AMANDA kini sedang berada di ruang rawat inap kakaknya. Amanda sudah pulang dari rumah sakit beberapa hari yang lalu, kondisinya pun sudah pulih.
"Man" Panggil Mentari yang berbaring di ranjang rumah sakit.
"Hm?" Balas Amanda yang masih fokus pada ponselnya.
"Kakak mau bilang makasih" Ucap Mentari.
"Buat?" Tanya Amanda masih dengan posisi yang sama.
"Kamu udah mau jenguk kakak, sekaligus nemenin kakak disini" Ucap Mentari.
Amanda tidak membalas ucapan kakaknya itu. Ia masih fokus pada ponselnya.
"Man" Panggil Mentari dengan sedikit ragu.
"Apa?" Kali ini Amanda melirik sekilas pada kakanya itu lalu kembali menatap ponselnya lagi.
"Kakak juga... Mau minta maaf sama kamu" Ucap Mentari.
Amanda menghentikan aktivitasnya lalu menatap kakaknya.
"Buat?" Tanya Amanda dengan tatapan bingung sekaligus tajam. Memang tatapan Amanda itu sangat sangat tajam.
"Soal... Dua tahun ya—"
"Gue udah lupain" Balas Amanda lalu memainkan ponselnya kembali.
"Tapi kakak masih ngerasa bersalah sama kamu Man... Kamu jadi cuekin kakak... Ngga mau nganggep kakak sebagai kakak kamu... "
"Kakak... Kakak merasa kehilangan kamu yang dulu Manda, Kakak turutin kemauan kamu buat pindah ke luar negeri ,buat sekolah disana, biar kamu bisa maafin kakak... Tapi... " Ucapan Mentari menggantung.
"Kamu tetep nggak maafin kakak" Lirih Mentari sambil menghapus air matanya.
"Kakak gatau gimana lagi caranya supaya kamu maafin kakak... " Ucap Mentari.
"Kakak tau ini gaakan bikin kamu maafin kakak... Tap—"
"Aku udah maafin kakak" Potong Amanda sambil tersenyum tipis.
Mentari terdiam, melihat adiknya itu tersenyum padanya walau sangat tipis. Jujur, mentari merindukan senyuman adiknya itu, walaupun senyumannya kini tipis sekali.
Mentari rindu dengan kalimat 'kakak' yang sering Amanda katakan dua tahun lalu.
Semuanya Mentari rindukan dari adiknya itu.
"Kakak minta maaf—"
"Udah gausah dibahas, aku udah maafin kakak" Potong Amanda cepat.
"Manda... " Panggil Mentari.
"Apa?" Tanya Amanda.
"Makasih...." Ucap Mentari sambil tersenyum pada Adiknya itu.
Amanda menganggukan kepalanya lalu memainkan kembali ponselnya.
Mentari terus tersenyum dan memperhatikan Adiknya itu yang sedang fokus memainkan ponselnya.
"Kak" Ucap Amanda.
"Kenapa?" Tanya Mentari.
"Aku tinggal sebentar" Pamit Amanda sambil beranjak dari duduknya.
"Kamu mau kemana?" Tanya Mentari.
"Ke taman, ada temen" Ucap Amanda.
"Jangan lama lama ya?" Pinta Mentari sedikit ragu.
"Iya" Balas Amanda datar, lalu berjalan keluar.
Mentari menyunggingkan senyumannya, ia berharap ini bukan mimpi.
Disisi lain, Amanda sedang berjalan menuju taman yang terletak di belakang rumah sakit.
Sesampainya ditaman, ia menemukan sesosok orang yang sedang duduk di kursi taman.
"Ada apa?" Tanya Amanda setelah menghampiri orang tersebut.
Jangan lupa buat vote ya
Happy reading
Lopyu~
KAMU SEDANG MEMBACA
Remaja | Complete ✅
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA YUK:)] Kisah Cinta Remaja Cinta segitiga memang sudah biasa. Cinta segiempat? Emang ada? Ada, buktinya ini yang dialami oleh 4 orang murid SHS. Farrel si jutek yang menyukai si ceria Meira, tetapi Meira malah menyukai Dylan sang...