"Akhirnya, kita tinggal bersama. Walaupun rumah ini tidak sesuai dengan ekspektasi," ucap Helia Adela Hafika sembari tersenyum-senyum terharu. Ia tak menyangka bisa hidup bersama-sama satu rumah dengan para best friend nya.
"Tak apa Lia, aku sangat bersyukur cita-cita yang kita inginkan terwujud yaitu tinggal bersama," girang Rinni Gisela Natasha tak sabar ingin memasuki bangunan dihadapannya.
"Rumahnya jelek sekali. Mending kemarin aku tidak menyetujui," gerutu Nadhifa Kaila Shalitta seraya memainkan kakinya di tanah, serta perasaan kesal dan kecewa.
"Bagaimana si kai, kamu kemarin sangat ngebet segera pergi dari rumah dan tinggal bersama kita. Meskipun, sebenarnya uang yang kita kumpulkan selama bertahun-tahun belum terlalu cukup," sahut Regina Syifanazia menatap jengkel Kaila yang sedang merengut menunduk, sekaligus mendendangkan kakinya sebelah kanan.
"Iya aku tahu tapi, rumah ini...," potong Kaila memandangi rumah diambang wajahnya. "Yasudah, ayu kita masuk," lanjut Kaila berjalan mendahului ketiga sahabatnya.
Sedangkan mereka bertiga memandang pundak Kaila dengan perasaan aneh. Kemudian saling bertukar pandang sambil mengangkat kedua bahu, menandakan bingung. Setelah menyaksikan kelakuan Kaila yang begitu menganehkan. Lantas, Lia melangkah terlebih dahulu menuju pintu rumah yang sudah terbuka dan Diikuti oleh Rinni dan Regina.
Bagaimana prolog nya?
Garing ya? Atau gak nyambung? :(
Author masih belajar :) jadi, jangan lupa kasih kritik dan saran ya
Dan jangan sampai lupa vote dan comment nya hihi....
♡Helenahanum
KAMU SEDANG MEMBACA
MERAH [END]
Horrorberkeinginan tinggal bersama para sahabat memang hal yang umum. Tapi apa daya jika mereka tak terlalu cukup uang untuk membeli tempat tinggal yang lebih memadai? Usaha pencapaian hasil yang memuaskan dan berhasil membeli tempat tinggal, mereka mulai...