Masalah itu diselesaikan dengan mencari jalan keluar, bukannya adu jotos kayak yang lagi rebutan mainan.
Semua orang ternganga kaget melihat dua sahabat dekat itu saling menonjok dan melukai satu sama lain. Mereka masih tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.
Tentu saja, siapa yang akan percaya jika melihat Andrean dan Joy berkelahi di tempat umum seperti ini.
Seakan belum puas beradu otot, kini mereka beradu argumen dan mengatakan hal-hal yang tidak bisa dimengerti orang lain.
Akhirnya perkelahian yang panjang pun berhenti setelah dilerai oleh Fedrik yang merupakan teman keduanya.
Semua siswa yang berkerumun pun kembali ketempat asalnya dan meneruskan kegiatan awal mereka.
****
Setelah menghabiskan makanan yang tadi dipesan merekapun melirik satu sama lain. Seperti ada yang mau dibicarakan.
“Eh tadi itu nyata gak, sih?” tanya Vania yang masih tak percaya.
“Nyata pea! Otak lo di taro dimana, sih? Bingung gue,” jawab Jane sewot sendiri.
“Gue juga tau itu nyata, tapi gue masih gak percaya aja, maksud gue gitu! Tapi lo ko sensi-an amat, sih,” sahut Vania sama sewotnya.
“Kira-kira penyebabnya apa, ya?” Kali ini Nova buka suara.
“Denger-denger sih soal kak Dara,” jawab Jane berbisik kearah temannya.
“Kok, bisa?” Ajeng bertanya heran.
“Ya bisa lah!” sahut Jane sedikit keras hingga banyak sorot mata menatap kearah mereka.
“Aduh,” pekik Jane mengusap kepalanya yang baru saja digeplak oleh Vania.
“Lo sih, berisik,” jawab Vania terkekeh melihat Jane yang sedang kesakitan.
“Maksudnya gimana, sih?” tanya Nova yang dibalas anggukan oleh Ajeng dan juga Vania.
“Menurut gosip yang beredar, tadi pagi tuh kak Dara ditolak mentah-mentah sama kak Joy.”
“Terus apa hubungannya sama kak Andrean?” tanya Vania polos.
“Lo telmi banget sih! Kak Dara sama kak Andrean itu kan sepupuan, kali aja gak terima,” bentak Jane dengan geramnya.
“Oh iya lupa gue,” cengir Vania dengan tampang tanpa dosanya itu.
Nova dan Ajeng hanya mengangguk paham dengan apa yang dibicarakan oleh Jane.
“Eh kalian liat gak sih, tadi kak Fedrik gentle banget misahinnya, sumpah penuh karisma banget,” ucap Jane tersenyum penuh arti.
“Kamu naksir sama kak Fedrik?” tanya Ajeng.
Jane hanya menganggukkan kepalanya sambil cengengesan.
“Iya, gue suka sama kak Fedrik udah lama, sebelum gue sekolah disini,” jelas Jane disambut anggukan oleh temannya yang lain.
****
Sesuai janji, akhirnya mereka memutuskan untuk bertemu di cafe dekat rumah Ajeng. Aneh memang, tapi Ajeng tak bisa menolak permintaan senior yang tadi menolongnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/220539577-288-k101016.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tragis [TERBIT]
أدب المراهقينPre-order [25 Februari - 30 Maret 2022] Bisa beli di Shopee : cmgbekasi.store Pembayaran melalui : 1. PayPal 2. OVO 3. DANA 4.Bank Mandiri More info : 081280580215 (MinBe) 085797559818 (Author) _________________________________________ Tragis me...