Sembilan belas

476 62 13
                                        

Memasuki pertengahan bulan ramadhan, semangat penduduk kompleks Hatari seolah tak pernah redup. Pasalnya, setiap harinya, akan ada Pak RT yang selalu berkeliling kompleks sambil meneriakkan semboyan khasnya.

Sore itu, seperti umumnya ibu rumah tangga, Lee Hi tengah sibuk di dapur guna memasak untuk hidangan berbuka puasa nanti. Tepat saat memotng daun bawang, teriakan dari pintu depan membuat ibu dua anak itu teralihkan perhatiannya dan segera meniggalkan dapur.

"Assalamualaikum!" Ternyata Yeonhee, personil tertua dari kembar tak seiras dalam keluarga kecil Bapak Kim Seokjin.

"Waalaikumsalam," balas Lee Hi yang langsung menuju ke ruang tengah.

"Wah, bikin prakarya apa lagi nih." Lee Hi terdengar antusias, pasalnya putrinya yang satu ini gemar sekali bertamu ke rumah nomor sepuluh. Yap, tidak lain dan tidak bukan adalah rumah dari keluarga pasangan Bapak Mingyu dan Ibu designer Kyulkyung yang cantik sekali itu.

Saat keduanya telah duduk di sofa, Yeonhee memamerkan benda-benda berbentuk aneh yang fungsinya tidak di mengerti oleh sang ibunda tercinta. "Jadi ini nih, bun, tante Kyulkyung tadi ajarin Yeonhee bikin barang ajaib dari botol bekas detergen cair."

"Barang ajaib?"

"Iya, fungsinya banyak loh, bun. Praktis gitu, deh, jadinya!" Yeonhee pun mulai menjelaskan satu persatu kegunaan benda hasil karyanya pada sang bunda. Mulai dari yang bisa berfungsi sebagai pot bunga dengan saluran air, tempat handphone saat sedang di charge, sampai dengan tempat untuk spons cuci piring.

Lee Hi mendengarkannya dengan seksama, dari awal sampai akhir, hingga di gelarnya proses serah terima benda-benda itu dari tangan Yeonhee ke tangan sang bunda.

"Yaudah, semua barang-barang ini bisa bunda pake, kan banyak banget fungsinya. Jangan lupa instastory-in, ya, bun!" ternyata, tak hanya kreatif, Yeonhee juga narsis.

"Oh, iya, hari ini bunda masak apa?" tanya Yeonhee mengalihkan pembicaraan.

Lee Hi merubah posisi duduknya menjadi bersandar pada sandaran sofa. "Bunda masak sup ayam aja, sih. Nanti takjilnya kamu yang beli sama Soobin, ya?"

"Siap, bu bos!" jawab Yeonhee sambil memberi hormat pada Lee Hi, seolah ibunya itu adalah letnan komandan dari pasukan perang dunia dua. "Eh, tapi bun," Yeonhee menelisik pada wajah ibunya yang terlihat sedikit berbeda dari biasanya, "bunda nggak make up-an? Kok pucet gitu?"

Kemudian, Lee Hi menghembuskan napas panjang. "Kayaknya bunda agak kecapean, deh. Belakangan ini sering pusing," ucapnya dengan kepala bersandar.

Mendengar hal itu, Yeonhee turut menghembuskan napas panjang. "Yaudah, habis mandi, Yeonhee langsung cari Soobin, terus langsung beli takjil sekalian buat buka. Bunda kalau udah selesai masak istirahat di kamar aja, oke?"

Lee Hi mengangguk sambil tersenyum sebelum memberi satu kecupan di pipi Yeonhee.

***

Tak biasanya menemukan grup teletubies di depan masjid sore-sore begini.

Yeonhee langsung menghampiri mereka untuk buru-buru mengajak adiknya membeli takjil untuk buka puasa.

"Eh, mbak Yeonhee, tumben. Mau shalat mbak?" ucap Yeri yang saat itu langsung menyadari keberadaan Yeonhee.

"Adek gue mana?"

"Si Soobin maksudnya?" tambah Heechan yang terlihat sedang memegang ponsel.

"Ya kali gue cariin elu," balas Yeonhee sinis dan tak lama, Soobin muncul dari dalam masjid.

Hatari | 99-00lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang