CHAPTER 37

8.5K 311 30
                                    

Warning !!!
di chapter ini ada adegan dewasa mungkin bisa membatalkan puasa

Kehidupan setelah menikah tidak semenegangkan yang aku kira, perubahannya hanya aku jadi memiliki tanggung jawab sebagai istri. Yang biasanya bangun tidur bisa leyeh-leyeh, sarapan seenaknya.  Sekarang tidak bisa seperti itu lagi, aku harus bangun lebih dulu untuk menyiapkan sarapan untukku dan suamiku, menyiapkan pakaian untuknya bekerja . Memastikan barangnya tak ada yang ketinggalan untuk di bawa ke RS.  Bila jadwal kita sama, kita akan pergi bersama-sama kecuali bila diantara kami ada yang harus pergi terlebih dulu karena ada panggilan dari RS, jelas sekali yang banyak mendapat panggilan adalah suamiku, secara sebagai dokter bedah dia sering sekali mendapat pasien cito yang tak mengenal waktu.

Setelah acara bulan madu kami ke lombok selama 4 hari , hmm, kenapa hanya ke lombok ? karena kita gak bisa pergi lama-lama. Aku dan suamiku memiliki jadwal kegiatan yang tak bisa ditinggalkan. Sekarang kami sudah sama-sama di RS, memulai kegiatan kami lagi untuk memeriksa pasien-pasien seperti biasa ,dan kali ini dengan status yang berbeda. Aku dan elang adalah suami istri. Jangan ada yang ganggu ya !

" cieeee, pengantin baru makin cantik dan bersinar aja " ucap amanda yang tiba-tiba ada disampingku saat aku keluar dari bangsal anak di lantai 2.

Aku tersenyum malu - malu .
" apa kabar beb? Kangeeen " ucapku sambil merangkulnya.

Manda terlihat mengulum senyumnya menatapku dengan tatapan menggoda.

" gimama lun, rasanya udah enak-enakan ?"  Dia terkekeh terlihat tak bisa menahan lagi tawanya.

Aku menoyor pundaknya . " maksud lo acara makan-makan yang enak ? "

" ah lo mah masih so polos aja princess, itu loh acara tumbuk menumbuk bikin dede bayi " diapun terbahak lagi .

Dasar ya temen aku yang satu ini mulutnya minta diaudit banget, bahas-bahas hal kayak gini ditengah orang-orang seliweran kayak begini.
" lupa sarapan lo ? Apa kejedot ? mulutnya kok begini amat amel " ucapku sambil menoyornya kembali, sedangkan dia hanya terbahak-bahak. Untung aja cuma amel yang ada disini gak ditambahin rio, kalo dia ada bisa bertambah heboh.

Aku bersiap-siap untuk pulang, hari ini pasien tidak terlalu ramai, sore ini aku berencana ke supermarket untuk memenuhi kebutuhan rumah dan dapur, untungnya elang tipe pria yang peduli dengan hal-hal seperti itu, dia mau menemaniku belanja

Setelah sampai di supermarket, dengan tangannya yang terus menggenggamku aku  memasukan beberapa kebutuhan yang tentunya sudah aku tulis dari rumah, tapi elang mengacaukannya, dia mengambil apapun yang menurut matanya enak, dia juga penganut sistem  kayaknya bagus, kayaknya enak beli ajalah walaupun gak butuh-butuh amat. Berbeda denganku yang selalu tercatat. Dan tanpa disadari kini belanjaan kita sudah dua trolley saja. Aku menggeleng-geleng jadinya.

Setelah elang memasukan belanjaan ke mobil, kita memutuskan untuk masuk lagi ke dalam mall untuk makan. Ketika akan makan , ketika melewati guardian tiba-tiba elang berhenti.

" sayang nanti malam mau coba main-main pakai pengaman ngga? Katanya sensasinya beda." ucapnaya berbisik ke telingaku.

Akupun sontak melihat ke arahnya, aku yakin wajahku sudah merona merah, elang apaan sih kok bahas-bahas yang kaya gini ?

" siapa yang mau beli?" Tanyaku singkat.

Dia menahan senyum " kamu lah yang, kalo aku cowo yang beli pasti dikira nakal "

Aku langsung menatapnya nyalang .
" ih enggak yaaa , apalagi aku , gak mau aku beli yang gituan malu " .

" yaudah yang berdua yu, sambil pilih- pilih rasanya" ucapnya lagi dengan alis yang di naik turunkan aseli elang mesum banget .

HEART RATE ( COMPLETE ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang