CHAPTER 31

7.1K 328 50
                                        

Setelah kejadian penyiraman air ke wajah cantik aluna, aluna masih merajuk , dia marah pada nindya tapi berimbas pada elang . Dari tadi aluna mendiami elang .

" yang, udah dong ngambeknya, kalo aku tau dia mau siram kamu, udah aku halangin duluan,tadi kan pergerakannya cepet banget " ucap elang sambil mengikuti aluna yang mondar mandir di dapur akan membuat makan malamnya.

Aluna menghentikan pergerakannya, lalu menatap kekasihnya " tau nggak kalo aku malu .. aku marah, seumur hidup baru kali ini aku ngerasa di permalukan kayak gini"

" udah dong sayang, jangan di ingat-ingat lagi , nanti makin sakit hati " elang mencubit pipi aluna gemas, sedangkan aluna hanya mengerucutkan mulutnya lalu melanjutkan kegiatan memasaknya lagi .. bikin gemash banget sih .. ucap elang dalam hatinya.

Elang tau aluna belum bisa terima perlakuan bar-bar nindya, aluna yang diperlakukan seperti princess semenjak kecil tiba-tiba diperlakukan bergitu, tentu elang pun merasa sangat bersalah. Elang-pun sudah memantapkan hati untuk menjauhi nindya mulai saat ini.

************

Ditempat lain reyhan sedang duduk di ruang prakteknya, dia memikirkan perkataan nindya, dia berpikir terdapat perubahan pada sikap nindya, nindya-nya dulu tak seperti ini, jujur reyhan sangat sayang pada perempuan itu, tapi rasanya sekarang tidak ada getaran lagi sewaktu reyhan bersama nindya, rasa untuk memiliki nindya juga seakan memudar, tapi tetap reyhan tak mungkin bisa menyakiti perempuan yang dulu mengisi hatinya, sebisa mungkin reyhan akan membuat nindya bahagia.

Apa yang dikatakan nindya tentang reyhan yang menyukai aluna itu memang benar, dari waktu pertama bertemu di cafetaria reyhan sudah tertarik dan ingin mengenal lebih dekat sosok aluna, pria mana sih yang gak suka dengan kecantikan milik aluna .. begitupun reyhan, semakin mengenal aluna , reyhan semakin ingin mengenal aluna, sampai pada saat kemarin elang berkata kalau aluna adalah calon istrinya, ada rasa tak enak di dada reyhan semacam  kenapa harus selalu elang yang menjadi pengahalangnya. Dia bingung dengan perasaannya sendiri .

reyhan keluar dari ruangannya, dia melihat aluna yang sedang berjalan sedirian, baru follow up pasien pikirnya . 

" dr. aluna " reyhan memanggil aluna yang sekarang sedang berjalan didepannya , jarak mereka tak terlalu jauh .

" Ya ?" jawab aluna datar, entah mengapa rasa sakit hati akibat nindya , dan cerita dari elang yang menyebutkan dia akan membela nindya membuat aluna sedikit geram.

reyhan memberikan senyuman terbaiknya, bagaimanapun aluna adalah perempuan yang dia suka " boleh kita bicara ?"

" silahkan dok " jawab aluna datar 

reyhan menyadari perubahan sikap aluna padanya " mana bisa sambil berdiri begini, bisa ke cafe depan Rumah sakit nanti siang? kalau di cafetaria RS terlalu ramai"

aluna tampak berpikir  " boleh jam dua saya kesana , saya pemisi dulu dok " aluna pun berlalu , reyhan merasa begitu canggung sekarang tapi bagaimanapun dia harus berbicara dengan aluna.

Aluna tampak berjalan memasuki cafe di depan RS, dari matanya terlihat sedang mencari seseorang, reyhan melambaikan tangannya ke arah aluna ..  " lun disini "

Aluna berjalan lalu duduk tepat di depan reyhan .

" dokter reyhan mau bicara apa?"
Ucap aluna to the point

" lun, saya mau minta maaf atas kejadian kemarin , elang gak salah saya yang gak tau kalo kalian itu sudah bertunangan, saya juga mau minta maaf kemarin kamu ampe basah kuyup pasti kamu marah banget ama saya .. maaf ya  " reyhan tampak memelas

" saya sudah maafin dokter reyhan"
Aluna memandang reyhan datar.

Ponsel reyhan berbunyi ..

HEART RATE ( COMPLETE ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang