Bab 08: Percaya diri

24K 1.8K 12
                                    

JENNIE POV

          SINAR matahari masuk melalui jendela dan membangunkanku dari tidur nyenyakku. Aku melihat jam alarm dan itu masih jam delapan pagi. Aku memutuskan untuk bersantai di tempat tidurku selama beberapa menit lagi karena aku terlalu malas untuk bangun.

Tok... Tok... Tok...

"Jennie sayang, kau sudah bangun?" tanya ibuku.

"Ya bu. Masuklah."

"Seperti yang aku lihat, kau tidur dengan nyenyak kan?" dia duduk di atas kasur dan dengan lembut mengelus rambutku.

"Ya bu." aku memeluknya erat-erat, aku merasa aman saat bersamanya.

"Apa yang akan kau lakukan hari ini? Ternyata kau bertemu Lisa, apa aku benar?"

"Ya- aku uhh, ya aku bertemu dengannya beberapa hari yang lalu. Sebenarnya kami akan pergi makan siang bersama." aku ingin memberitau ibuku tentang Lisa, tapi aku tidak berani.

"Itu bagus sayang. Lisa sangat baik. Dia memberi ibu hari libur besok, mungkin kita bisa menghabiskan waktu bersama besok setelah kelasmu selesai? Bagaimana menurutmu?"

"Sungguh? Ya! Kita akan makan popcorn dan nonton film bersama!" aku sangat senang aku bisa menghabiskan waktu dengan ibuku. Aku harus berterima kasih pada Lisa.

"Sempurna. Sekarang bangun dan bersiap-siap."

🔸🔸🔸

Cuaca cerah hari ini, jadi aku memutuskan untuk memakai gaun musim panas dengan warna merah muda pastel dengan motif bunga dan sepasang sepatu converse lalu mengikat sanggul rambutku. Aku memakai make up dan lip gloss dengan warna yang cocok dengan pakaianku. Jam 10:55, Lisa harus segera datang, aku melihat cermin sekali lagi untuk mencek apakah semuanya baik-baik saja.

TIIIN... TIIIN... TIIIN...

Suara klakson mobil, aku memandang keluar jendela dan melihat Lisa yang bersandar pada mobilnya. Dia memakai kemeja merah muda pastel dengan celana jins dan sepasang sepatu Nike. Dia cantik bahkan hanya dengan pakaian sederhana. Aku bergegas turun dan mencium pipi ibuku. Aku menarik napas dalam-dalam dan membuka pintu. Pada saat Lisa melihatku, rahangnya jatuh dan dia menatapku dari kepala sampai kaki.

"Kenapa air liurmu menetes Daddy?" aku menggodanya, aku bahkan tidak tau kenapa aku memanggilnya Daddy, tatapannya benar-benar memberiku dorongan untuk percaya diri.

"Kamu sangat lucu, seksi, cantik, cantik, cantik, dan sangat cantik hari ini." aku rasa aku tersipu malu karena pipiku memerah. "Ayo, aku mulai lapar." dia memberikan tangannya dan aju dengan senang hati menyambutnya. Dia membuka pintu untukku dan dengan tiba-tiba dia mendekat padaku, aku bisa mencium parfumnya karena aku berada di ujung lehernya. Lisa memasang seatbelt untukku, tuhan tolong! Wajahnya sangat dekat denganku dan aku takut dia mendengar detak jantungku.

"Kau tau, kau sangat manis saat kau tersipu sayang." dia mengedipkan matanya dan mencium dahiku, tubuhku tidak lagi bereaksi, sepanjang jalan, aku hanya menatap lurus kedepan. Dan aku tidak tau lagi bagaimana caranya bertindak, dia sesekali melihatku dan aku hanya ingin satu hal! Aku ingin menghilang dari sini!.

"Kita akhirnya sampai!" seru Lisa seperti anak kecil. Taman ini besar dan ada banyak bunga ceri seperti yang ada di dalam dongeng. Lisa mengambil barang-barang dari bagasi, satu tangannya memegang kontainer isotherm untuk menjaga minuman tetap dingin, sedangkan tangan yang satunya lagi memegang banyak kotak Tupperware. Aku ingin membantunya tapi dia tidak ingin aku membawa sesuatu yang terlalu berat, jadi dia memintaku untuk mengambil tas terakhir dengan blankets. Kami mulai mencari tempat, suadah ada beberapa pasangan, keluarga, dan anak-anak yang berlarian.

MY SUGAR DADDY - (jenlisa id)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang