GISELLE dan Thalita, dari tadi mencari Kayla. Tapi nihil, tidak ada tanda tanda adanya kayla, jadi mereka berdua memutus kan untuk pergi ke rooftop berdua saja. Pada saat ditengah tangga, mereka mendengar suara isakan dan orang yang sedang memaki? Semacam begitu lah.
"Eh eh, lo denger ga?" Tanya Giselle.
"Iya gue denger" Balas Thalita.
"Kok kaya..... " Giselle dan Thalita saling bertatapan.
"Kayla" Ucap mereka berdua.
"Iya itu si kayla" Ucap Thlita.
"Yaudah ayo samperin" Ucap Giselle sambil berjalan ke rooftop.
Dan benar, sekarang Kayla sedang meronta ronta pada Tasya, kenapa? Karena cewek gila macem Tasya ini sedang mencoba menjatuhkan Kayla dari rooftop ini ke bawah.
"WOI KAK TASYA!" Teriak Giselle.
Thalita yang tadinya berinisiatif untuk memvideokan sebagai bukti pun kini merubah posisi memegang ponselnya agar tidak ketahuan.
"Jangan mendekat, atau cewek ini bakalan gue dorong" Ancam Tasya.
Sedangkan disana, kayla menangis tersedu-sedu.
"Kak, lo jangan gila" Ucap Giselle.
"Gue nggak gila, ini nih cewek ini yang gila... Udah bikin gue pengen ngebunuh dia" Ucap Tasya sambil menunjuk Kayla.
"Kak, lo mau di penjara?" Tanya Giselle.
Tasya tertawa lalu menatap Giselle.
"Gue gak peduli, yang penting gue puas" Ucap Tasya sambil mencoba mendorong Kayla.
"Kak jangan! Kak... Aku mohon" Mohon Kayla sambil menangis.
"Bacot lo!" Ucap Tasya.
"Kak Tasya!" Ucap Giselle sambil menghampiri mereka.
"Sekali lagi lo ngelangkah, gue gak segan segan dorong dia lagi" Ancam Tasya.
Giselle dengan terpaksa menghentikan langkahnya lalu memikirkan cara untuk perlakuan Tasya ini.
"Kak....aku mohon jangan dorong aku" Mohon Kayla.
"Gue sih tadinya mau nakut nakutin lo doang supaya lo putusin Farrel, tapi kayaknya lebih Bagus kalo lo itu mati, jadi gak ada penghalang lagi buat hubungan gue sama Farrel" Ucap Tasya sambil mencoba mendorong Kayla lagi.
"TASYA!"
Semuanya menoleh ke sumber suara.
---
"Kelakuan kamu itu sudah tidak bisa di toleransi lagi, untungnya tadi bu Tissa gak telat coba kalau telat,mungkin kamu sudah membunuh satu murid disini" Ucap pak Herman. Kepala sekolah.
bu Tissa yang sekarang berada di ruangan pak heman hanya menggeleng gelengkan kepalanya.
"Pak-"Ucapan Tasya terpotong.
"Polisi sedang menuju kesini" Potong Pak Herman.
"Jangan bercanda deh pak-"
"Permisi"
"Mari silahkan masuk pak" Ucap Pak Herman.
"Ini pak pelakunya" Ucap Pak Herman sambil menunjuk Tasya.
"Anda kami tangkap atas laporan dan bukti video terkait pembunuhan berencana" Ucap Polisi sambil memborgol tangan Tasya.
"Pak! Saya gak salah!" Ronta Tasya.
"Bapak dan ibu, boleh ikut kami? Sebagai saksi" Ucap Polisi lalu Pak herman pun mengangguk. Begitupun dengan bu Tissa.
"Orang tua kamu, sudah ibu beri tahu" Ucap Bu Tissa pada Tasya.
"Mari pak" Lanjut Pak Herman sambil berjalan keluar.
"Pak saya gak salah!" Ronta Tasya tapi polisi malah menyeret Tasya.
Di lorong sekolah banyak siswa siswi yang melihat ini. Terutama Cindy, dia yang tidak mau terlibat langsung membuang muka saat Tasya melihatnya.
"Masuk" Titah Polisi sambil mendorong Tasya agar masuk kedalam mobil.
"Gak perlu cape cape deh kita buat laporin ke polisi" Ucap Ervan setelah melihat kejadian tersebut.
"Tapi tetep aja gue masih dendam" Ucap Rendy.
"Ren... Lo mau ngapain lagi sih? Gak cukup apa si Tasya udah ditangkep polisi?" Tanya Adit.
"Tau nih, udah deh Ren gausah memperpanjang masalah" Ucap Ervan.
"Bodo amat gue" Acuh Rendy.
Disisi lain, Giselle dan Thalita kini sedang di uks, mereka berdua menenangkan Kayla.
"Btw, kok bisa ada bu tissa sih?" Tanya Giselle.
"Gue yang ngasih tau" Ucap Thalita.
"Lo yang ngasih tau?" Ucap Giselle terkejut.
"Iya, tadinya sih gue cuma mau video in doang buat bukti, tapi makin kesini gue ngerasa bakalan terjadi sesuatu sama Kayla, yaudah gue kirim aja tuh video ke bu tissa, eh gak taunya bu tissa langsung dateng" Ucap Thalita.
"Lo nyimpen nomor bu tissa?" Tanya Giselle.
"Iyalah, semua penghuni sekolah disini gue punya kontaknya, tapi kalo buat murid sih yang gue kenal aja" Balas Thalita.
"Niat banget lo" Ucap Giselle.
"Tha... Makasih ya" Ucap Kayla.
"Giselle juga, makasih ya" Lanjut Kayla.
"Udah... Gausah berlebihan deh" Ucap Giselle.
"Iya, lagian kita kan udah jadi temen sekarang" Ucap Thalita.
"Aku gatau lagi kalau kalian tadi gak ke rooftop" Ucap Kayla.
"Iya kayla" Ucap Giselle
"Tapi lo gapapa kan? Gaada yg luka?" Tanya Thalita.
"Engga kok tha... Cuma aku lemes aja" Ucap Kayla.
"Yaudah, lo istirahat aja... Kita tungguin kok, sekalian ngadem " Ucap Giselle yang disetujui oleh Thalita.
Kayla merebahkan dirinya diatas ranjang uks sambil meneteskan air matanya.
Halo halo halo~
Btw, kalian jangan lupa vote ya hehe...
Komentar juga dong:( pengen baca masukan dari kalian nih.
Makasih ya yang udah vote cerita gue~
Lopyu~
KAMU SEDANG MEMBACA
Remaja | Complete ✅
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA YUK:)] Kisah Cinta Remaja Cinta segitiga memang sudah biasa. Cinta segiempat? Emang ada? Ada, buktinya ini yang dialami oleh 4 orang murid SHS. Farrel si jutek yang menyukai si ceria Meira, tetapi Meira malah menyukai Dylan sang...