Uniknya aku tidak bisa membenci meski telah dikecewakan berkali-kali.
“Lo beraninya sama cewek ya?” Sindiran paling tajam yang pernah Ajeng dengar. Bukan karena kata yang dia ucapkan, melainkan cara bicaranya yang menyeramkan.
“Di..dia yang mulai, kok!” elak Guntur sedikit mundur dari hadapan lawan bicaranya.
“Selagi gue bicara baik-baik, siapa yang nyuruh lo nempelin kertas konyol kek ini?” tanya Andrean merobek kertas yang sudah terpasang rapi diruang kelas sepuluh IPA tiga.
“Ah i..itu,” ucapnya tetap berusaha memundurkan kakinya kebelakang.
“Gue tau lo disuruh, gak mungkin lo ngelakuin ini dengan inisiatif lo sendiri. Gue paham lo sosok yang seperti apa.” Andrean menepuk pundaknya dan tersenyum kearah Guntur yang terus berusaha menjauh.
“Cewek lo merhatiin juga, kan?” Andrean memancingnya agar berbicara.
“Tau dari mana lo?”
“Mau lo panggilin sekarang atau gue yang bakal nyeret dia keluar?” Andrean memberikan pilihan.
••••
“Lo yang ngerencanain ini semua?”
“Sebenernya, em, i..itu, gu..gue-” Rinda mulai panik dengan kondisi saat ini. Ia tak mungkin membongkar identitas dalang dari semuanya.
“Ada apa?” Mayhara tiba-tiba masuk ke dalam ruangan.
“Gak usah ikut campur!” tegas Andrean tak terbantahkan.
“Cepet jawab atau gue laporin lo ke guru BK.” Andrean kembali bersuara. Emosinya sudah naik sekarang. Entah apa penyebabnya, ia sangat marah karena ini menyangkut Ajeng.
“Kak May! Kak Mayhara yang nyuruh gue buat lakuin ini semua. Gue terpaksa, dia ngancem gue.” Rinda tertunduk takut. Sekarang ia bahkan tak berani menatap iris mata Mayhara sekalipun.
“APAA?” Mayhara tercengang mendengar penuturan Rinda adik kelasnya itu.
“Lo gila? Gue bahkan gak deket sama lo,” ucap Mayhara tak percaya. Ia menjambak rambutnya sendiri dengan frustasi. Bagaimana bisa dia terpojokkan disaat seperti ini.
“Segitu bencinya lo sama dia May?” Andrean menatap tajam dan mendekat ke arah Mayhara. “Gak nyangka gue lo bakal sejahat itu,” lanjutnya meneruskan pembicaraan.
Suasana masih terasa canggung. Mayhara bergeming, masih berusaha memahami kondisi saat ini.
“May! May! Lo kejam banget sih jadi cewek.”
Ditengah kejanggalan yang terjadi, Dara berucap memperkeruh suasana.
“Pantes aja lo dateng pagi. Ternyata ngerencanain hal busuk kek gini. Gak ngerti gue sama jalan pikiran lo.”
“Lo apaan, sih, Dar? Bukannya lo juga dateng pagi hari ini,” elaknya memutar balik.
“Ya iyalah gue dateng pagi, orang gue ada piket.”
Mayhara terdiam mendengar penuturan Dara. Ia bahkan tak bisa menjawab apa alasannya datang lebih awal sekarang. Hari yang menyebalkan_pikirnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tragis [TERBIT]
Dla nastolatkówPre-order [25 Februari - 30 Maret 2022] Bisa beli di Shopee : cmgbekasi.store Pembayaran melalui : 1. PayPal 2. OVO 3. DANA 4.Bank Mandiri More info : 081280580215 (MinBe) 085797559818 (Author) _________________________________________ Tragis me...