“Eh, tau gak, sih. Mas Lucas tuh aslinya mau disekolahin ke Akpol. Tapi nolak, karena nanti terkekang gitu, terus Papanya marah,” bisik Shuhua.
Seperti biasa, anak-anak teletubies selalu kumpul di ujung kompleks. Membicarakan gosip A sampai Z yang ada dalam Kompleks Hatari. Anak-anak mulut ember macam: Jihoon, Haechan, Soobin, Shuhua, sama Yeri, selalu nyinyir, tak terkecuali keluarga mereka sendiri. Maka dari itu, semua warga Hatari berhati-hati dengan kelompok itu.
“Ih, gue juga denger mereka bertengkar. Malem itu, kan? Sumpah! Om Siwon kalau lagi ngamuk nyeremin!” Yeri bergidik ngeri membayangkan Siwon—orang tua kembar flaternal Mark dan Lucas—yang seorang polisi kalau sudah marah.
Haechan mengangguk semangat. “Tuh, kemarin Mas Yohan hampir kena sambit arit waktu godain burung beonya dia.”
“Sumpah?” tanya Yeri histeris. Bukan rahasia lagi jika gadis itu menyukai Yohan.
“Halah! Mbak Yeri kok malah fokus ke situ sih, fokus sama topik,” ujar Soobin malas.
“Eh, tapi highlight-nya bukan itu.” Jihoon tersenyum sok misterius. Mengundang perhatian dari semua remaja yang sedang haus akan gosip itu.
“Jadi tuh—”
“Shuhua, ngapain di sini? Cepet balik!” Suara Mingyu membuat ucapan Jihoon terhenti.
“Aduh, Pah, sakit telinga kakak, kasar amat sih!” keluh Shuhua sambil memegangi sebelah telinga yang dijewer oleh Mingyu.
“Duh, makanya jangan keluyuran aja, pulang bantuin Mama sana! Udah mau buka puasa ini,” Mingyu berbalik menatap keempat remaja yang masih terduduk dengan tampang kesal, “kalian juga balik sana! Udah mau maghrib, jangan gosip terus!”
Soobin memutar mata jengah. “Apaan sih, Om. Orang barusan aja adzan ashar kok.”
“Tau nih Om Mingyu, masih sore ini. Lagian siapa yang gosip, cuma ngomongin tugas sekolah, kok,” kilah Jihoon.
“Habis ashar, kan, maghrib, emang pada gak siap-siap bantu ibu kalian?”
“Maaf, Om, ibu gak pernah repot masak tuh!” Jihoon tertawa dalam hati bisa menyangkal nasihat Mingyu.
“Haduh, titisan Taeyong banget emang lo, Hoon,” Mingyu berbalik menghadap putrinya yang sekarang hanya pasrah sebelah daun telinganya dijewer, “ayo balik, awas kabur lagi, temenin adeknya main, kek, jangan kelayapan gitu lho.”
Belum sempat Mingyu menarik Shuhua menjauh, gadis itu berhasil lolos dari jangkauan papanya, dan berlari menuju rumah. Mingyu hanya menggeleng pelan melihat kelakuan putri sulungnya.
“Oi, Yong! Habis dari mana lo?” Mingyu berhenti sejenak begitu melihat Taeyong dengan sepeda gunungnya berhenti di depan rumah.
“Habis beli makan, lo kenapa masih di sini? Bukannya masih jam kantor?” tanya Taeyong heran melihat Mingyu berkeliaran di halaman kompleks.
“Kan, ini puasa, lagian gue bos. Gimana sih.” Mingyu memutar bola matanya malas.
“Oh iya, lupa,” ujar Taeyong sambil cengengesan.
“Eh, jadi yang dibilang anak-anak itu bener?” tanya Mingyu membuat alis Taeyong berkerut heran. “Itu … yang katanya bini lo gak pernah masak.”
Taeyong sontak meletakkan jari telujuk di depan bibirnya, tanda Mingyu harus diam. “Lo tau dari mana soal itu?” Taeyong menghadap ke pintu rumahnya dengan was-was, takut sang istri mendengar. “Bisa mampus kalau Jisoo sampai tahu.”
“Tuh, Jihoon sendiri yang ember!” jawab Mingyu sambil menunjuk gelombolan remaja yang masih setia bergosip. “Yaudah deh, gue balik dulu, urusin tuh, anak lu! Jangan gosip terus.”
![](https://img.wattpad.com/cover/218800087-288-k701682.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hatari | 99-00line
FanficSelamat datang di Kompleks Hatari! ©2020 | A special event by YG Group