BAB 2

2.3K 168 7
                                    

Forgive me because of the typo

***

Lelaki itu menjalankan mobilnya setelah memastikan wanita yang baru saja ia antar masuk kedalam gedung Apartment. Ia tak habis pikir bahwa ia bisa menolong wanita yang bahkan sudah merusak senar Bass kesayangannya.

Hari ini cukup melelahkan bagi Jayden. Ia butuh istirahat karena jadwal manggung band nya akhir-akhir sangat padat. Bahkan meraka jarang mendapatkan liburan karena kesibukan mereka menggelar tour untuk album terbaru tahun ini.

Ia menjalankan mobilnya menuju kawasan The Rocks Apartment nya berada.

" Darimana saja kau?" tanya Axel kepada Jayden

Sebagai kawan se band yang sudah meniti karir selama 16 tahun bersama. Mereka juga tinggal bersama di satu Apartment. Meski usia mereka sudah menginjak tiga puluhan. Jayden sempat berpikir. Apakah mereka berempat tetap akan tinggal bersama seperti ini. Satu per satu dari mereka pasti akan Seattle down dengan partner hidup nya kelak.

"Aku baru saja dari Bronte mengantar seeorang" ucap Jayden kemudia berlalu kekamarnya

Memikirkan hidup bukanlah suatu yang ia sukai. Ia hanya menjalani apa yang ia sukai dan itu adalah musik. Suatu saat nati ia akan meninggalkan dunia musik dan melanjutkan perusahaan keluarganya. Itu sudah pasti ia tak akan bisa menghindar.

Jayden menghela napasnya sembari menatap langit-langit kamarnya. Tahun ini ia berusia tiga puluh dua tahun dan ia tidak memiliki pacar alias single. Berbeda dengan ketiga temannya yang sudah memiliki pasangan yang siap diajak menikah. Sang Vocalis Lucas Robert Gerald yang seumurannya dengannnya telah berkencan selama enam tahun dengan Siera Anderson. Sang Drumber Axel Boutman juga telah berkencan dengan seorang model baru-baru ini kalau tak salah namanya Kayla. Bahkan sang Gitaris Mason Adreanson telah bertunangan setahun lalu dengan seorang model Kiara Robert. Hanya tinggal dirinya saja yang belum memutuskan kepada siapa ia akan berlabuh.

Tiba-tiba Jayden teringat dengan gadis yang ia temui setalah konser di Vivid Festival. Ia yakin gadis itu bukanlah orang Australia atau pun Amerika. Parasnya terlalu lugu seperti wanita Asia.

"Aku lupa menanyakan namanya" sesal Jayden

Perlahan matanya mulai terlelap. Ia perlu mengisi eneginya untuk melanjutkan kehidupan esok hari.

"Good Night" Ucapnya pada diri sendiri.

****

Jayden mengucek matanya menyesuaikan cahaya. Ia menggaruk kulit kepalanya sembari mengumpulkan kesadarannya. Ini menatap handphone nya ternyata hari ini terbangun cukup pagi. Jam menunjukan pukul 7 pagi.

Ia beranjak dari tempat tidur kemudian Ia mandi. Ia menatap prihatin kamarnya yang berantakan. Baju kotor dimana-mana, bekas makanan yang belum sempat ia bersihkan. Ia hanya menyelamatkan Duke Bass kesayangannya dengan meletakan di sudut kamar yang paling bersih.

"Baiklah hari ini aku akan bersih-bersih" gumamnya sekian kalinya.

Jayden beranjak meninggalkan kandangnya. Ia cukup prihatin melihat baju-bajunya. Ia hanya memiliki beberapa potong pakaian di Apartment pakaiannya lebih banyak di Canberra di rumah kedua orang tuanya.

"Sepertinya hari ini aku harus bertelanjang dada" ucapnya melihat wardrobe nya kosong. Ia mengambil celana dan memutuskan membuat sarapan.

Tinggal berempat dengan pria lanjang membuat mereka wajib bisa memasak setidaknya untuk sarapan. Jayden perlahan menuangkan telur yang telah ia campur dengan beberapa sayur dan rempah-rempah ke teplon. Hari ini ia berancana untuk membuat Omelet dan ia rasa cukup untuk mengganjal perutnya.

Laksmi (From Sydney to Bali)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang