CHAPTER 38

8.4K 321 6
                                    

Aku melangkahkan kakiku di rumah sakit diikuti oleh dua orang adik koas menuju kamar VVIP dilantai tiga untuk follow up pasien , sebetulnya pasien ini merupakan pasien bedah, tapi berhubung si pasien punya alergi, akupun harus ikut menanganinya.

Hari ini rambutku sengaja ku gerai, aku memakai kemeja berwarna baby pink dipadukan dengan rok plisket tiga perempat berwarna milo. Walau tertutup snelli aku yakin penampilanku cukup modis hari ini.

Sesampainya di kamar rawat inap pasien, aku mengetuk kamar lalu masuk setelah seseorang mempersilahkan. Aku melihat pasienku ternyata wanita paruh baya berusia enam puluh tahun. Ditemani oleh seorang pria berusia tiga puluhan yang sedang duduk membaca sesuatu di ipadnya.

Aku menghampiri pasien " selamat pagi bu, perkenalkan saya dokter aluna saya dokter dari departement kulit, saya mendapat laporan ibu mengalami alergi dari obat yang ibu minum, boleh saya lihat bu apa saja yang memerah?" Aku menatap si ibu sambil menganggukan kepala tanda hormat.

" ini loh dok, di pipi saya ada merah- merah dikit, ditangan saya juga " si ibu memperlihatkan letak-letak kulitnya yang memerah .

" oh iya bu nanti saya resepkan ibu obat berupa salep dan obat yang di suntikan ya .. InsyaAllah tiga hari menghilang , masih gatal dan sakit bu?" Tanyaku lagi memastikan.

" masih agak gatal dok " ucapnya lagi sambil tersenyum.

Tiba-tiba aku mendengar pintu di ketuk, setelah dipersilahkan terlihat elang didampingi satu orang residen bedah dan dua orang koas masuk untuk memeriksa pasiennya, aku baru sadar ternyata ibu ini adalah pasiennya suamiku.

Aku sudah ingin pamit keluar tapi jalanku tertutup mereka, aku tetap berdiri bersama dua orang coass sambil mengamati elang bersama coass dan residennya yang sedang meng-anamnesa dan memeriksa pasiennya.

Ketika mereka sedang memeriksa tiba-tiba si ibu memanggilku.

" dokter aluna yang cantik" ucapnya sambil menatapku.

Akupun mendekatinya

" iya bu .. gimana? "

Si ibu tiba-tiba tersenyum lalu menatapku " saya baru ingat, dokter aluna ini yang waktu itu ada di berita gosip ya? Yang diberitakan menjadi calon istri bapak walikota itu " si ibu terkekeh.

Sontak elang beserta orang-orang yang ada disini menatap tajam ke arahku, seolah -olah penasaran dengan jawaban yang akan aku berikan, termasuk pria yang aku tebak adalah anaknya.

Aku mencoba tetap ramah tetap mempertahankan senyumanku.

" oh bukan bu, itu hanya gosip saya dengan pak revan hanya berteman"

Si ibu menampilkan senyumannya lagi . " oalah syukur deh kalo gitu, mas angga .. mas angga kemari nak " dia tampak memanggil anaknya yang masih duduk mengamati sesuatu di ipadnya.

Pria itupun mendekat ke arah ibunya.

" kenapa ma?" Pria itu tersenyum penuh hormat pada ibunya .

" kenalan dulu mas ama dokter aluna, " titahnya pada anaknya yang ternyata bernama angga. Aku tak berani menatap elang, aku merasakan suasana menjadi canggung dan mencekam. Sementara elang masih memeriksa luka pada kaki si ibu yang memang belum mengering.

Pria bernama angga itu mengulurkan tangannya ke arahku sambil tersenyum kikuk . " saya angga " ucapnya .
Dengan terpaksa aku mengulurkan tanganku juga " aluna " aku melihat dengan sudut mataku elang tampak menahan emosinya. Wajahnya mengeras ekspresinya berubah datar.

" dokter aluna perkenalkan inituh mas angga anak saya, usia nya 30 tahun, dia baru menyelesaikan Phd nya di belanda, sekarang jadi dosen dan dirut perusahaan batu bara, saya ngarep lho kalo dokter aluna jadi mantu saya " ucap si ibu to the point sambil terkekeh . Sementara wajah anaknya terlihat memerah.

HEART RATE ( COMPLETE ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang