BAB 15

1.7K 143 1
                                    


Dua hari berlalu semenjak Laksmi menjelaskan kelasahpaham itu pada Jayden. Hubungan Jayden dan Lakmi makin dekat bahkan meraka intens mengirimi pesan satu sama lain. Jayden bahkan selalu cerewet menanyakan tentang keluarga Laksmi hingga Laksmi kewalahan menjawab. Bahkan sakit lelahnya menjawab pertanyaan Jayden dia mengirimi Jayden CV yang mmebuat Jayden tertawa.

Ternyata sesederhana itu. Laksmi saja yang terlalu ribet memikirkan sesuatu. Ia terlalu pandai berteori tentang hidup dan percintaan. Hingga ia menyadari teori dan praktik itu memang berbeda. Semuanya terasa mudah, Jalanan, nikmati dan syukuri.

Hari ini Jayden kembali ke Sydney setelah liburan di Canberra. Laksmi berencana memasak Nasi Goreng untuk Jayden. Empat jam yang lalu Jayden menghubunginya bahwa lelaki itu sudah berangkat dan berarti kemungkinan Jayden sudah sampai Sydney.

Terlalu larut pada dunianya hingga Laksmi tak menyadari bahwa Jayden sudah sampai. Lelaki itu memeluk Laksmi dari belakang membuat Laksmi sedikit terkejut.

"Jay" wangi Parfum Jayden sangat diingat oleh otak Laksmi.

Jayden tersenyum kemudian tangannya terulur memberikan sebuah bucket untu Laksmi. Laksmi ingin berbalik namun Jayden menahan tubuh Laksmi. Jayden sedang gugup, sudah sejak diperjalanan ia memikirkan kata apa yang harus ia ucapkan untuk Laksmi. Satu hal yang ia pikirkan, Laksmi harus jadi miliknya.

"would you be mine" Ujar Jayden masih memeluk Laksmi dari belakang membuat Laksmi terkekeh.

"Bukankan aku sudah jadi milikmu saat aku menelponmu dan mengucapkan aku merindukanmu? Hmm... Atau saat kau mengambil ciuman bibirku hmmm?" Ujar Laksmi berpura-berpikir lalu membalik.

Jayden menegang, Jadi Laksmi sudah bangun saat Ia mencium Laksmi. "Jadi kamu sudah bangun saat itu?" tanya Jayden sedikit gugup. Ia takut Laksmi memarahinya.

Laksmi tertawa "Kalau aku marah, aku sudah memukulmu pagi itu" membuat Jayden ikut terkekeh.

Dengan cepat Jayden menarik pinggang Laksmi ia membungkukan kepalanya mengecup bibir Laksmi pelan. Awalnya hanya kecupkecupan ringan namun lama-kelamaan menjadi lumatan-lumatan. Jayden sengaja menggit bibir bawah Laksmi membuat Laksmi memekik, keadaan itu dimanfaatkan Jayden untuk membikan akses lidahnya mengabsen bibir Laksmi.

Ciuman memabukan itu membuat Laksmi memeluk leher Jayden erat. Ciuman Jayden semakin menuntut membuat Laksmi medesah. Dengan cepat Jayden menuntun Laksmi ke arah sofa, Ia menindih Laksmi dengan masih menautkan bibirnya.

Seketika kesadaran Laksmi hadir. Ia segera melepaskan diri dari Jayden. Pipinya memerah selama tiga puluh tahun dalam hidupnya Ia tak pernah melakukan keadaan seerotis itu. Jayden adalah lelaki yang pertama mencium bibirnya.

Jayden terkekeh melihat Laksmi nampak malu. Ia tahu Laksmi tak terlalu berpengalaman masih kaku diawal untung saja Laksmi cepat menyesuaikan diri. Ia melihat penampilan Laksmi yang acak-acakan karena ulahnya. Untung saja Laksmi segera sadar jika tidak Ia tak yakin bisa berhenti.

"Jay ayo makan. Aku buatkan nasi goreng" Ucapan Laksmi membuat mata Jayden berbinar. Sejak mereka berbaikan Jayden selalu memberikan kode kalau ia ingin memakan nasi goreng ternyata Laksmi peka dengan kodenya.

Ia mendatangin pantry dan duduk. Laksmi menyerahkan sepiring nasi goreng kepada Jayden. Ia kemudian memakannya. Laksmi hanya tersenyum. Ia jadi ingat perkataan ibunya. Jika ingin meluluhkan lelaki buat ia ketergantungan dengan masakanmu.

Senyuman Laksmi membuat Jayden tidak focus ditambah lagi penampilan Laksmi yang sedikit acak-acakan dengan bibir yang membengak.

"Rapikan pempilanmu atau aku akan menyerangmu lagi"

Laksmi (From Sydney to Bali)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang