Chapter 29: Bambam

16.1K 910 12
                                    

LISA POV
------🎲------

Pagi ini, aku dibangunkan oleh ciuman manis yang diberikan di leherku, oleh pacarku, Jennie. Aku terus berpura-pura tertidur karena aku tidak ingin dia berhenti. Hal-hal yang membuat gadis itu merasa lebih berharga daripada apa pun. Siapa yang mengira bahwa orang yang kau minta untuk menjadi sugar babymu akan menjadi kekasih mu? Pertama kali aku melihatnya, aku tahu aku akan melihatnya lagi. Dan aku benar. Aku tidak merasa ragu sejak awal melihatnya, aku tidak bisa melewatkan kesempatan, sekarang atau tidak pernah sama sekali.




"Halo, Daddy..." katanya dengan nada imut. Bagaimana kau akan selamat dari ini?



"Halo sayang... jadi ini caramu membangunkanku sekarang?"





"Biasakan itu, karena aku akan membangunkanmu setiap hari seperti ini." mataku melebar saat dia berkata seperti itu.




"Apakah itu berarti kamu akan tidur di sisiku setiap hari?"





"Kenapa tidak? Apakah kamu tidak menyukai gagasan, Manoban?" dia mengerutkan alisnya. Aku menahan diri untuk tidak tertawa, bagaimana mungkin dia berpikir aku tidak menyukainya? Aku menunggu lebih dari itu, bangun setiap hari di sisinya.




"Jennie Kim. Suatu kehormatan bisa bangun di sampingmu setiap hari dan seumur hidupku." aku meraih tangannya dan mulai mencium punggung tangannya lembut.






"Jadi tukang bual di pagi hari." Jennie berpura-pura kesal ketika aku tahu dia tidak bisa menolakku. Dia bangkit untuk masuk ke kamar mandi tetapi dia tidak mendapatkan kesempatan karena aku menarik lengannya. Dia jatuh diatas tubuhku dan aku memeluknya dengan erat seolah-olah aku takut dia akan menghilang.







"Hei, kemana kamu pikir kamu akan pergi?"






"Lepaskan aku, Lisa! Aku ingin mandi! Rosè dan Jisoo akan segera kembali." dia berusahai sebisanya untuk menghindari pelukanku. Aku tahu aku sakit, tapi tetap saja dia mencintaiku.






"Rosè, mandi dulu, aku mau ma-YAAAAH JENNIE LISA WTF?" Jisoo berdiri di depan kami, dia tercekat seolah-olah dia melihat hantu. Dia dengan cepat meletakkan tangannya di depan matanya.





"UNNIE! Kenapa kamu tidak mengetuk pintu ?" Jennie masih ada di atas tubuhku dan dia telanjang, atau begitu, aku juga. Dia membelakangi kami secepat mungkin, dia sudah memerah. Aku tidak tahu apakah itu karena malu atau apakah karena dia marah.






"Itu bukan salahku! Rosè dan aku sudah di rumah sejak 10 menit lalu. Kami meneriakkan namamu, tetapi karena tidak ada jawaban, kami pikir kamu sudah kembali!"







"Kamu tidak tahu seberapa besar aku ingin melemparmu keluar jendela sekarang." Jennie berkata dengan marah.





"Kamu tidak perlu membunuhku, karena terakhir kali aku mendengarnya dengan telingaku dan hari ini mataku. Kasihan aku .."







"Diam, Jisoo! Bisakah kamu menunggu kami di luar kamar?"








"Jendeukie, jangan bilang kamu akan membuat 'humhum- dengan Lisa sekarang?" Jennie mulai tersipu malu dan aku berusaha berhenti tertawa. Aku sangat suka Jisoo, dia terlalu lucu dan tidak mungkin jika kita akan merasa bosan dengannya.








"PINDAH!"








.

.







MY SUGAR DADDY - (jenlisa id)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang