CHAPTER 32

6.6K 294 17
                                    


Aku mulai menenangkan diriku, meyakinkan diriku untuk berpikir bahwa berpisah dengan elang adalah keputusan terbaiku, walaupun jujur berat rasanya , berat karena kalian tau aku masih menyayanginya sepenuh hatiku. Tapi elang berkali-kali mengecewakanku, sifatnya yang tak peka membuatku ingin mengakhiri hubungan dengannya. Aku juga manusia aki lelah bila harus terus seperti ini , Untuk pernikahan mungkin nanti perlahan aku akan bicara pada mom dan dad, juga oma-oma dan opa-opaku, aku yakin mereka bisa mengerti, aku tidak akan memojokan elang, tak apa bila nanti aku juga yang disalahkan. Aku tak ingin membuat karir dan reputasi elang jelek. Berpisah denganku elang masih harus melanjutkan hidup dan karirnya dengan baik.

Kini aku berada di apartemenku, beristirahat setelah liburan dua hari di singapore. Disana aku masih bisa tertawa dengan rio namun disini aku jadi banyak memikirkan elang lagi. Setiap mengingat ketidakpekaannya hatiku terasa ngilu, air mataku-pun tak bisa kutahan untuk tak terjatuh. Aku sengaja memblokir semua akses elang padaku. Aku masih harus berdamai dengan hatiku, aku ingin saat aku bertemu dengannya sudah tidak ada luapan emosi, tidak ada tangisan, aku ingin cerita ini diakhiri dengan baik - baik saja.

Pintu apartemenku berkali - kali ada yang mengetuk aku lihat dari kamera yg ada di pintu masuk memang pria itu, aku sengaja mengubah passwordnya dan tak membukanya. Hatiku belum baik-baik saja. Melihat wajahnya disaat seperti ini hanya akan menggoyahkan hatiku saja.

Aku berpikir untuk melanjutkan sekolah ke luar negeri Untuk menghindarinya. Tapi aku merasa seperti seorang pengecut bila seperti itu. Baiklah akan ku ikuti seperti air mengalir.

***************

Pagi ini aku memantapkan diri untuk memulai hari yang baru, dengan suasana yang baru. Aku tak ingin prestasiku menurun hanya karena bermasalah dalam percintaan. Aku menguatkan hati, mencoba untuk tersenyum, karena tujuh puluh lima persen aku akan bertemu dengan elang di Rs ini.

Aku berjalan menelusuri lorong rumah sakit , saat akan belok ke kiri ke arah departement-ku benar saja aku melihat pria itu sedang menatapku, aku yakin dia baru saja menyelesaikam operasi di OR ,  padangan kami bertemu aku tak bisa menghindarinya, aku hanya mengangguk sopan , sambil berlalu sedangkan dia bisa kupastikan masih terpaku di tempatnya menatapku .

Hari yang melelahkan inipun berkhir. Aku ke parkiran untuk pulang, sekarang aku mulai rajin memakai mobilku lagi dan menyetir sendiri lagi.

Tampak elang yang sedang berdiri disamping mobilku , dia sedang menatapku , aku mencoba untuk biasa saja, menghampiri untuk masuk  ke dalam mobil lalu pulang.
Aku melewatinya , membuka pintu jok belakang untuk memasukan tas dan jas dokterku.

Diapun mendekat " kita perlu bicara , ada waktu? " dia berdiri disampingku sambil terus menatapku.

Akunpun membalas tatapannya
" boleh, dimana? " .

" tempat aku atau kamu?" Tanyanya

" terserah aku ngikut aja " jawabku singkat, aku masih mempertahankan ekspresi ramahku

" ya udah tempat kamu aja, kamu pulang bareng aku ya "  ucapnya lagi dengan wajah ngarep.

" aku bawa mobil kak, nanti ketemu disana aja ya " aku pun masuk kedalam mobilku, kulihat dia masih mematung, dia pasti merasakan perbedaan sikapku padanya.

Setelah aku sampai setelah bersih-bersih ,lalu mengganti pakaian, dan sholat, dia datang .. meminta izin untuk sholat magrib di kamar tamu, aku melihat punggung tegap nya dari belakang, membuat dadaku sedikit sesak.

Aku membawa minum untuknya dan kini kami sudah duduk berhadapan . suasana begitu canggung.

" Yang, maafin aku ya Demi Tuhan aku gak pernah menghianati kamu , kamu harus percaya aku ya yang " akhirnya dia membuka suaranya .

HEART RATE ( COMPLETE ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang