lisa santai.
Deka terbahak.
"Anjirrr pacar gue mulutnya perlu di manisin nih kayanya!". Kata deka masih terkekeh."Maksudnya?". Lisa mengernyitkan dahinya bingung.
"First kiss?".
"Hah?". Lisa membulatkan matanya saat mendengar ucapan deka.
"Gak usah sok polos deh!! Jijik banget gue liatnya!". Cibir deka karena lisa yang ternganga.
Lisa gelagapan, ia pun mengalihkan pandangannya ke arah luar jendela mobil.
"Gue kan emang masih polos! Gue adik kelas lo!". Sahut lisa yang tak mau kalah."Tapi lo suka gue kan?". Tanya deka sambil menaik turunkan alisnya menggoda lisa.
Sebenarnya, kali ini dada lisa berdetak lebih cepat jantungnya. Karena, deka orang yang sangat dingin itu jarang sekali menggodanya. Sekalinya menggoda, lisa akan langsung terhuyung lemas tak berdaya.
"A...a...i..ihhh lo apaan sih deka! Gue gak suka lo!". Jawab lisa dengan gugupnya.
Deka terkekeh mendengarnya, ia mengusap lembut surai panjang lisa.
"Kalo gak suka, gak mungkin lo jadi pacar gue! Gue kan ganteng! Makanya lo suka!". Ujar deka dengan pedenya, membuat lisa mendengus sebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romantic (Donghyuk-Lisa)
FantasíaGue bertahan, karena gue masih sangat menyanyangi Lo