Chapter 23: Peaceful

13.9K 1K 11
                                    

Wait! Aku mau nanya dulu!
Yang Chapter 21nya udah kelitan belum? Soalnya disini udah ada tanda dipublish.....
Tadi kan sempat error, jadi yang chap 21 telat di up ulang, tolong ya, kasih tau, ntar kalian gak bisa menikmati part plus bin cabenya dong...
.
.
.
.
.





LISA POV
-------🎲------

Aku terbangun saat merasakan sesuatu yang berat di leherku, aku kesulitan bernapas dan sekali lagi aku panik. Aku dengan cepat membuka mata dan melihat wajah Jennie terkubur di dadaku dan lengannya di leher ku, salah satu kakinya berada di dekat zona bahaya ku, jika kau tahu apa yang aku maksud. 'Tolong jangan ereksi sekarang.'





Aku ingin menghabiskan sepanjang hari untuk menatapnya, tetapi aku benar-benar kekurangan oksigen. "J-Jennie, aku tak bisa bernapas ..."







Dia bersenandung. Aku mencoba melepaskan pelukannya tapi gadis ini benar-benar kuat. Ketika aku akhirnya bangun dari tempat tidur, aku melihat jam tanganku, itu jam 6 pagi, yang berarti aku punya waktu untuk berkemas. Aku juga akan menelepon ibunya dan bertanya apakah dia bisa menaruh beberapa pakaian dalam tas untuk Jennie karena aku berencana untuk membawanya ke suatu tempat selama akhir pekan.








Sambil membuat gerakan setenang mungkin karena Madam masih tidur di tempat tidur ku, aku mengambil koper. Aku memilih beberapa pakaian yang nyaman, sepasang sandal Adidas, dan menaruh perlengkapan kamar mandi di dalam koper. Belum lagi kamera yang entah kemana-mana letaknya.








Setelah itu, aku memutuskan untuk menyiapkan sarapan. Aku membuat sarapan inggris, beberapa bacon dengan telur. Sungguh menakjubkan bagaimana suasana hatiku kebalikan dari kemarin. Aku bernyanyi di dapur, memutar daging di panci, dan memanggang roti mentega dalam oven. Aku begitu fokus sehingga aku tidak melihat bahwa dia berdiri di depanku, siku di meja, tangan menopang kepalanya sambil melihatku dengan mata kucingnya.








Dia mengenakan kemeja favorit ku, dia begitu seksi di dalamnya. Bayangkan saat rambut berantakan miliknya membuatnya semakin terlihat hot.








"Apa yang kau lihat?" aku bertanya padanya dengan polos. Aku masih sedikit marah padanya, bukan karena apa yang dia katakan padaku ketika aku terkejut ketika aku ingin menjemputnya, tapi aku marah padanya karena dia menempatkan dirinya dalam bahaya kemarin malam. Mengapa dia minum begitu banyak jika dia tahu dia tidak bisa minum. Mereka hanya menunggu untuk melompat pada dirinya ketika dia tidak sadar. "Sarapanku."









Aku tahu itu arti ganda itu dan aku tahu apa maksudnya. "Makan sarapanmu dan kemudian mandi. Aku akan pergi ke rumahmu dan menjemput tasmu dan kita akan pergi dengan jet pribadi."









"Excuse me?"







"Aku membawamu ke suatu tempat. Ingat? Untuk akhir pekan."








"Ah ya, dan hmm... Kita mau ke mana?"










"Kau akan melihatnya."











Kami menyelesaikan makan dengan tenang. Aku mencuci piring karena aku menyuruhnya pergi mandi dan mengenakan pakaian yang telah aku persiapkan untuknya. Aku juga telah membuat beberapa sandwich dalam kasus 'dia akan lapar karena pada saat kami sampai di tujuan kami, itu sudah akan di sore hari.'









Aku memeriksa untuk terakhir kali bahwa semuanya lengkap, bahwa aku telah mematikan semua lampu di apartemen sebelum mengunci pintu. Aku menaruh koper itu di bagasi mobil dan langsung berangkat. Kami tiba 10 menit kemudian di rumah Jennie, pagi ini kami beruntung, tidak ada kemacetan. Jennie meminta maaf kepada ibunya karena tidak pulang ke rumah, tapi aku sudah memberitaunya bahwa dia tidak perlu khawatir karena aku dan Jennie akan menghabiskan malam di rumahku. Kami mengatakan selamat tinggal. Ibunya berharap kami memiliki akhir pekan yang baik.








MY SUGAR DADDY - (jenlisa id)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang