BAB 16

1.6K 151 2
                                    

Mata Jayden terbelalak saat mendengar ucapan Laksmi. Padahhal baru saja mereka bersama, baru saja Ia merasa bahagia tetapi kenapa Laksmi malah kembali mengancurkan hatinya.

"Maksud kamu apa?" Sarkas Jayden.

Jayden menghempaskan tangan Laksmi yang menyentuhnya. Ia menjauhi Laksmi kemudian memegang kedua lengan Laksmi erat.

"Am I that joke for you?" Jayden mengacak rambutnya frustasi. Bagaimana bisa Laksmi mengatakan ini padanya. Pulang ke Bali tiga minggu lagi? Jayden mengerti makna pulang atau kemungkinan wanita itu tak akan balik lagi ke Sydney. Jika keadaannya seperti itu, Bagimana nasib Jayden?

"Jay. Please listen to me?" Pinta Laksmi lirik. Inilah alasannya ia ingin menjelaskannya lebih awal. Jayden bukanlah orang yang bisa menerima penjelasan orang lain dengan cepat. Ia membutuhkan waktu untuk mencerna.

Jayden mengangkat alisnya dan tersenyum miring pada Laksmi "Apa yang harus aku dengarkan? Kalau kamu mau meninggalkan aku?" Jayden melangkah hendak meninggalkan apartment namun dengan cepat Laksmi menahannya. Laksmi tak mau Jayden melakukan hal-hal yang aneh. Lelaki ini egois, Jayden tak akan memikirkan orang lain dan yang Ia pikirkan adalah kemarahannya sendiri. Laksmi juga takut Jayden melakukan hal-hal yang buruk seperti mabuk dan menyetir ugal-ugalan sehingga akan mencelakakan diri sendiri dan orang lain.

"Kamu boleh marah tapi tolong jangan pergi dari sini dengan keadaan seperti ini" Pinta Laksmi lembut. Ia sebenarnya lelah namun Ia juga paham perasaan Jayden.

Melihat wajah Laksmi yang nampak lelah dan sedikit pucat membuat Jayden sedikit luluh. Ia berjalan melewati Laksmi dan masuk ke kamar Laksmi dengan membantik pintu kencang membuat Laksmi menghela nafasnya lelah.

Laksmi memutuskan untuk duduk. Matanya sedikit berkunang-kunang. Kemungkinan tensinya turun karena sudah beberapa hari Laksmi bergadang untuk menyelesaikan beberapa deadline pekerjaan. Ia memijat pelipisnya dan memejamkan mata sejenak. Pikirannya sungguh penat ditambah Jayden yang seperti tak mau mendengar penjelasannya.

Lima belas menit Ia membiarkan Jayden menengkan diri. Perlahan ia mendekati kamarnya. Ia membuka pintu dengan hati-hati. Kepulan asap membuatnya terbatuk namun Ia tetap nekat masuk. Laksmi melihat Jayden sedang merokok di kamarnya. Laksmi tidak kuat, nafasnya lalu tersengal seperti tak ada asupan oksigen yang masuk ke paru-parunya. Ia masih tersengal dan terduduk dintai yang dingin.

Disisi lain Jayden yang merasa pintu kamar terbuka menoleh. Mata nya terbelalak saat melihat Laksmi terduduk dengan nafas tersengal. Dengan cepat Ia menggendong Laksmi menuju rumah sakit terdekat. Ia menatap Laksmi masih tersengal. Jayden mengucapkan maaf berulang kali. Ia mendekap Laksmi erat. Untung saja depan apartment Laksmi adalah klinik. Ia pun membawa Laksmi kesana.

Dokter memasangkan oksigen untuk Laksmi mebuat perlahan nafas Laksmi kembali normal. Laksmi juga diinfuse karena tekanan darahnya rendah dan kelelahan. Jayden menggenggam tangan Laksmi, Ia berulang kali mengecup tangan wanita itu sambil mengucapkan maaf.

Laksmi masih tertidur karena efek obat dan juga kelelahan. Jayden meninggalkan Laksmi sebentar karena dokter ingin berbicara kepadanya.

"Ini sudah kedua kalinya, Nona ini dirawat disini karena hal yang sama" Ujar dokter membuat Jayden mengerutkan kening membuat dokter tersenyum.

" kira-kira beberapa bulan lalu  yang lalu. Nona Laksmi juga mengalami sesak nafas" Membuat Jayden semakin mengerutkan kening.

"Jam berapa dok?"

"Jam 1 malam"

Jayden langsung teringat malam dimana Laksmi menjemputnya karena Ia mabuk. Berarti Laksmi saat itu mengalami seperti ini juga. Lalu siapa yang menolongnya.

Laksmi (From Sydney to Bali)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang