Panas terik matahari begitu menyengat. Dahaga mulai sangat terasa, peluh juga mulai bercucuran. Haechan berjalan malas keluar dari gerbang sekolahnya. Puasa-puasa begini membuat tenggorokannya kering, tapi Haechan bukan cowok yang lemah. Setidaknya puasanya harus penuh satu hari sampai waktu berbuka menjelang. Walaupun dia sempat tergiur untuk meneguk segelas air putih, dasar!
Haechan sebenarnya sedang menunggu Jihoon yang sedang mengambil sepeda motornya di parkiran. Rencananya dia mau nebeng sama Jihoon.
"Lama banget sih!" gerutunya tak sabar.
Tidak beberapa lama kemudian, Jihoon muncul dengan mengendarai motor maticnya. Jihoon menghentikan motornya tepat di depan Haechan.
"Gue udah kering kayak ikan asin nungguin lo!" semprot Haechan, kemudian naik ke atas motor Jihoon.
"Udah nebeng, pake protes lagi," balas Jihoon.
"Cepat jalan!" suruh Haechan yang bawakannya mau marah-marah terus.
Jihoon mendengus. "Gue bukan supir lo! Lo kenapa sih? Marah-marah mulu, mau puasa lo batal?"
"Astaghfirullah, maafkan Hamba-Mu ini," kata Haechan berdramatis.
Jihoon yang mendengarnya bergidik jijik. "Dih!"
Kalau Haechan bukan sepupunya, rasanya Jihoon ingin menendangnya.
.......
Jihoon dan Haechan sudah sampai di rumah, mereka juga menyuruh Soobin, Shuhua, dan Yeri untuk datang ke rumah mereka. Sebenarnya mereka bertiga sempat menolak karena takut dimarahi Jisoo, lebih tepatnya Jisoo sering ngomel-ngomel di rumah. Tapi, tenang ... Jihoon bilang, ayah ibunya sedang tidak ada di rumah. Itu artinya mereka bebas untuk berpesta ria di rumah, seperti bermain Play Station bersama. Dengan sangat senang hati, anggota Teletubies menerima ajakan Haechan dan Jihoon.
Kini mereka berlima sudah berkumpul di depan ruang tv. Sebenarnya kalau ngumpul begini enaknya itu sambil ngemil, tapi ya mau bagaimana lagi, suasananya lagi puasa. Seperti biasa, mereka selalu heboh dengan gosip-gosip yang entah dari mana sumbernya. No gossip no life—semboyan mereka.
Jihoon dan Soobin sedang bermain Play Station, tapi mulutnya tetap ngoceh untuk bergosip ria.
Jane yang baru saja keluar dari kamarnya terbelalak kaget saat melihat ruang tamu rumahnya yang sangat berantakan. "Jihoon! Haechan! Lo berdua mau diomelin tujuh hari tujuh malam sama Ibu?!" pekik Jane.
"Nanti juga kita beresin," sahut Jihoon tanpa memedulikan wajah kesal Jane yang sedang menatapnya kesal.
"Lagian, Om dan Tante masih lama pulangnya," sambung Haechan yang disertai anggukan oleh Jihoon.
"Gue doain Ayah Ibu pulang lebih cepat!"
"Udah, ah. Gak baik marah-marah, mending tadarusan."
"Jihoon! Bener-bener ya lo." Jane semakin naik darah.
Sabar Jane ... sabar .... batinnya sambil mengelus dada.
Yeri, Soobin, dan Shuhua lebih memilih diam daripada kena semprot Jane juga. Jane kembali menuju kamarnya, berada lama-lama di ruang tamu membuatnya naik darah.
"Shuhua, lo gak jadi ngenalin gue sama kembaran lo?" tanya Haechan. Yang dimaksudnya adalah Heejin—kembaran Shuhua—si Princess Hatari.
"Gak sudi!" balas Shuhua. Mana mungkin dia merestui kembarannya dengan Haechan. Yang ada malahan Heejin ikut-ikutan jadi biang gosip.
"Ayolah. Kembaran lo pasti bahagia sama gue," bujuk Haechan dengan rayuannya.
"Bahagia apanya? Tiap hari makan hati karena lo sumpelin gosip mulu," timpal Yeri.
Haechan mendengus kesal. "Harusnya lo bersyukur, entar lo iparan sama gue. Gue, kan, ganteng membabi buta." Haechan berucap dengan percaya dirinya yang tinggi.
"Gak usah didengerin, Shuhua ... bacot aja tuh dia," sahut Jihoon yang masih asyik engan stick PS-nya.
"Sepupu durhaka! Bukannya dukung!" protesnya.
"Eh, eh ...." Yeri mulai membuka acara gosip yang sempat terhenti. Biasanya kalau diawali dengan "Eh", pasti gosip akan dimulai.
"Inget puasa ... inget puasa," kata Soobin mengingatkan.
Belum sempat Yeri membuka bahan gosip, mereka dikejutkan dengan suara pintu terbuka yang langsung menampilkan wujud Jisoo dan Taeyong. Kelimanya melotot takut.
Perkiraan Jihoon dan Haechan, Jisoo dan Taeyong akan pulang sekitar jam lima sore. Tapi, kali ini perkiraan mereka meleset. Jisoo dan Taeyong pulang lebih cepat.
"Mampus gue ...." Jihoon merutuk.
"Perasaan gue gak enak." Haechan mulai berpikiran yang tidak-tidak.
"SIAPA YANG SURUH KALIAN BERANTAKIN RUMAH TANTE?!" Jisoo sudah naik pitam—sampai lupa kalau dia lagi puasa. Taeyong menutup kedua telinganya karena suara Jisoo yang sangat menggelegar.
"Sabar ... sabar ... inget pu—"
"Kamu diam!" potong Jisoo. Taeyong tidak berkutik sedikitpun daripada dia juga terkena amukan Jisoo.
"Kalian bertiga, pulang!" perintah Jisoo.
Soobin, Yeri, dan Shuhua langsung lari terbirit-birit untuk pulang.
Seolah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, Haechan berlari terbirit-birit menuju kamarnya. Sementara itu, Jihoon masih diam membisu.
Jisoo mengedarkan matanya ke seisi ruang tamu yang sangat berantakan. Bantal-bantal kursi tercampak ke mana-mana.
"Jihoon! Kamu beresin semuanya. Kalau enggak, Ibu akan potong uang jajan kamu selama tiga hari!" peringat Jisoo, kemudian langsung menuju kamarnya.
Taeyong menatap Jihoon dengan ledekannya. "Sukurin." Sudah tua masih saja seperti anak-anak, Taeyong menjulurkan lidahnya—mengejek Jihoon.
Jihoon mendengus lalu berteriak memanggil Haechan. "Haechan! Jangan kabur lo! Bantuin gue beresin ruang tamu."
Jihoon tidak mendengar suara Haechan. Ini tidak bisa dibiarkan, dia tidak rela membereskan ruang tamu sendiri, Haechan harus diseret untuk membantunya.
"Nih, anak budeg atau pura-pura budeg sih!" kesalnya.
SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA, BAGI YANG MENJALANKAN💛
KAMU SEDANG MEMBACA
Hatari | 99-00line
FanfictionSelamat datang di Kompleks Hatari! ©2020 | A special event by YG Group