Orang-orang bilang selama bulan puasa, setan-setan dan segala pasukannya akan dikurung. Iya sih, setannya beneran diikat. Namun, kalau bentukan manusia yang biadabnya mirip setan justru masih berkeliaran di sekitar Lucas.
Contohnya sekarang.
Sumpah, Lucas beneran lagi gak mau petakilan. Mengisi energi buat nanti ngabuburit bareng komplotan KMS (Kiper Mbak Seolhyun) untuk ngapelin janda kembang rumah nomor delapan. Dia benar-benar lagi kalem-kalemnya. Jarang-jarang Lucas diem. Cuman ngorek-ngorek harta karun di hidung sambil ngadem di muka pintu karena kelas begitu sumpek, tapi ada aja omongan yang ditujukan padanya.
Lucas sebenarnya udah paham banget kalau sekarang pasukan teletubies-nya Komplek Hatari lagi ngerumpi di panggung, tepatnya di tepi lapangan di jam istirahat pertama ini. Tipikal kayak Jihoon, Haechan, Soobin, Shuhua, dan Yeri, mungkin gak peduli hukuman ngomongin orang bakal dosa, apalagi di bulan suci kayak gini.
Slogannya ya pasti gak jauh-jauh dari puasa full, gibah pun harus lancar.Hadeh.
Omongan tetangga emang pedas, ya?
Sambil dia yang menempelkan harta karunnya di bawah kolong kursi, kelas laki-laki itu yang memang berhadapan dengan panggung, membuat Lucas tak sengaja mendengar obrolan mereka.“Eh, masa kemarin gue ngeliat Mark lagi bantuin Pak Minhyun beresin masjid,” ceriwis Shuhua.
“Tuh, gebetan lo udah imam-able banget deh, Yer.”
“ASEEEEKKKK, DAH YERI.”
Dari suaranya yang rada cempreng bin heboh itu, Lucas tahu kalau oknum yang baru saja menyahut tidak lain dan tidak bukan si sejoli Jihoon dan Haechan. Lucas benar-benar gak habis pikir, gimana tidak pusing Bu Jisoo dan Pak Taeyong bisa membesarkan Haechan, Jihoon, dan Jane. Walaupun yang ia tahu Haechan merupakan sepupu duo J, tapi dia juga tak kalah berisiknya. Apalagi kini Jane masih saja tidak kehabisan baterai untuk gak nemplok sana-sini.
“Bawel. Diem lo semua.” Meskipun Yeri sudah menanggapinya tidak suka, tapi sahutan heboh makin bersuara, bahkan rusuhnya bukan main.
“Tapi sebenarnya Mark emang tipikal yang cocok sih jadi ketuanya ubin masjid.” Kali ini Soobin yang berbicara.
“Bapaknya aja pak polisi, Bos,” jawab Jihoon.
“Emaknya juga baik banget, buset, dah. Padahal kemarin waktu bundanya lagi nyuci mobil, gue mau minjem selang buat ikutan nyuci sepeda. Eh, sepedanya malah dicuciin sama dia. Entah gabut apa gimana. Gue gak ngerti.”
“Bener-bener deh, keluarga itu.'
Lucas awalnya ngangguk-ngangguk, sambil menyengir sendiri. Sedikit seram sebenarnya, tapi dia tidak peduli dengan rautnya itu. Dia hanya menunggu pujian seperti apa yang akan ditujukan padanya karena dia juga bagian dari keluarga tersebut.
Sayangnya, harapan dia jatuh begitu saja karena Jihoon justru menyahut begini. “Tapi kok, Lucas enggak, ya? Gue masa ngerasa dia anak pungut, lho.”
“HEH! SEKATE-KATE LO NGOMONG.”
Lucas yang mendengar langsung berdiri, bahkan kursinya tidak sengaja ketendang. Membuat anak-anak yang sedang lesu karena berpuasa, kini tersentak kaget. Bahkan dendangan Jane yang sedang nyawer di depan papan tulis sempat berhenti. Bukannya terdiam, mereka justru langsung tertawa terbahak-bahak. Bagaimana pun juga ekspresi yang sedang Lucas tekuk sekarang malah terlihat konyol.Mark yang sedang mengerjakan tugas rangkuman sambil mendengarkan musik, kini mencopot salah satu sumpalan earphone-nya. Kemudian berdiri menghampiri abang yang berselisih lima menit tersebut. “Napa lo? Kesurupan?”
Baru saja Lucas mau menyahut, Haechan lagi-lagi menimpali. “Kalau dilihat-lihat, Lucas sama Mark disandingin berasa kayak megalodon sama ikan teri, deh.”

KAMU SEDANG MEMBACA
Hatari | 99-00line
FanfictionSelamat datang di Kompleks Hatari! ©2020 | A special event by YG Group