BAB 7

1.6K 143 1
                                    

Mata Jayden menyesuaikan diri dengan cahaya. Seperti biasa Ia mengucek matanya untuk mengembalikan nyawanya yang berkelana saat ia tertidur. Kemarin ia menginap dirumah Laksmi, dengan sedikit paksaan tentunya. Akhirnya Laksmi yang mengalah dan membiarkan Jayden menginap di apartmentnya.

Jayden duduk dengan sedikit kurang sadar. Ia tidur di sofa karena di Apartement ini hanya ada satu kamar. Tidak mungkinkan mereka tidur satu kamar. Ah sebenarnya mungkin tapi Laksmi tak mungkin mau.

Ia menatap sekeliling. Ternyata ini sudah lumayan siang, Ia melihat jam ternyata menunjukan pukul 9. Astaga. Ia mencari keberadaan Laksmi. Biasanya Laksmi akan ada di dapur, Jayden pun berjalan menuju ke Pantry namun nihil. Laksmi tak ada disana.

Jayden pun mencari keliling Apartment.. namun sama nihil. Jayden mulai sedikit gelisah, kemana dia gerutunya dalam hati. Ia merasa perutnya mulai lapar. Jayden berjalan menuju ke pantry, siapa tahu ada makanan pikirnya dan benar saja, Ia melihat makanan tersaji di pantry.

"Nasi goreng" gumamnya bahagia. Jayden benar-benar menggilai nasi goreng semenjak Laksmi mengajaknya sarapan pagi itu. Ia merasa nasi goreng sangat pas untuk perutnya yang mudah lapar setiap saat.

Dengan cepat ia melahan nasi goreng buatan Laksmi. Disana ia juga melihat sebuah note dan Ia yakin itu Laksmi yang buat. Jayden membaca note yang Laksmi tinggalkan dengan sedikit kesal benar-benar keras kepala

Jay, hari ini aku mengajar ke kampus.

Makanlah dulu jangan lupa minum air jangan langsung minum kopi

Aku juga tadi buat pudding ada di kulkas, kripik ada di rak atas.

Laksmi

Senyum jayden mengembang. Wanita itu sellau meperhatikan pola makannya. ia kemudian turun ke pantry dan mengambil air putih sesuai dengan perintah Laksmi.

"tunggu, Laksmi mengajar?" ujarnya. Yasudahlah nanti ia tanyakan kepada Laksmi

Setelah makan, ia merasa sedikit bosan mendekam di Apartment. Ia pun berkeliling apartment mungil milik Laksmi. Membaca beberapa buku Laksmi. Menurutnya Laksmi terlalu pintar melihat beberapa buku itu ditulis oleh Laksmi. Kebanyak buku tentang anxiety dan psikologi.

Siapa bilang membaca buku menyenangkan, bagi Jayden ini sangat membosankan. Matanya sedikit usil melihat pintu kamar Laksmi. Masuk, tidak , masuk , tidak, masuk.. dan akhirnya Jayden memilih untuk masuk. Kalau Laksmi marah urusan belakangan.

Hal pertama yang Jayden lihat saat masuk adalah putih. Nuansa kamar ini benar-benar putih. Tak ada apapun selain beberapa foto dan lukisan. Kamarnya benar-benar rapi dan kecil. Hanya ada kasur, meja belajar dan lemari. Jayden menyukai bau kamar Laksmi. Wangi mawar memang identik dengan Laksmi.

Ia memutuskan merebahkan diri di ranjang Laksmi yang berukuran queen size. Jayden mengusel bantal Laksmi. Ia benar-benar digoda oleh bau mawar yang memabukan. Ia berpikir sembari menatap langit-langit kamar Laksmi. Sebenarnya ia dan Laksmi apa? Mereka sudah terlalu dekat. Ahh.. sudahlah biarkan semuanya berjalan dengan sendirinya. Love will find the way bukan. Itulah yang Jayden percayai sehingga ia tak terlalu ambil pusing masalah pacaran sejak dulu.

Jayden membalikan badannya. Ternyata ia terlelap. Jam sudah menunjukan jam 3 sore tapi belum ada tanda tanda kepulangan Laksmi bahkan ia telah tertidur selama lima jam. Dengan tidak sabar ia pun mengambil ponselnya namun ternyata mati karena dayanya habis. Dengan malas ia melangkah menuju ke meja belajar. Ia melihat Laksmi menyimpan chargernya disana.

Ia manghidupkan Hpnya setelah tersambung dengan charger. Ternyata banyak pesan dan panggilan yang tak terjawab. Dari ibunya, kakaknya , ketika temannya dan juga Nely asistenya. Kenapa mereka begitu kompak , kekeh Jayden.

Laksmi (From Sydney to Bali)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang