CHAPTER 29

5.9K 309 16
                                    


Elang menatap jam di pergelangan tangannya waktu sudah menunjukan pukul dua pagi, Setelah reyhan dan elang mengantarkan nindya ke apartemennya elang pamit pulang meninggalkan nindya yang tampak tak baik-baik saja .

Elang sedikit khawatir , karena dari dulu itu nindya perempuan yang lemah, sensitif dan gampang terguncang. Elang juga merasa heran sekarang, kenapa dulu kok bisa elang suka dengan perempuan seperti dia, elang sendiri gak ngerti , rasa itu suka atau karena kasihan..

Sekarang rasa bersalah elang begitu besar pada kekasihnya aluna,  rasanya ingin sekali sekarang juga menemui aluna, elang benar-benar bersalah hari ini padanya, elang tidak bisa membayangkan perempuan cengeng itu sedang berurai air mata karena kecewa, bahwa elang tidak bisa menemani dia untuk bertemu WO untuk mengurus keperluan pernikahannya.  Sialnya ponsel elang-pun mati, elang berjanji pada dirinya sendiri besok akan menjelaskan saat bertemu langsung dengan aluna .elang berencana Pagi - pagi sekali akan berkunjung ke apartemen aluna.

***********

Aluna bangun pukul lima pagi seperti biasa , aluna hanya tidur sekitar dua jam , karena semalaman ia habiskan untuk menangis. Setelah menunaikan kewajiban ibadahnya, aluna bergegas bersiap-siap untuk ke RS, ia melihat dirinya di depan cermin, sangat mengenaskan, kedua matanya bengkak , lingkaran hitam tampak jelas di matanya. Ia menggunakan concelor untuk menutupi lingkaran hitam, dan berniat tidak menggunakan softlense tapi akan menggunakan kacamata minusnya hari ini, tak ada lain untuk menutupi mata bengkaknya. Aluna menarik nafas , tapi tetap rasa sesak karena elang masih saja terasa.

Aluna bergegas ke dapur untuk membuat sarapan, dia ingin menghindari orang-orang dengan tidak sarapan di cafetaria.

Ketika aluna sibuk memanggang rotinya terdengar suara ketukan di pintu apartemennya, aluna sedikit berpikir siapa yang datang di pagi buta seperti ini ...

Aluna bergegas membuka pintunya, aga terpaku melihat siapa yang datang ke apartemennya ..

" boleh masuk yang? " ucap elang yang tampak tampan dengan kemeja abu muda dan celana bahannya ,terlihat rapih .. karena aluna yakin setelah ini elang akan pergi ke RS.

Aluna hanya mengangguk dan membiarkan elang masuk ke dalam apartemennya.
Elang menelisik wajah aluna , terlihat murung dan sembab, dia benar-benar merasa bersalah .

" mau sarapan kak?" Aluna membawa beberapa potong roti bakar dengan selai blueberry dan butter kesukaannya , aluna menunjukan sikap seolah olah tidak terjadi apapun.

" boleh?" Tanya elang sambil terus menatap wajah kekasihnya ..
Aluna hanya mengangguk mengiyakan .. lalu memakan rotinya .  Lalu meneguk susu cokelatnya.

Setelah menuntaskan sarapannya elang duduk disamping aluna ..

" yang ... maafin aku ya .. baru ngabarin kamu .. "

Aluna terlihat hanya menunduk berharap air matanya tidak turun .

Menyadari tak ada jawaban dari kekasihnya .. elang menggenggam tangan kekasihnya ..
" aku tau kamu marah banget .. tapi kemarin itu ponselku mati , aku jg ada sesuatu yang gak bisa aku tinggalin"

Degg ... aluna makin sesak, sepenting itukah wanita itu, sampai elang lebih memilih wanita itu dibandingkan dengan persiapan pernikahan mereka.

" kak ..  " aluna memulai berbicara dengan nada bergetar .. melepaskan genggaman tangan elang ...  " kemarin aku khawatir, karena kakak yang aku tunggu berjam- jam gak dateng, gak bisa dihubungi. Sampai di apartemenpun ampe jam satu malam aku masih nungguin kabar kamu, tp tetap ga ada kabar, aku takut kamu kecelakaan atau kenapa-kenapa, kepalaku dipenuhi pikiran jelek tentang kamu, sampai akhirnya aku tau ..  kalau kamu ternyata baik-baik saja , dan sedang berpelukan dengan wanita lain , dan aku baru tau ini yang kamu bilang penting ... Lebih penting dari persiapan pernikahan kita ..  " air mata aluna-pun tak bisa dibendung lagi .. ini benar- benar menyakitkan.

HEART RATE ( COMPLETE ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang