"Kok jadi seram?" lirih Rinni seraya mengambil ponselnya dari saku celana.Lia memperhatikan sudut-sudut rumah yang sedikit suram----tidak dapat ditembus cahaya matahari. Tak banyak bagian dalam bangunan ini terkena sinar sang mentari kecuali dekat dengan jendela. Kelihatan seperti rumah hantu tidak berpenghuni selama beberapa tahun lamanya.
Mengingat rumah ini hasil kerja keras dari pengumpulan sisa uang jajan masing-masing sewaktu tiga tahun yang lalu----Lia segera menepis soal hantu----memikirkan mengenai itu pasti, karena efek menonton film horror di YuTub Kaila.
"Rinni!" pekik Lia, menatap sebal terhadap Rinni yang mau memotret penjuru-penjuru isi rumah yang kelam.
"A-apa?" sontak ponselnya Rinni hampir terlepas dari genggaman tangan----kaget oleh suara Lia yang berteriak mengejutkan.
"Nanti aja foto-fotonya. Kita baru sampai dan harus membereskan barang masing-masing, terlebih jika kamu sudah mengambil gambar pasti tidak mau lepas dari layar handpone. Lalu di upload ke media sosial, " celoteh Lia menasehati Rinni.
Rinni melongo mendengar ocehan Lia begitu panjang bak Mamah Dede berceramah. "Iya Lia, " jawab Rinni mematikan handpone-nya.
"By the way, si Kaila kemana ya?" tanya Regina celingak-celinguk di ruang tamu yang sedikit besar.
"Mungkin di kamar," timpal Rinni santai sembari melintas lebih jauh ke dalam rumah.
"Lia, makan yu," ajak Regina membuka bekal yang ia bawa barusan dari rumah, kemudian bersila di atas sofa yang sudah terpampang.
Lia mendengus menanggapi ajakan Regina untuk makan, setiap jam Regina selalu makan dan makan. juga always mengajak Lia terus. "Kamu aja, aku tidak lapar," tolak Lia, sambil memandang luar jendela yang terbuka.
"Ya sudah deh, gak tahan udah lapar banget," ujar Regina melahap makanan dengan cepat. "Jangan melihat jendela terus-menerus! dia bukan doi. Mending makan," ledek Regina tertawa kecil. Beberapa nasi keluar dari mulutnya----ia senang meledek Lia.
"Kalau mau tertawa telan dulu tuh makanan, jangan sampai tersedak terus mati!" balas Lia tertawa terbahak-bahak melihat Regina berhenti mengunyah.
"Kamu mendoakan aku mati? JAHAT SEKALI!" omel Regina kepada Lia yang masih memandangi luar jendela.
"Doain gak ya?" cibir balik Lia-menggoda Regina yang sedari tadi berhenti mengunyah. Lia juga happy menggoda Regina tentang hal tertentu.
"AAAKKKHHHH!" Kaila berteriak kencang dari dalam kamar. Benar-benar menggelora di telinga. Sontak, Lia dan Regina saling memandang terkejut, lalu berlari cepat ke sumber suara.
"Ada apa Kaila?" panik Lia terengah-engah. Ia sangat khawatir mendengar Kaila yang berteriak.
Kaila melihat Lia dan Regina begitu bingung. Mengapa mereka berdua datang? Kaila hanya menonton film horror di YuTub.
"Kenapa?" tanya Kaila bingung memperhatikan raut wajah kedua sahabatnya.
"Seharusnya kami yang bertanya," ujar Regina dari ambang pintu. "Tadi mengapa berteriak?" ketus Regina. Ia sudah berlari kencang nyaris tersandung, lantaran takut terjadi apa-apa.
"Aku hanya menonton flim horror," jawab Kaila cengengesan. Kaila tahu, bahwa Lia dan Regina sangat cemas. Sifat mereka-lah membuat Kaila gemas.
"Oy, ada apa?" Rinni berlari dari kejauhan, lekas-lekas mendekati ketiga sobatnya itu.
Usai mengamati Rinni yang berlari, Lia membalas ucapan Kaila yang benar-benar konyol. "Kau ini! Aku sudah sangat khawatir!" tegur Lia kesal, mendekati Kaila yang masih asyik menyaksikan layar laptop.
"Benar kan, kau pasti akan ikut menyaksikan." Kaila menunjuk Lia yang sudah duduk disamping nya.
"Horror itu favorite Lia," tukas Lia membanggakan diri----berlagak tidak takut mengenai hal-hal horror.
Regina dan Rinni sebal melihat kedua curut itu malah asyik menonton film horror dengan tampang serius. Mereka pun berbalik, kembali ke ruang tamu. Melakukan aktivitas masing-masing.
"Aku kira ada apa," cetus Regina bersandar membuka bekalnya----ingin makan kembali, sejak tadi tertunda karena Lia yang menggodanya.
"Sama. Regi, kamu tahu gak? Tadi dibelakang ada sumur tua tapi, ditutup." Rinni menunjukkan sebuah foto yang ia dapatkan tadi saat dibelakang rumah.
"Regi, Regi. Aku tuh Regina! Bukan Regi yang Yutuber itu!" ketus Regina pada Rinni. "Terus apa urusannya?" tanya Regina tidak tertarik dengan bau-bau horror.
"Yeee! Aku hanya ingin kau tahu saja!" balas Rinni menatap gemas Regina. Padahal ia mau membuat Regina heboh. Justru hanya merespons biasa-biasa saja.
"Cie baper," ledek Regina tertawa meledek ketika mengamati wajah Rinni yang kecewa dan baginya itu lucu sekali!
"Apa sih," decak Rinni memandang Regina jutek.
"Permisi... permisi...," ucap seseorang dari arah pintu yang melihati Rinni dan Regina sedang duduk di sofa----sibuk mengobrol.
Rinni terheran-heran. Tapi ia putuskan untuk menghampiri kakek tua itu. "Maaf, siapa ya?" tanya Rinni. Tatapannya penuh selidik. Ia takut orang ini adalah penjahat yang lagi menyamar. Seperti di film-film...
"Saya dulu penjaga di rumah ini. Saya kemari ingin pamit, dan juga jangan pernah membuka sumur tua yang berada dibelakang rumah ini, apalagi mengenakan berwarna merah saat matahari terbenam, itu pamali," tegas penjaga rumah itu penuh penekanan, untuk tidak melanggar larangan tersebut.
"Lho? Memang kenapa tidak boleh memakai warna merah?" Regina berhenti mengunyah makanannya. Memilih fokus pada topik pembicaraan kakek itu.
"Karena itu pamali," sahut penjaga rumah itu seperti enggan menjelaskan sesuatu. "Saya mohon jangan pernah memakai warna merah ketika matahari terbenam ya, Nak," lirih penjaga rumah itu memohon agar mematuhi.
Rinni dan Regina bertukar pandang bimbang. "Baiklah," ucap Rinni menaati larangan itu meski tak tahu apa penyebabnya. Regina mengangguk. Ia menatap lekat manik mata kakek penjaga itu.
Sepertinya ada sesuatu, batin Regina.
Maapkan author kalau gak asyik :(
Yah gak ada penghuninya wkwkk
Jangan lupa vote dan comment nya guys!
Sumber semangat auhor loh :)
♡Helenahanum

KAMU SEDANG MEMBACA
MERAH [END]
Horrorberkeinginan tinggal bersama para sahabat memang hal yang umum. Tapi apa daya jika mereka tak terlalu cukup uang untuk membeli tempat tinggal yang lebih memadai? Usaha pencapaian hasil yang memuaskan dan berhasil membeli tempat tinggal, mereka mulai...