BAB 10

1.7K 150 2
                                    

Jayden memijat pelipisnya . Kepalanya terasa sakit sekali. Ia mencoba mengedarkan pandangannya. Dimana dia. Jangan-jangan semalam Ia melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. Ia langsung memeriksa pakaiannya, masih lengkap hanya saja ini bukan pakaiannya semalam. Jayden langsung terpejat, Ia menegdarkan pandangannya sembari mengembalikan kesadaranya. Kamar ini terasa familiar. Bau menenangkan---- Ya Tuhan ini kamar Laksmi.

"Sudah bangun" Sarkas seorang Lelaki membuat perhatian Jayden teralih. Shit. Ia ingat lelaki itu yang memeluk Laksmi. Jayden menatap Lelaki itu dengan pandangan dinginnya.

Ia mengabaikan lelaki itu, kemudian keluar dari kamar Laksmi, Ia menatap Laksmi yang sedang memasak. Apa dia tidak ke kampus pikir Jayden kemudian Ia duduk di Pantry sembari memperhatikan Laksmi.

Merasa diperhatikan, Laksmi menatap Jayden dengan tersenyum. "Good morning Jay" . Senyuman itu senyuman yang Laksmi juga berikan peda Lelaki lain membuat Jayden kesal dan mengabaikan Laksmi.

Laksmi menatap Jayden yang membuang pandangannya, apakah lelaki itu marah lagi pikirnya. Ia mengindikan bahunya acuh Ia memilih kembali focus pada masakannya. Hari ini ia memasak bubur, karena tampaknya Jayden kurang enak badan sebab mabuk semalam. Ia membuat bubur dengan dicampur dengan wortel dan juga ayam suir.

"Makanlah" Jayden menatap makanan tersebut tak berserela. Ia tidak suka makanan lembek.

"Biarkan aku saja yang makan kalau dia tak mau" Harry meraih semangkuk bubur milik Jayden namun di halangi oleh Jayden membuat Harry terkekeh.

"Lalu untukku mana sweety" Harry dengan sengaja membuat nada semanja mungkin untuk memanas-manasi Jayden dan berhasil. Laksmi merasa aneh dengan nada bicara Harry , Ia mengindikan bahunya acuh kemudian memberikan semangkuk bubur untuk Harry.

Mereka bertiga makan dengan keadaan diam. Namun tatapan Jayden mengobarkan aura permusuhan kepada Harry. Ia juga dengan sengaja menginjak kaki Harry membuat Harry meringis.

Dalam hati Ia mengutuk Jayden. Awas saja lelaki tahu siapa dirinya. Ia akan mempersulit restu untuk Jayden. Enak saja lelaki itu! Sebelum Ia memacari adiknya, Ia harus melewatinya dan Daniel terlebih dahulu untuk menguji kelayakan Jayden sebagai pendamping Laksmi.

Deringan ponsel Harry membuatnya harus meninggalkan apartment Laksmi. "Dek abang ada urusan mendadak. Hati-hati bersama laki-laki itu" Ujarnya sembari mencium kening Laksmi dengan cepat.

Kakaknya selalu saja sibuk bahkan weeked sekalipun. Ia berpikir bagaimana keadaan pasangan abangnya suatu saat nanti. Laksmi tak menyadari ada satu beruang yang sudah siap mengobarkan kemarahnya di ruangan ini.

Mata Jayden memerah saat melihat tindakan lelaki itu. Ia tak suka Laksmi disentuh apalagi kali ini dengan lancangnya lelaki itu mencium kening Laksmi. Keparat! Jayden mengepalkan tangannya. Ia mendorong mangkok piring yang baru ia sentuh dua sendok, Selera makannya tiba-tiba menguap entah kemana.

Laksmi tidak peka melihat perubahan Jayden. "Jay, kau tidak suka bubur?" tanyanya heran melihat Jayden mendorong mangkok yang berisi bubur utuh. Jayden hanya diam tak menjawab dan memandang Laksmi dengan tatapan dingin.

"sebenarnya aku ini apa untukmu Laksmi" Ujarnya sambil menunjuk dirinya sendiri. "Apa arti dari kebersamaan kita bagimu? Kau membiarkan aku bersamamu dan membuatku berharap lebih namun apa kau..." Jayden tak melanjutkannya Ia memilih mengacak rambutnya lelah.

Laksmi tak bergeming, kepalanya sibuk mencerna perkataan Jayden. Satu hal yang dapat ia tangkap. Jayden sedang marah kepadanya. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali.

Melihat Laksmi yang tak bergeming membuat perasaan Jayden kembali berantakan. Banyak pertanyaan yang berkeliaran dikepalanya. Kepalanya benar-benar pusing. Ia terduduk di kursi Pantry sembari memegangi kepalanya.

Laksmi (From Sydney to Bali)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang