BAB 8

1.6K 140 0
                                    

Jayden menampakan kakinya di Apartement. Sepertinya mereka sedang berkumpul disana. Ia bergabung dengan mereka. Dengan sengaja Jayden duduk diantara Siera dan Lucas membuat pelukan keduanya terlepas.

"Jay" kesal Siera malah mendapat kekehan dari Jayden. Memang diantara ketiga pacar temannya Jayden lebih sedikit dekat dengan Siera karena wanita itu sering menemani Lucas latihan. Ia menatap Jayden aneh. "Kau tampak berebeda" ujar Siera menyadari sesuatu. Iya tawa Jayden lebih lepas dari biasanya.

"Kau punya pacar?" tembak Lucas langsung

Ucapan Lucas membuat Jayden membuat tawa Jayden terhenti. Pacar? Apa dia dan Laksmi bisa disebut pacaran. Apa Laksmi menyukainya.

Keterdiaman Jayden membuat temannya merasa tidak enak hati karena wajah lelaki itu tiba-tiba keruh. Jayden menjadi banyak diam dan memilih menjadi pendengar padahal biasanya saat mereka berkumpul Jayden adalah salah satu pembicara aktif bersama sierra dan Axel. Sedangkan Pacar Axel dan Mason mereka jarang berbicara. Sangat anggun seperti wanita didikan kerajaan.

"ouch Iya Jay.. ini punyamu bukan" suara Nely yang datang dari dapur sambil membawa sebuah paper bag. Jayden ingat saat mendengar Laksmi kecelakaan Jayden terburu-buru bahkan melupakan gaun yang ia beli untuk Laksmi. Melihat gaun itu mengingatkannya kepada Laksmi yang hari ini membelikannya baju dengan ukuran yang pas.

"Thanks" Ujar Jayden meraih paper bag tersebut.

Nely menatap Jayden yang memandang paper bag itu dengan bahagia. Ia yakin itu untuk seseorang yang mungkin special di hati Jayden. Ia merasa hatinya tercubit ketika menatap wajah bahagia Jayden. Hampir 7 tahun menjadi asisten dari four seasons membuatnya harus kuat menahan pesona keempat lelaki tampan itu. Sejak awal ia memang mengagumi Jayden lelaki ramah yang menyapanya terlebih dahulu. Lelaki yang tak banyak protes apapun yang ia siapkan berbeda dengan Lucas, Mason dan Axel yang memiliki selera yang cukup perfectionist. Itulah juga alasannya di usia 27 tahun belum memiliki kekasih.

Disisi lain, Siera menatap wajah pias Nely kasihan. Meski semua lelaki itu tidak peka dengan perasaan Nely. Siera sebagai seorang perempuan sangat peka dengan perasaan sesamanya. Ia tahu sejak awal Nely menyimpan perasaan khusus untuk Jayden. Menurut Siera, Nely bukanlah wanita yang jelek. Ia memiliki tubuh ramping, wajah mulus bak model. Bahkan jika ia mau Siera rasa Ia bisa menjadi model. Hanya saja ia lebih tertarik untuk menjadi asisten artis, mungkin Jayden adalah salah satu alasannya.

"Bagaimana kalau kita camping?" ajak Siera memecah keheningan

"Cool" sahut mereka semua kecuali Jayden. Mereka menatap Jayden dengan tatapan memohon

"aku akan pulang ke Canberra" ujarnya membuat Siera mendengus

"Sudah hampir dua bulan aku tidak pulang. Just having fun without me"

Siera membuang muka pertanda kesal dengan Jayden. Ia padahal berencana untuk mendekatkan Jayden dengan Nely. Jujur saja sebelum dekat dengan Lucas, Ia lebih menyukai Jayden namun sayang Jayden tak pernah meresponnya. Ia pikir Jayden tidak tertarik dengan gadis bertubuh kecil sepertinya, mungkin saja selera Jayden adalah wanita tinggi dan ramping seperti model dan Nely yang memuhi criteria nya.

"Ayolah.. aku tak mau jadi anak durhaka. Karena ada beberapa hal yang harus aku urus"

Meski sedikit kesal namun Siera memaklumi.

"Btw.. itu isi paper bag nya apa sih?" tanya Siera penasaran. Dengan cepat ia merebutnya dari Jayden yang kebetulan duduk disampingnya. Mata Siera melebar melihat dress yang ada didepannya. Dress ini terlalu kecil untuk Nely ataupun Monica kakak Jayden. Ini seperti ukuran tubuhnya. Tunggu benar, ini ukuran bajunya.

"Maaf, Dress ini bukan seleraku. Terlalu polos" dengan Percaya diri Siera menolak Dress yang masih ia pegang. Namun saat ia melihat harga yang terpampang di dress itu membuat matanya melotot.

"Maaf juga ini bukan untuk kamu" Ujar Jayden dengan tegas. Ia memang tak pernah tertarik dengan Siera. Wanita itu terlalu manja untuk seseorang seperti Jayden. Usia Siera baru 26 tahun itu berarti sierra 6 tahun lebih muda dari Jayden dan Lucas.

Siera masih syok dengan harga dress itu. Ia baru ingat, itu adalah dress limited yang dibicarakan teman-temanya. Sebagai seorang wanita tentu saja Ia iri dengan wanita yang akan menggunakan dress itu. Ia mencabikan bibirnya dan mengadu kepada Lucas membuat Lucas menatap tajam Jayden.

"It aint my fault dude. Dia saja yang over confident. Sudahlah , Aku mau pergi dulu" Jayden hendak meninggalkan apartmentnya namun suara Nely menginterupsi

"Mau kemana?, Ingat nanti malam kalian ada show di café Alardo di Bronte" Nely mengingatkan schedule kepada Jayden.

Jayden tersenyum sangat manis membuat Nely menahan nafas. "Siap". Jayden kemudian melenggang pergi. Ia akan ke apartment Laksmi mengingatkan wanita itu untuk minum obat dan mengobati lukannya.

Dalam perjalanan Jayden sudah memikirkan banyak hal yang akan Ia lakukan dengan Laksmi. Menonton Film, Bermain Games, dan banyak hal. Ia berhenti terlebih dahulu di Super Market untuk membeli beberapa bahan makanan, Ia ingin memasak sesuatu dengan Laksmi. Yap.. satu kegiatan yang terpikir di otaknya memasak bersama.

Tangannya menggambil beberapa sayuran seperti wortel, kol, Chinese cabbage, dan brokoli. Ia juga mengambil beberapa macam snack, susu, telur, tepung, coklat batangan, keju juga gula. Ia berencana meminta Laksmi untuk membuatkannya kue. Matanya menyisir ke rak, Ia melihat beras. Ia juga mengambil beras karena ia selalu suka Nasi Goreng buatan Laksmi.

Setelah membayar. Ia bergegas memasukan belanjaannya ke mobil. Ia bersenandung riang sembari menikmati perjalanan dengan lagu yang mengalun di radio. Ia juga berencana megenal Laksmi sedikit demi sedikit. Dari mana ia berasal, apa makanan kesukaannya, pekerjaannya dan masih banyak lagi.

Setelah sampai di apartment Laksmi. Ia segera masuk karena Ia sempat mengintip saat Laksmi memasukan password apartmenya. Ia meletakan belanjaannya di Pantry dan juga baju yang ia beli untuk Laksmi. Matanya menyisir mencari keberadaan Laksmi di apartement.

Matanya terasa pedih saat melihat Laksmi berpelukan dengan seorang Lelaki yang cukup tampan.

"Aku merindukanmu" itulah kata yang diucapkan Laksmi kepada lelaki itu sembari mengeratkan pelukannya.

Dengan kurang ajar lelaki itu membalas "Aku juga merindukanmu juga sweety"

Tangan Jayden mengepal, kepalanya terasa pening ingin menyemburkan larva. Ia ingin sekali memukul lelaki itu namun siapa dia? Mungkin saja ia adalah kekasih Laksmi bahkan lebih parah tunangan atau suami Laksmi. Memikirkan hal itu membuat kepalanya mendidih. Jayden kemudian meninggalkan apartment Laksmi dengan kacau.

Ia berbalik. Pikirannya tidak focus. Ia ingat hari ini ia ada jadwal manggung Café Alardo sekitar sepuluh menit dari gedung apartment Laksmi. Karena ia kurang focus, Jayden memutuskan untuk berjalan kaki.

Suasana hatinya sedikit memburuk. Wajahnya sedikit mengkeruh tak ada senyuman. Padahal beberapa kali penggemarnya menyapa. Ia tak perduli, Jayden hanya berjalan sembari berharap bahwa ia senang bermimpi. Mimipi buruk yang terasa nyata.

Akhirnya Ia sampai di Café tiga jam lebih awal membuat pemilik café terkejut.

"Show nya jam 7 Mr. Scott" Ujar Mr. Glen Dorthery sang manager café

Jayden mengabaikan keberadaan sang manager. "Bisakah saat mendapatkan tempat privat untuk menenangkan diri"

Sang mananger menegrti dengan perasaan Jayden. Kemudian Ia mengantar Jayden ke rooftop café yang biasanya menjadi tempat favorit karyawan untuk menenangkan diri.

"Thankyou" Ucap Jayden yang dibalas senyuman oleh Sang Manager. Ia meninggalkan Jayden disana dan memberikan privasi untuk sang artis.

Desiran angin yang sejuk terasa berhembus di wajah Jayden membuatnya semakin mengingat Laksmi. Ia berusaha memejamkan matanya namun lagi lagi bayangan Laksmi kembali muncul dikepalanya. Senyuman itu, cara Laksmi menatapnya, cara Laksmi memasak, Cara Laksmi memeperlakukannya dan yang terakhir bayangan Laksmi dipeluk oleh lelaki lain.

Ia mengacak rambutnya kasar

"AHHHHHHHHH...." Teriaknya lantang kemudian terduduk

Laksmi (From Sydney to Bali)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang