LISA'S POV
AKU Lalisa Manoban yang saat ini menjabat sebagai CEO termuda di dunia. Jika kalian bertanya-tanya berapa umurku, baik, aku yakin kalian tidak akan pernah percaya padaku. Umurku 22 tahun, yah! Pada umurku yang masih 22 tahun, aku memimpin perusahaan terbesar di Seoul. Orang tuaku mengajariku dengan banyak strategi sejak usia dini, aku tidak benar-benar tertarik. Sebenarnya, aku lebih tertarik dengan dunia fotografi, tapi sayangnya orang tuaku berpikir bahwa itu akan tetap menjadi hobi, bukan profesi. Aku juga ingat saat aku mengatakan pada mereka bahwa aku akan membuka sekolah tari karena aku sangat suka menari, tapi pada kenyataannya tidak akan bisa. Mereka tidak menginginkanku berada di tempat lain selain sebagai kepala perusahaan terbesar karena sepertinya itu sudah direncanakan sejak awal. Aku harus dapat memahami bahwa aku harus dapat mengikuti semua keinginan orang tuaku tersayang.
Pagi ini agak dingin, aku berdiri di depan jendela yang menawarkan pemandangan seluruh kota. Orang-orang berjas yang tergesa-gesa agar bisa sampai di kantor tepat waktu, orang tua yang menemani anak-anak mereka, dan para tunawisma yang berjuang setiap hari agar dapat bertahan hidup. Tiga kali seminggu, aku memastikan aku bisa membeli makanan dan menyewa tim untuk mendistribusikannya di jalanan. Semua ini rahasia karena aku tidak ingin ada orang yang tau itu aku, mereka mungkin akan berpikir aku melakukan itu agar aku memiliki kesan yang baik.
Blaaaanggg....
"LALISA MANOBAN! Boleh aku tau apa ini?" eommaku melemparkan koran gosip ke meja. Dia marah seperti saat dia memergokiku tidur dengan salah seorang koleganya, waktu itu aku tidak dapat menahannya. Wanita itu melakukan segala hal agar mendapatkan perhatian.
"Eomma, kau tau ini hanya berisi omong kosong dan aku tidak bisa menahannya." jawabku, aku memutar bolamataku malas.
"Aku tidak akan ikut campur dengan hubunganmu Lisa, aku hanya ingin kau berhati-hati, itu dapat mengacaukan citra perusahaan kita." katanya, dia memijat kepalanya, eomma yang malang aku benar-benar membuatnya gila.
"Eomma, aku minta maaf okay. Aku akan menjadi lebih baik untuk selanjutnya." ucapku dengan nada imut.
"Janji?"
"Aku berjanji ma." eomma lalu mengecup keningku. Terlepas dari segalanya, aku menyayangi eomma lebih dari apapun, meskipun aku sering merasa kesepian karena orang tuaku yang sering pergi karena urusan bisnis.
Ada banyak jenis manusia disekitaku, mereka yang mendukungku, dan mereka yang iri dan cemburu. Aku merasa kasihan pada mereka, mereka pikir bahwa dengan semua uang yang aku punya aku akan bahagia. Tidak! Aku akan lebih senang jika aku memiliki kehidupan normal, pergi berlibur, merayakan tahun baru bersama orang tuaku, menonton film horor di ruang tamu dengan teman-temanku, dan berfoto di tempat yang yang tidak biasa tanpa ada yang menggangguku. Dalam hal ini aku lebih suka menjadi orang yang cemburu dengan mereka, karena aku lebih suka menjadi Lisa, bukan Lalisa Manoban si CEO.
🔸🔸🔸
Sebuah panggilan masuk membuyarkan lamunanku. "Hai Chipmunk! Ada apa?" jawabku sambil terkekeh.
"Yaaakkkkk Lisa! Aku bersumpah aku akan membunuhmu suatu hari nanti!" nada suaranya terdengar kesal dan itu membuatku tertawa.
"Yah, aku tau kau mencintaiku. Kau tidak akan bisa membunuhku CHIP-MUNK!" aku sengaja menekan nama panggilannya.
"Aku benar-benar membencimu! Aku bahkan tidak tau kenapa kita bisa berteman baik!" yah, dia terdengar benar-benar kesal.
"Aigoo aigoo, aku berhenti. Jadi, apa alasanmu menelfonku?" dia menghela nafas.
"Jum'at malam, kita akan merayakan ulang tahun Seulgi di club. Tapi tidak usah khawatir, karena kami tidak akan memesan ruang VIP agar kau tidak menemukan dirimu dalam salah satu halaman gosip." ejeknya.
"Ha-ha-ha-ha... Sangat lucu Park Chaeyoung. Oke, katakan saja waktunya."
"Jam 8 di bar Siren, dan tolong jangan kembali dengan membawa sugar baby." dia terdengar kesal seperti eomma sebelunya.
"Yes Ma'am. Sampai jumpa hari Jum'at Chipmunk!" teriakku.
"YAAKKK! LALISA! AKU AKAN MEMATAHKAN TULANGMU! KEN...." aku langsung memutuskan panggilan dan tertawa. Rosè adalah sahabatku, kami bertemu di salah satu pesta orang tuaku, keluarganya memiliki hotel bintang 5 dan itu adalah yang paling terkenal di ibu kota. Rosè dan aku tumbuh bersama, kami melakukan segalanya bersama tanpa terkecuali, kami saling melindungi, dan sudah seperti saudara. Aku senang bisa memiliki dia dalam hidupku.
Tok tok tok...
Seorang mengetuk pintu. "Masuklah!"
Itu Sunmi, sugar baby terakhirku. Dia adalah tipe gadis idaman semua pria, dia cantik, cerdas, lucu, dan sangat seksi, pacarnya benar-benar bodoh karena telah meninggalkannya. Kami bertemu di bar, dia mabuk malam itu dan terus menangis. Aku berbicara dan menemaninya karena banyak orang yang memperhatikannya, dan jika aku membiarkan gadis ini sendirian, mungkin akan terjadi sesuatu. Dia menjelaskan semua masalahnya padaku, jadi aku menawarkan kesepakatan. Aku punya 4 sugar baby sebelumnya dan aku akan segera berhenti saat aku merasa mereka mulai tertarik padaku. Bukan berarti aku tidak memiliki hati, aku menawarkan bantuan dan gantinya adalah tubuh mereka, aku harus memuaskan hasratku dengan baik. Jadi kontrak itu jelas, tidak akan ada perasaan, yang boleh terlibat hanya uang dan seks. Dan yang paling penting adalah, mereka bebas untuk tidak menerimanya.
"Dad, beri aku 800.000 won? Aku akan berbelanja dengan teman-temanku hari ini." katanya menggoda, dia duduk diatas pangkuanku dan mengalungkan lengannya di leherku. Itu membuatku bergairah untuk bercinta.
"Tentu baby... Tapi sebagai gantinya, aku ingin kau menghisap penisku dengan baik jika itu memungkinkan." aku berbisik dan menggigit daun telinganya dan dia bergetar.
Aku adalah wanita yang istimewa, aku memiliki penis dan itu membuat mereka menginginkanku. Dia mulai menggigit bibirnya dan menghisap leherku. "Tentu Daddy, aku akan menghisapnya dengan keras."
🔸🔸🔸
Setelah bercinta, aku memutuskan untuk mandi.
Untungnya aku punya kamar mandi di kantorku. Ini sudah seperti rumah kedua bagiku, dan itu sangat berguna ketika aku masih remaja, dan setelah melakukan hal itu, aku akan berpakaian lebih rapi. Pernah suatu hari saat aku meniduri sugar babyku, sekretarisku menelponku bahwa salah satu rekan kerjaku datang lebih awal dari waktu yang telah diharapkan. Aku berlari dengan cepat sampai lupa menutup resletingku, semua karyawan menatapku. Itu sangat memalukan, dan semenjak hari itu aku berjanji pada diriku sendiri bahwa aku akan berhati-hati.Drttttt drttttt.....
"Lisa?" aku mengenal suara itu.
"Appa! Aku sangat merindukanmu! Kapan kau akan pulang?" ucapku seperti anak kecil.
"Aigoo, kau terlihat seperti bayi. Appa punya banyak pekerjaan, appa akan kembali minggu depan. Oh! Bagaimana dengan eommamu? Masih sangat menjengkelkan?" dia tertawa kecil.
"Ya... Tapi aku sudah terbiasa sekarang, kau tau."
"Hahaha, eommamu tidak akan pernah berubah. Dan tentang gadis-gadis?" tanyanya nakal.
"Tidak ada yang istimewa." jawabku datar.
"Aish Lisa, tidak usah khawatir, suatu hari nanti kau akan menemukan wanita yang sempurna. Wanita yang membuat hatimu berdebar."
"Appa, aku tidak membutuhkannya. Itu bukan masalah bagiku!"
"Baiklah, kita akan melihatnya. Aku mencintaimu putriku..... Pangeran, mungkin itu lebih cocok untukmu."
"Lucu sekali. Aku juga appa! Sampai jumpa minggu depan." aku sangat merindukannya, aku tidak tau bagaimana kondisinya bisa baik-baik saja ditengah pekerjaan yang harus dia lakukan.
-o0o-
Tbc!
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SUGAR DADDY - (jenlisa id)
FanfictionJennie Kim, seorang mahasiswa hukum, berjuang setiap hari untuk menghidupi dirinya sendiri. Tidak seperti anak muda lain di usianya, dia tidak pernah pergi ke klub dan menghabiskan waktu untuk minum sampai pagi. Sebaliknya, dia bekerja paruh waktu t...