BAB 14

1.6K 143 0
                                    

Jayden sampai dirumahnya di Canberra. Ia menatap bangunan tempat Ia dibesarkan. Sudah hampir empat bulan Ia tak pulang. Biasanya ia pulang setiap weekend namun karena ada Laksmi ia memilih menginap di tempat wanita itu.

"Wah inget rumah rupanya?" Sindiran halus yang Ibu membuat Jayden terkekeh. Ia memeluk tubuh Ibunya. Meletak kepalanya di pundak sang Ibu. Tak ada tempat lebih nyaman dari ini.

Suara deheman ayahnya membuat Jayden mengurai pelukan. Ia heran pada Ayahnya sangat pencemburu padahal yang memluk istrinya adalah anaknya sendiri. Ia sempat berpikir jika Ia punya anak nanti apakah Ia akan merasa cemburu ketika istrinya dipeluk oleh putra mereka.

"Dad, I miss you" Jayden kemudian beralih memluk ayahnya sekilas. Wajahnya tampak lelah penerbangan Melbourne ke Canberra memang tak terlalu jauh namun pikirannya yang membuatya lelah akhir-akhir ini.

Lyn yang melihat putranya nampak murung kemudian duduk disamping Jayden. Ia mengus pundak Jayden seperti Laksmi biasa lakukan. Tindakan ibunya kembali membuatnya teringat pada Laksmi.

"Mom aku lapar" Ujar Jayden pada akhirnya.

Lyn hanya menganguk, ini pertama kalinya ia melihat wajah suram putranya ketika pulang. Biasanya jayden sangat banyak berbicara dan membuatnya kesal. Namun hari ini anaknya tampak menyedihkan.

"kenapa putramu?" David lelaki paruh baya itu mendatangi istrinya di dapur. Ia melihat wajah putranya yang keruh. Ia yakin pasti Jayden punya masalah sehingga lelaki 32 tahun itu Nampak kacau. Bahkan jambangnya sudah memanjang.

"Entahlah. Kita beri dia makan dulu nanti baru kita tanya" Ujar Lyn sambil memasak. Kali ini ia akan memasak corn soup. Biasanya ia akan memasak itu ketika Jayden sakit namun sekarang juga Jayaden sakit bukan. Sakit hati maksudnya.

Lyn menyajikan soup untuk Jayden. Putranya makan dalam diam. Biasanya Jayden akan banyak berbicara dan mengomentari setiap hal termasuk soup yang ia makan. Kenapa putranya ini? Tidak memiliki semangat hidup sama sekali. Lyn kemudian ingat nama teman Jayden yang menelpunya dan mengatakan Jayden sakit. Hmm siapa namanya Laksmi..

"Bagaimana kabarnya Laksmi?" Tanya Lyn tidak sengaja membuat Jayden langsung mendongkrak dan meletakan mangkuk. Selera makan Jayden tibatiba menguap.

"Mom tahu Laksmi?" Tanya Jayden penasaran. Bagaiman ibunya bisa tahu tentang Laksmi. Jangan-jangan selama ini ibunya memata-matainya.

"Waktu kamu sakit Laksmi menelpon Mom pake Hp kamu. Nanyain kalau kamu sakit makannya apa? Terus kalau sakit biasanya diapain?" Jelas Lyn membuat perasaan Jayden menghangat. Ia tak tahu Laksmi seperduli itu padanya sampai repot-repot meghubungi ibunya.

"Mom, Jay boleh tanya sesuatu gak?" Jayden Nampak ragu. Sejak kecil ia mengenal pacaran Ia tak tak pernah cerita pada Ibunya karena Ia malu.

Lyn mengangguk.

"Aku menyukai perempuan mom tapi dia sudah memiliki kekasih" Ujar Jayden pada Ibunya membuat Lyn menaikan Alisnya.

"dia perempuan yang sangat perhatian. Membuatkan aku makanan, Merawatku saat sakit pokonya setiap saat menyempatkan diri untuk mengirimiku pesan untuk menjaga kesehatanku. Ia juga rela bergadang saat aku sakit dan juga memelukku semalaman" Ujar Jayden pada Ibunya.

"Laksmi" tembak Lyn langsung membuat Jayden terbelalak. Kenapa ibunya bisa tahu, Jayden akhirnya mengangguk.

"tahu dari mana kalau dia memiliiki kekasih?" tanya Lyn kemudian

"Aku melihat dia berpelukan dengan lelaki. Lelaki itu juga mencium kening Laksmi mom" rengeknya.

Lyn terkekeh, 32 usia putranya namun Jayden masih berpikir seperti kekanak-kanak "Kamu sudah bertanya pada Laksmi siapa lelaki itu"

Laksmi (From Sydney to Bali)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang