Setelah 2 menit cekikan hantu merah menekan ketiga gadis tertempel di sudut-sudut dinding, sekarang tak tahu apa yang akan dilakukan sang Ibu. Ibu Mei hanya bersemedi.
Hantu merah sepertinya menunggu Ibu Mei selesai bersemedi. Terlihat dari pandangannya tak kunjung lepas dari sang Ibu. Bahkan matanya menyorotkan simbol kebencian. Harapan satu-satunya selamat dari hantu merah adalah Ibu Mei. Jika sang ibu gak sama sekali membuka matanya, maka tamatlah riwayat hidup.
"Oke, baik. Sekarang waktunya kalian bertiga mati. Ucapkan selamat tinggal kepada Ibu yang berlagak kuat ini." tatapan hantu merah berselang-seling menatap kita bertiga. Rasanya menakutkan memang tatkala melihat hantu merah tak ada bulatan hitam di penglihatannya.
"BERHENTI! Kau akan kalah Asma. Buat apa membunuh manusia? Sampai kapanpun dan sebanyak apapun pria yang kamu cintai gak akan kembali. Dia sudah bahagia dengan keluarganya, relakan!" ketus Ibu Mei sedikit memelotot supaya hantu merah sadar.
Mendengar perkataan sang Ibu, Hantu merah semakin murka. Ia justru semakin menambah tekanan cekikannya. "Asma? Ya, namaku Asma. Aku tahu, kamu memakai kekuatanmu untuk menembus kehidupan masa laluku. Sekarang berbeda! Aku adalah merah!" pekik hantu merah tersungut-sungut.
"Lepaskan mereka bertiga, sebelum aku menunjukkan kehidupan masa lampaumu," ancam sang Ibu sembari menampilkan jari telunjuk ke arah hantu merah. "Kakek penjaga rumah ini terdahulu juga mengetahui kematian dirimu dan lelaki calon suamimu juga tahu, kau dibiarkan di dalam sumur," tambah Ibu Mei penuh ancaman.
Sorotan putih di tiap matanya membelalak. Hantu merah kelihatannya sudah tak sabar ingin membunuh sang Ibu. Namun lebih memilih melenyapkan ketiga gadis terlebih dahulu. "Mati KALIAN!" jeritnya menaikkan kekuatannya untuk mempercepat waktu merenggut nyawa
Tak cuma diam, Ibu Mei ikut bergerak cepat. Ia membawa semuanya ke portal agar melihat kehidupan masa lalu Asma---hantu merah.
flashback on
Seorang wanita berwajah cerah sedang mencuci piring di dapur, datanglah seorang pemuda gagah dari arah pintu utama. Asma menyadari bahwa yang datang ialah calon suaminya. 2 hari lagi mereka akan segera sah menjadi suami---istri.
Seluruh perlengkapan pernikahan sudah siap dan kelar. Tinggal menghitung hari saja. Warna merah merupakan warna yang sangat disukai Asma. Gaun pengantinnya pun bernuansa merah. Karena tak sabar menghampiri calon suaminya, Asma langsung berlari kecil.
Saat dilihat, raut wajah Danish amat berbeda, tidak seperti biasanya selalu menampilkan senyum kepada Asma biarpun ada beban hidup. Asma berusaha tersenyum semanis mungkin walau pria yang dicintainya tak mengulum segaris senyum.
Memperlambat langkahnya di detik-detik mendekati Danish. Sudah Cukup dekat, Asma mengeluarkan kata, "Mas, udah pulang? Bukannya sore atau malam ya?" seceria mungkin Asma bertanya.
Bentuk muka Danish memang berbeda. Kini perawakannya datar dan dingin. Hening beberapa detik, akhirnya Danish berbicara.
"Aku mau kita gagalkan pernikahan ini."
Bagaikan tersambar petir di siang bolong, ada rasa sesak di dada saat mendengarnya. Asma menganggap Danish sedang bergurau semata. "Kamu bercanda kan?" lirihnya menatap manik mata sang pria.
Danish memperlihatkan tatapan tajam. "Aku gak bercanda. Aku mau kita gagalkan!" tukas Danish bak orang kerasukan. Laki-laki yang berstatus sebagai calon suaminya itu hilang begitu saja.
![](https://img.wattpad.com/cover/222502480-288-k792049.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MERAH [END]
Horrorberkeinginan tinggal bersama para sahabat memang hal yang umum. Tapi apa daya jika mereka tak terlalu cukup uang untuk membeli tempat tinggal yang lebih memadai? Usaha pencapaian hasil yang memuaskan dan berhasil membeli tempat tinggal, mereka mulai...