Taruhannya kok pake cewek, sih. Gak punya barang lain ya?
Sudah berhari-hari Ajeng berusaha menghindar dari Joy yang setiap hari datang ke kelasnya. Namun hari ini ia memutuskan untuk berbicara dengannya, apapun yang terjadi.
Ajeng sudah muak dengan semua ini. Kesal jika terus berkelanjutan dan tidak ada akhirnya.
Kini ia melangkahkan kedua kakinya untuk menemui Joy yang sudah berdiri diambang pintu.
“Ngapain lo ke sini?” Ajeng melangkah semakin dekat.
Bahkan cara bicaranya pun sudah tidak santai dan terbilang emosi saat ini.
“Gue mau jelasin semuanya,” tutur Joy merendahkan suara.
“Tapi gue gak butuh penjelasan dari lo.”
“Dan asal lo tau. Kalo ini bukan dilingkungan sekolah udah gue maki-maki tanpa henti hidup lo yang menyebalkan itu.” Ajeng berucap sedikit lebih pelan dari sebelumnya. Ia sadar kalo sekarang dirinya sudah menjadi pusat perhatian.
“Tapi lo tetep harus dengerin gue dulu,” cegat Joy menahan lengan Ajeng yang akan pergi berlalu.
“Apa? Mau bilang gak ada cewek lain makanya gue yang jadi bahan taruhan lo. Hah, jawab?”
Mendengar perkataan Ajeng barusan, seisi kelas heboh dibuatnya.
“Asal kalian tau ya, dia gak sebaik apa yang terlihat,” ujarnya kepada teman sekelasnya.
Ia sudah muak dengan keadaan ini. Hingga akhirnya Ajeng berlari menuju kantin dengan diikuti oleh Nova sahabatnya dari belakang.
“Gak nyangka ya, cewek aja dijadiin bahan taruhan.”
“Padahal gue pikir dia baik, tapi nyatanya?”
“Nyesel gue masukin dia kedalam daftar cowok idola.”
Begitulah perkataan para penghuni kelas dengan berbisik, namun anehnya malah terdengar sangat jelas.
Joy tak menanggapi pembicaraan tersebut. Ia memutar tubuhnya keluar meninggalkan kelas dengan langkah gontai.
“Kenapa jadi ribet gini sih urusannya,” ucapnya frustasi.
****
Suasana riuh serta berbagai perbincangan para siswa menghiasi kantin dengan ciri khasnya sendiri.
“Meja pojoknya udah diisi, cari tempat duduk yang lain aja ya,” ucap Nova menarik lengan teman-temannya.
Mereka duduk berempat sambil menatap makanan yang sudah mereka pesan sebelumnya.
“Ditatap doang gak bakalan kenyang,” gumam Jane mulai meminum minumannya.
“Emang siapa yang bilang kalo natap makanan langsung kenyang?” tanya Vania tak berdosa.
“Tau, ah. Lo begonya minta ampun deh,” sulut Jane kesal dan menghentikan aktivitasnya.
Yang ia maksud bukan itu. Saat ini Jane tengah mengalihkan perhatian Ajeng yang terus menatap makanannya tanpa ada niatan memakannya. Bisa dibilang Jane sedang menyindir Ajeng secara tidak langsung. Namun naas, itu tidak berhasil.
![](https://img.wattpad.com/cover/220539577-288-k101016.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tragis [TERBIT]
Teen FictionPre-order [25 Februari - 30 Maret 2022] Bisa beli di Shopee : cmgbekasi.store Pembayaran melalui : 1. PayPal 2. OVO 3. DANA 4.Bank Mandiri More info : 081280580215 (MinBe) 085797559818 (Author) _________________________________________ Tragis me...