Ia sudah seminggu tinggal di Bangli di rumah Laksmi. Selama seminggu ini juga Ia mendapat kulaih singkat tentag bahasa Bali dan Bahasa Indonesia. Calon mertuanya sangat kejam bahkan dia memberikan ultimatum bahwa tak ada yang boleh berbicara dengannya menggunakan bahasa Inggris sehingga jika ingin berbicara harus menggunakan Bahasa Bali atau Bahasa Indonesia.
Sudah syukur kau dikasi restu jayden! Peringat otaknya
Ia menempati kamar tamu dirumah Laksmi. Baru saja Ia diajak memancing oleh Ayah Laksmi ke Sawah yang ada lumayan dekat dari rumah.
"Hello" Panggilan dari adik Laksmi membuat jayden mengalihkan tatapannya. Ia menatap Putri adik Laksmi yang paling kecil yang saat ini masih SMA. Jika Jayden lihat Laksmi dan Putri mirip namun yang mmebedakan adalah tinggi badan mereka. JIka kedua adik Laksmi memiliki tubuh tinggi makan Laksmi lah yang paling pendek. Jayden yakin jika mereka berkumpul Laksmi lah yang terlihat seperti anak ketiga.
"Kenapa melamum!?" Ucapan itu membuat Jayden mendengus. Putri sangat jahil yang paling Jayden sebalkan adalah Putri selelu menceritakan lelaki yang mengejar pacarnya dulu. Sangat menyebalkan!
"Kenken?" tanya Jayden menggunakan bahasa Bali yang berarti kenapa
Putri nampak takjub "Ternyata bule ini cepat belajar ya! Tak sia-siap bapak sampai turun tangan jadi mentor" Ujar Putri membuat Jayden ingat pada calon ayah mertuanya. Selama seminggu lelaki payuh baya itulah yang mengajarinya bahasa Bali dan Bahasa Indonesia. Mau tak mau Ia haru pandai. Malu dong!
"Mau masuk ke kamar Laksmi gak?" tanya Putri meberi penawaran meggiurkan untuk Jayden. Ia mengangguk namun Ia yakin gadis kecil ini pasti akan meminta imbalan pasalnya Anakin sangat jahil, mantre dan tidak sopan bahkan Ia tak memanggil Laksmi dengan kata Mbok yang berati kakak perempuan
Jayden pun mengikuti calon adik iparnya. Gadis SMA itu nampak sedang berusaha membuka kamar Laksmi. Pintu terbuka membuat senyuman nya mengembang
Penciuman Jayden langsung merasakan Lembut mawar khas Laksmi. Ia menyisir kamar ini, penataannya sama dengan kamar Laksmi yang di Sydney namun yang membedakan adalah foto-foto yang berjejer dikamar ini, selain foro ada juga beberapa piagam, medali dan piala berjjeer di atas lemari.
"Ini foro kapan?" tanay Jayden menatap foto Laksmi yang nampa menggunakan pakaian adat Bali dengan baju putih dan kamben berwarna merah marron. Di foto ini Laksmi tampak imut.
"Kata mamak itu foto waktu Laksmi kelas 6 Sd, Dia ikut lomba mesatua Bali" Ujar Putri mmebuat Jayden menyengit.
"Mesatua Bali?"
"Kayak Story telling gitu tapi pake bahasa Bali"
Jayden kembali menyusri foto itu. Disana foto kecil Laksmi memakai rok berwarna merah. Mamak dan Bapak juga nampak berbeda di foto. Mereka tampak kurus dan muda.
"Kau yang mana?" Tanya Jayden pada Putri
Putri mendengus. Tentu saja Ia tidak ada! Waktu itu Ia belum lahir. "Gak ada! Masih belum dibuat sama Mamak dan Bapak" Ujarnya. Ia kesal melihat foto itu soalnya ia tak ada bahkan waktu kecil Laksmi sering mengerjainya dengan mengatakan bahwa Ia anak pungut karena fotonya tak ada. Lakmi juga menawarkan akan menegdit fotonya di foto keluarga itu.
Melihat Ekspersi Putri yang sebla membuat Jayden bahagia. Ia dan Putri sudah seperti anjing dan kucing yang tak pernah akur.
"Nah.. Nah kau ini foto Laksmi sama Dode Angga. Tetangga kita sebelah. Dia ini temanan sama Laksmi dari orok bahkan ada yang nanya Laksmi nikahnya sama Dode Angga" Inilah yang Ia kesalkan dari rubah kecil ini. Siapa juga Dode Angga? Kenapa sedari kemarin mereka menceritakan Dode Angga!
"Tapi buktinya, yang akan jadi kakak iparmu aku. Jayden Scott" sebal Jayden membuat Putri tersenyum senang menggoda Jayden.
"Skipp.. Skipp" Ujar Jayden kesal
Putri mendengus "sensitive sekali sama seperti Laksmi pantesan jodoh" guman Putri
Seharian Putri menjadi tour guide Jayden menyusuri setiap jengkal kamar Laksmi, mengomentari setiap foto dan menceritakan sejarah di setiap foto.
"Laksmi itu orangnya malas, malas ngomong, malas ngapa-ngapain. Masak pun tak pernah eh sekarang udah mau nikah aja" Ujar Ester ibu Laksmi membuat Lelaki itu menyengit.
Pasalanya Laksmi yang diceritakan oleh calon ibu mertuanya berbeda dengan Laksmi yang Ia kenal di Sydney. "Aku tak yakin?" gumam Jayden masih didengar oleh Ester
"Mamak serius! Kalau dirumah dia lapar pasti dia minta bapak yang masakin telur atau sayur" Ujar Ester lagi. Jayden mengangguk, People change bukan! Laksmi sekarang sudah dewasa dan dia juga mandiri karena lama menetap di luar negeri.
"Oh iya Jay. Besok kamu ikut mebat ya sama Bapak di Pak Made tetangga kita. Mereka ada acara tiga bulanan cucu pertamanya" Jayden hanya mengangguk. Ia sudah pernha mebat sekali bersama Pak Nyoman. Mebat itu adalah salah satu tradisi di Bali dimana mereka memasak bersama disuatu ruah untuk kepentingan upaara atau acara tertentu yang dimasakpun beragam Sate, Lawar dan lain-lain.
Jayden masih ingat bagaimana wajahnya yang takjub melihat para Lelaki Bali memasak. Mereka begitu lincah bahkan mereka memotong bumbu dapur dan beberapa sayur seperti seorang chef handal. Awalnya Jayden bingung mau ngapain namun mertuanya sabar mengajarinya sehingga Ia sudah bisa melilit sate Empol khas Bali dan Ia juga belajar meggoreng di depan minyak sekala besar, Awalnya Jayden negri namun lama kelamaan Ia terbiasa. Ia juga sudah bisa beradaptasi dengan masakan yang lumayan pedas sekarang, Ia juga bisa sudah terbiasa makan dengan tangan saat acara seperti ini.
Jayden menggunakan sarong dan udeng yang diberikan ayah Laksmi, Ia juga membawa golok yang nantinya akan dipake mebat. Kali ini ia mewakili Pak Nyoman yang berhalangan hadir karena ada pertemuan mendadak di kodim.
"Hai Jay, Pak Nyoman mana?" Tanya lelaki kirakira seumurannya. Gede Kembar anak dari Pak Made aka yang punya acara. Ini lah yang ia sukai tiggal disini, mereka bersahabat dan ramah kepadanya. Rasa kekeluargaan pun Ia rasakan sangat tinggi disini. Mereka juga memeiliki toleransi yang tinggi terhadapnya!
"Bapak ada pertemuan di Kodim. Jadi aku yang wakilin" Ujar Jayden membuat Gede mengangguk.
Jayden masuk. Awalnya Ia ingin bergabung dengan bapak-bapak yang lain. Namun Gede kembar sudah lebih dulu mengajaknya berkumpul dengan para Bapak Muda. "Biarkan Jay, Kaum tua dengan kaumnya. Kita disini sama kaum kita kaum muda" UJar Gede membuat Jayden tertawa pelan. Kaum tua dan kaum muda ya!
Mereka melilit sate sambil bercerita tentang pertandingan Liga Inggris semalam. Jayden hanya menikmati karena Ia tak sempat menonton semalam. Pembicaraan mereka pun ngalor ngidul sambil memberikan leucon satu sama lain. Meski tak terlalu pasih berbahasa Bali namun Jayden mengerti apa yang mereka ucapkan.
"Jay. Ije ci megae?" Tanya Wayan Artha, Salah satu tetangga dari ayah Laksmi berbicara menggunakan bahasa pergaulan yang berarti dimana kamu bekerja. Ingat ini bahasa pergaulan kalau kalian sudah akrab baru bisa menggunakan bahasa ini. Bahasa Bali juga sama seperti bahasa Inggris ada yang formal dan ada untuk Informal.
"Di Sydney" Jawab Jayden
"Pak ijane to? Cang dugas ne maan ngeport di Sydeny nyen nawang kayang ne maan singgah"
Disebelah mananya? Saya waktu ini pernah ngeport di Sydney siapa tahu saya bisa berkunjung kesana
Rata-rata dari mereka bekerja di Kapal Pesiar atau yang lebih sering disebut ABK. Jadi mereka sudah biasa pergi keluar Negeri. Itulah sebbanya mereka nampak sangat friendly karena sudah biasa bertemu orangorang dari berbeda ras dan budaya.
"di Bronte, St Alden"
Wayan menganguk. Kemudian Ia melanjutnya "Sing nyangka cang puk! Pak Nyoman kal ngelah mantu. Bapak ci to kan galak. Cang kal meekin Laksmi pidan dengengine"
Saya tak menyangka. Pak Nyoman akan punya mantu! Bapak Nyoman kan galak. Dulu saya mendekati Laksmi saja langsung didamprat.
Jayden tertawa pelan mendengar penuturan Wayan. Ia sudah cukup sering mendengar reputasi mertuanya di desa ini terkenal tegas dan tak neko-neko. Ia menjaga ketiga putrinya dengan sanagt ketat. Jayden bersyukur karena Ia lah yang terpilih menjadi salah satu calon anggota keluarga kelarga itu. Ada rasa hangat menjalar didadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laksmi (From Sydney to Bali)
RomanceFollow dulu sebelum baca ya 😊 "Hmm.. Mr. bisakah aku meminjam handphone mu?" tanya Laksmi dengan tidak tau malunya Lelaki itu menaikan alisnya "Buat apa?" "Aku tidak ingat jalan pulang. Jadi aku mau pakai google map untuk mengetahu rute" Laksmi...