"Yeon dari dulu gue penasaran deh, kenapa kok lo pindah kesini? Kenapa lo lebih milih tinggal sama tante lo?"
Doyeon, gadis yang kini masih menggunakan baju bebas dengan bawahan rok abunya karena sehabis mengikuti ekskul di sekolahnya itu menengok ke pemuda yang berjalan disebelahnya—Hyunsuk. Doyeon yang mendapat tanya hanya diam. Tidak mau menjawab sebenarnya, karena ia malas kalau sudah harus memberikan jawaban kenapa ia tinggal dengan tante yang sudah ia anggap seperti kakaknya sendiri. Seperti malas saja kalau membahas alasan itu. Jadi membuatnya mengingat-ingat rasa sepinya.
"Woy, malah bengong bukannya jawab."
Doyeong mendelik tak suka. Mulutnya pun berdecak. "Kepo banget sih lo, bukan urusan lo juga."
Hyunsuk yang mendapatkan jawaban seperti itu pun malah tertawa. Dapat nada galak dari Doyeon tuh bukan membuatnya ciut, malah jadi ingin menjahili.
"Ya ampun galak amat sih nyai, gue 'kan cuma nanya, bukan minta dibayarin bayar utang."
"Lagi lo kepo amat sih. Apaan juga itu bayar utang, ogah juga gue bayarin utang lo. Rugi yang ada guenya." Doyeon langsung berdecih malas setelahnya. Begini nih manusia-manusia yang suka cari untung dari manusia lain. Menyesakkan bumi. Maunya musnah aja jenis manusia seperti Hyunsuk tapi rasanya Doyeon masih ingat dosa. Kasihan juga Hyunsuknya.
"Kata siapa, lo kalau bayarin utang gue jadi ngasih kerjaan ke malaikat Roqib. Lo juga jadi dapat pahala, Yeon." Hyunsuk dengan gayanya masih menanggapi Doyeon, padahal Doyeon yang ada disebelahnya sudah menampakkan ekspresi kesal.
Doyeon ingin rasanya mengusir Hyunsuk, tapi tidak tega. Gitu-gitu teman—walaupun tidak rela juga ia akui teman. Sudah satu sekolah, satu komplek, kalau apa-apa selalu bertemu. Antara malas dan bosan beda tipis. Belum lagi sekarang mereka pulang bersama. Gara-gara bertemu disekolah tadi karena sehabis selesai dengan kegiatan masing-masing. Maunya menolak pulang bersama tapi kenyataannya rumah mereka itu satu komplek dan saling berhadapan. Jadi ya sudah.
"Justru yang ada lo gangguin gue begini lo ngasih kerjaan ke malaikat Atid. Kasian malaikat Atid, capek nyatet amal buruk lo." Doyeon dengan savagenya berujar namun tak membuat jera Hyunsuk untuk membalas, "kurang baik apa gue ngasih kerjaan ke malaikat Atid, jadi nanti malaikat Roqib jadi punya kerjaan soalnya nyatet amal baik gue yang udah ngasih kerjaan ke malaikat Atid."
"Ih, apaan sih omongan lo ribet. Males gue dengernya. Pulang aja sana lo."
"Lah ini 'kan gue lagi pulang sama lo, emang lo kira gue mau kemana?"
"Mau mangkal."
"Anjer nyai, kalau ngomong jangan buka aib dong. Ganteng gini masa mangkal, nanti lo sedih nggak lihat kegantengan gue."
"Amit-amit ya Hyunsuk, gue ogah ngeliat lo. Bosen." Doyeon berujar tanpa tedeng aling-aling. Habis kesal juga dengan tingkat kepercayadiriannya Hyunsuk itu. Memang orangnya yang begitu atau memang ketularan teman satu gengnya sih. Doyeon tidak lupa dengan siapa Hyunsuk bergaul bahkan punya geng. Jangan lupakan juga kebiasaan gengnya itu apa saja. Dikira Doyeon selama ini tidak tahu kelakuan mereka, apalagi gosip-gosip yang beredar di kompleknnya. Semua itu membuat telinganya serta kepalanya panas.
Mulut kok dipakai untuk bergosip hal tidak benar. Murahan lagi. Ewh.
Seperti sekarang, Doyeon sudah menebak kenapa Hyunsuk mau-maunya pulang bersama dengannya. Bahkan sampai mengikutinya sampai kedepan rumahnya. Oke, catat, sampai depan rumah. Doyeon kira Hyunsuk hanya akan mengikutinya sampai depan rumah lalu akan segera masuk kerumahnya sendiri. Toh rumah Hyunsuk juga ada didepan rumahnya. Hanya beberapa langkah dengan rumahnya sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hatari | 99-00line
FanfictionSelamat datang di Kompleks Hatari! ©2020 | A special event by YG Group