SCHOOL - 40

634 35 2
                                    

HARI ini, tepatnya pukul 7 malam. Rendy sedang menatap kekasihnya yang sedang menatapnya balik didepan pintu rumah Rendy.

"Ren, lo masih marah sama gue?" Tanya Amanda.

Tapi lelaki itu hanya menatap kekasihnya dengan tatapan datar. Bukannya Amanda yang marah ya padanya tempo hari? Kenapa sekarang malah Rendy yang marah?, jadi waktu Amanda menonton Rendy pertandingan basket, bodohnya ia mengajak Adrian karena alesan untuk menemani nya karena Stella sedang jalan dengan Ervan.

Jadi itu yang membuat Rendy marah pada Amanda, tidak, lebih tepatnya cemburu.

Karena Amanda merasa bersalah, jadi ia menemui Rendy. Setelah mengobrol didalam bersama mama nya Rendy, Amanda memilih untuk pulang karena dia males melihat wajah Rendy yang bete.

"Ren, dari tadi gue nanya sama lo" Ucap Amanda karena Rendy tidak menjawab.

Amanda menghela nafasnya lalu membuang muka kesampingnya.

"Yaudah kalo lo gamau jawab, gue mau pulang" Ucap Amanda dengan datar. Memang seorang Amanda itu tidak pernah peka terhadap sekitarnya. Lebih tepatnya tentang perasaan.

"Iya gue masih kesel sama lo" Ucap Rendy. Dia kalau sedang marah atau kesal pada Amanda, pasti pake lo-gue.

"Yaudah kalo lo masih kesel sama gue, gue pulang dulu" Pamit Amanda sambil berjalan ke arah motornya.

"Manda" Panggil Rendy sambil menghampiri Amanda.

"Katanya lo masih kesel" Ucap Amanda yang hendak memakai helmnya.

"Gue sekarang masih marah sama lo, besok juga, jadi jangan ngajak gue ngobrol nanti disekolah" Katanya.

Amanda cukup iya iya in aja, trus pulang.

Btw, hubungan Farrel dan Kayla dengan hubungan Rendy dan Amanda kayaknya bertolak belakang ya? Kalau di Farrel dan Kayla, yang gak pekaan itu Farrel. Sedangkan di Rendy dan Amanda, yang gak peka itu Amanda.

Amanda menyusuri jalanan yang cukup ramai, hingga akhirnya dia harus menerobos jalanan sepi untuk sampai ke komplek perumahannya.

Dan, oh tidak! Ada yang mencegat Amanda, hingga ia mau tidak mau harus turun dari motornya.

"Ada cewek cantik nih"

Amanda hanya memasang ekspresi datarnya sambil matanya tidak lepas mengikuti orang yang sedang mengelilingi dirinya.

"Sendirian aja nih?"

"Kok gak jawab sih?"

"Atau... Mau kita temenin?"

Saat tangan sialan milik cowok itu ingin menyentuh wajah Amanda, dengan cepat Amanda memukul cowok brengsek itu.

Dan terjadilah perkelahian diantara mereka.

Sampai akhirnya, ada yang menghampiri mereka sambil memarkirkan motor sport nya.

"LO PADA GAK MALU NGELAWAN CEWEK?!" Teriaknya.

"Maaf bos tapi-"

Tunggu apa? Bos?.

"Pergi sekarang juga atau lo pada berurusan sama gue"

Mereka semua pergi dari tempat itu. Dan tinggal seorang Amanda bersama cowok asing yang dipanggil 'bos' oleh geng motor tadi.

"Muka lo gapapa?"

"Ngga gapapa, udah biasa" Balas Amanda sambil menepis tangan cowok itu.

"Aduh, gimana gue minta maafnya ya?" Gumamnya.

Amanda yang mendengarnya hanya memegangi sudut bibirnya sendiri yang berdarah.

"Gini deh, nama gue Axel... Biar gue yang tanggung jawab karena anggota gue tadi udah bikin lo babak belur kayak gini" Ucap Axel merasa bersalah.

"Lo ketua nya?" Tanya Amanda lalu cowok itu mengangguk.

"Lo sebagai ketua harusnya ngajarin ke anggotanya supaya bisa ngehargain cewek, gue yakin ada korban sebelum gue" Kesal Amanda.

"Y-ya... Ini salah gue karna gue lama di luar negri buat ngurusin nyokap gue pengobatan, jadi biar gue yang tanggung jawab, apa perlu ke rumah sakit?"

"Lo tuli? Conge? Apa budeg si? Udah gue bilang gue gapapa" Balas Amanda.

"Ya tetep aja gue harus tanggung jawab karena gue ketua dari mereka, oke gini aja deh... Gue minta nomor hp lo, biar gue bisa tau keadaan lo" Ucap Axel.

"Kagak usah ya, gue gapapa" Elak Amanda.

"Gue gatau lagi harus mohon apa ke elo supaya biarin gue yang tanggung ini semua" Mohon Axel sambil memberikan ponselnya pada Amanda.

"Ck, bawel banget si ni cowo" Gumam Amanda lalu mengambil ponsel tersebut dan menyimpan nomornya.

"Nama lo amanda?"

"Bukan, gue siti"

"Terus kenapa disini namanya Amanda?"

"Udah tau nama gue Amanda, masih nanya lagi!" Sewot Amanda sambil memakai helmnya.

Perih dan sakit, itu yang Amanda rasakan saat memakai helm.

"Perlu gue anter?"

"GAK USAH! BAWEL LU" Kesal Amanda sambil melajukan motornya meninggalkan tempat itu.

Axel mengendikkan bahunya lalu menaiki motornya dan meninggalkan tempat itu setelah ia memakai helm.
















Haha, halo gais~

JANGAN LUPA VOTE YA

Happy reading~

Enjoyy~

Remaja | Complete ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang