BAB 25

1.6K 155 5
                                    


"Bagaimana kalau kita liburan? Mumpung kita sudah di Bali" Ajak Mason semangat.

"Tidak bisa! Kalau kalian mau liburan bicarakan dulu. Aku terlanjur mengatur jadwal untuk kalian" Kesal Nely membuat Mason diam. Ia kembali menikamati makanannya.

Lucas dan Axel nampak terkekeh melihat wajah semnagt Mason yang lenyap saat mendengar ucapan Nely. Berbalik dengan keadaan Mason, Jayden nampak gusar. Ia berkali-kali mengaduk makanannya.

"Ada apa dengan mu Jayden? Jangan-jangan kau ingin liburan juga?" tanya Nely tajam membuat Jayden menggaruk tekuknya tak gatal. Bagaimana ini!

"Kapan kita akan kembali ke Sydney?" tanya Lucas yang sedari tadi diam

"Aku sudah booking ticket jam 9 malam" Ujar Nely.

Mason pasrah saja. Padahal ia ingin kepantai dan bersenangsenang.

Jayden berdehem "Tidak bisakah-

Namun Nely memotong ucapan Jayden "Tidak Bisa!" Ujarnya Tegas.

Jayden menghela nafas "Jangan memotong ucapanku!" Ujar Jayden membuat Nely dan yang lain menatapnya dengan tatapan "Kenapa?"

"Aku tak akan ikut pulang ke Sydney karena ada hal yang harus aku urus disini. Satu lagi, Tolong Nely kosongkan jadwalku 2 bulan kedepan" Pinta Jayden tegas membuat teman-temannya melotot.

"Kenapa?" Tanya Mason dan Axel bersamaan

"Ada hal yang harus aku urus. Tolong ini menyangkut masa depanku" Mohon Jayden

Mereka menggela nafas lelah "Baiklah! Tapi setelah cuti panjangmu. Kau harus mau jadwalmu akan lebih sibuk dari biasanya" Ungkap Nely. Kali ini ia memposisikan diri sebagai manager Jayden bukan orang yang menyukai Jayden.

Jayden mengangguk semangat. Dalam benak Nely masih bertanya-tanya. Urusan apa yang mmebuat Jayden sampai harus mengosongkan jadwal selama dua bulan. Nely melihat Mason, Axel dan Lucas menerawang. Pasti mereka memikirkan hal yang sama.

:Baiklah ayo kembali ke hotel. Aku ingin tidur!" Jayden mendahului mereka berjalan ke Hotel. Jayden nampak sanat riang. Ia bahkan menyapa tamu-tamu yang lain. Ada-ada saja.

Mason menyikut Lucas "Ada apa dengannya?" Lucas menggeleng. Ia pun tak paham. Sudahlah! Lelaki itu sudah dewasa, Ia yakin Jayden akan baik-baik saja,

***

Pukul 8 malam Jayden mengantar teman-temannya ke bandara. Ia sedikit sedih karena akan bertravelling tunggal di Bali.

"Nely" Panggil Jayden ketika Nely akan melewati pintu Airport

Nely yang mendengar namanya dipanggil Jayden entah kenapa merasa jantungnya berdetak. Ia bahkan melihat tatapan Jayden yang dalam. "Ada apa?" tanyanya kikuk

"Ingat rantang dan termos ditaro di kamarku saja di apartment" jengjeng trenyata zonk. Bahkan saat-saat seperti ini lelaki itu masih mengingat rantang dan termos itu. Nely menjadi kelas, Ia menghentakkan kakinya membuat Jayden menyengitkan dahi melihat tingkah perempuan itu. Aneh!

"Baiklah. Besok aku akan ke Bangli" Gumamnya lalu berbalik ke taxi yang sudah Ia pesan.

Jayden butuh istirahat. Ia bahkan tak sempat menghubungi Laksmi dari tadi.

Pagi hari Jayden terbangun. Tidurnya tidak nyenayk akrena Ia memikirkan apa yang harus ia katakana saat memperkenalkan diri pada keluarga Laksmi dan lebih parahnya tanpa Laksmi. Sanggupka Ia?

Jayden mandi kemudian bersiap-siap. Ia memastikan pakaiannya rapi. Ia pun langsung check-out dari hotel. Ia membawa barang bawaannya ke taxi, "Bli, Tolong antar aku ke alamat ini" Ujarnya dengan akses yang Inggris membuat sang supir taksi terkekeh.

Setelah hampir satu jam, Ia sampai di Bangli. Matanya menatap patung entah apa yang berdiri ditenga Jalan. Ia juga sempat tertidur karena lelah memperhatikan jalan. Taxi nampak berbelok, Ia memasuki jalan lenggang seperti perumahan namun bukan! Ah dia bingung.

"Sudah sampai, ini LC subak Aya" Ujar sang supir Taxi. Jayden meninta untuk memberhentikan sebentar. Ia ingin bertanya alamat rumah Laksmi.

Awalnya Jayden ragu namun akhirnya Ia memberanikan diri "What is happening sir?" tanya wanita paruh baya itu membuat Jayden tersenyum lega karena ternyata wanita itu bia berbahasa Inggris.

Jayden menggaruk tekuknya tak gatal "I search for Mr. Nyoman Puja's House. Do you know, where is Madam?" Tanya Jayden akhirnya

Wanita itu malam menatap jayden dengan tatapan menyelidik "Mr. Nyoman Puja beloved husband of Mrs. Ester?" tanya perempuan itu lagi

Dengan semangat Jayden mengangguk. "Yes. You know him, Madam?" Tanya Jayden

Wanita itu tiba-tiba tertawa. Tunggu tawanya seperti seperti seseorang "And I'm Mrs. Ester Beloved wife of Mr. Nyoman Puja" Ujar Wanita itu membuat Jayden terbelalak. Apa yang harus ia lakukan! Ia belum pernah menghadapi calon mertua sebelumya. Ia pernah membaca kalau mencium tangan mertua itu penting sebagai tanda hormat di Indonesia.

Jayden mencium tangan Ester membuat Ester terbelalak "Apa kabar Mamak?" Ujar Jayden membuat Ester membelalakan matanya.

Siapa lelaki ini?

"Bisakah saya masuk dulu Mak, I'll tell you later" Ester memandang Jayden curiga namun Ia menganggukan kepalanya membuat Jayden tersenyum senang. Ia pun menghampiri taxi yang Ia tumpangi. Ia membayar dengan beberapa uang dollar karena Ia tak membawa uang Indoensia.

Jayden mengikuti Ester kerumah Laskmi. Ia merasakan kesal Bali yang sangat kental. Rumah ini penuh dengan ukiran-ukiran kayu yang berwarna keemasan. Ada beberapa rumah terpisah yang terletak arah mata angin.

Ester mempersilahkan Jayden duduk. Jayden menatap sekeliling! Ia percaya rumah ini memang rumah Laksmi. Begiru rapid an tertata! Jayden melihat rumah di bagian utara disana banyak foto-foto, sepertinya foto keluarga. Dia duduk di rumah bagian barat nampak ada empat kamar berjejer. Masing-masing kamar berisi nama dan kamar paling pojok itu pasti kamar Laksmi.

Kegelisahan Jayden bertambah saat Ia melihat lelaki paruh baya yang masih tegap berjalan bersama ibunya Laksmi yang jayden yakini adalah ayah Laksmi. Tentu saja mereka benar—benar mirip, Bahkan cara lelaki itu tersenyum, mata , bibir semuanya Laksmi dapatkan dari ayahnya.

Jayden langsung mencium tangan lelaki itu sebagai tanda hormat membuat lelaki paruh baya itu menyengitkan kening "Siapa kau ?" tanya Pak Nyoman Kemudian

Pelipis Jayden yang awalnya tak berkeringat menjadi berkeringat dingin. Ia tak menyangka akan menjadi seperti ini. Ia gugup melupakan pelapan bahasa Indonesia yang sudah Ia pelajari.

"I'm Laksmi's Boyfriend" Ujar Jayden

Mereka duduk lesehan dengan beralaskan karpet beludru yang Jayden yakini tidaklah murah. Digadapannya juga sudah disuguhi makanan dan minuman di cangkir.

Jayden melihat wajah calon mertuanya yang sudah siap bertanya dengannya "Where is Laksmi?" Tanya Pak Nyoman akhirnya membuat jayden lega ternyata kedua calon mertuanya bisa berbahasa Inggris. Ia akan mudah berkomunikasi tanpa harus mengahapal kosa kata lagi.

"She is in Sydney right now. She will back next month after her contact finish" Jelas Jayden membuat kedua orang tua Laksmi mengerti

"So, what are doing here?" Tanya calon mertuannya membuatnya gugup

"Aku kesini untuk meminta restu dari you both. Laksmi and I plan to continue this relationship kea rah yang lebih serius" Ujar Jayden tegas meski Ia harus mencampur bahasa inggris dengan bahasa Indonesi.

Kedua orang tua Laksmi terkkeh melhat usaha Jayden berbahasa Indonesia. Mereka juga terkekh mendengar aksen Jayden yanga neh saat berbicara bahasa Indonesia. Apa lagi berbahasa Bali pikir mereka

"Punya apa samapai kau berani melamar putriku?" tanya Pak Nyoman tajam membuat Jayden gugup

Ia menatap mata Pak nyoman dengan tegas "I have nothing but I will do the best for her, My future wife, mother of my children soon to be" Ujarnya tegas.

Pak Nyoman tersenyum miring "I like your style"

Laksmi (From Sydney to Bali)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang