Terdampar di sekolah yang terkenal buruk di kalangan masyarakat membuat sebagian orang merasakan minder yang luar biasa. Apalagi, SMA Gemilang sama sekali tidak pernah mencetak anak emas berprestasi sejauh ini. SMA Gemilang selalu mendapatkan anak b...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bagaimana bisa lo menyembunyikan sesuatu hal yang sangat jelas?--Rabecca Izly Susanti."
Langit kini tidak secerah biasanya. Awan menggumpal dan melepaskan air dengan derasnya hingga membuat banyak siswa enggan beranjak dari ruang kelas. Padahal jam kosong seperti ini malahan harusnya dibuat menggosip sana-sini dan bercengkrama ria bersama sahabat di kantin.
Atmosfir kelas legend XI Science 7 begitu sama dengan kondisi luar ruangan. Begitu dingin mencekam, hingga kipas angin turbo ikut diam dan tak berkutik. Banyak dari mereka yang menggosokkan tangan berulang kali guna mengurangi hawa dingin yang menyelimuti.
Suara gemericik air menjadi backsound di tengah keheningan yang tercipta. Bukan hanya gemericik air, suara kipas yang berdecitpun turut ikut andil menghiasi kelas ini.
Apalagi setelah kejadian menggemparkan kemarin. Orang-orang begitu normal membangun interaksi. Tidak berlebihan atau lebay seperti mana biasanya. Raut wajah mereka tidak se-ekspresionis biasanya. Hanyalah senyum tipis dengan gigi yang nampak juga sapaan ringan yang terdengar.
Fariz yang biasanya heboh bukan main kini nampak terdiam dan fokus dengan layar ponselnya yang menampilkan rekaman kejadian tadi. Matanya itu menelisik lebih dalam lagi dengan pupil yang melebar. Sedangkan telinganya sudah tersumbat oleh headphone berwarna merah yang senada dengan warna case ponselnya.
Galang, Azka, dan Dava bermain game online dalam diam. Sepasang earphone-pun tersumpal rapat di telinga mereka masing-masing. Menandakan jika mereka sedang tidak ingin digubris alias diganggu ketentramannya. Tapi, kecuali Azka yang telinganya tersumbat airpod.
Royvan, Nadine, Naura, dan Larissa pergi memberi 'pelajaran' kepada adik-adik baru yang menempati SMA ini. Sama seperti yang mereka dapat saat masuk kesini, hanya saja angkatan tahun ini diberi sedikit tambahan yang lebih mengerikan.
Satya lebih memilih tidur ditempatnya dengan sweeter abu-abu yang melekat pas di badannya. Ia menggunakan tas sebagai alas kepalanya. Matanya itu terpejam rapat dan damai walaupun luka lebam menghiasi wajah adonisnya itu.
Sementara Abay, ia tiduran di lantai yang dingin. Tangan kirinya itu dengan gesit menggulir laman instagramnya. Sedangkan tangan kanannya berada diatas dahi yang terpasang bandana hitam. Mata coklat yang tajam itu tidak membiarkan seorangpun mengganggu zona nyamannya.
Farel sendiri asyik menonton anime di pojok paling belakang. Mengabaikan Fian yang nampak sibuk dengan ponselnya.
"Eh tau gak, Atika sekarang jadi ratu basket beneran." ujar Athilia memulai gosip. Ia merapat membentuk lingkaran gibah yang terdiri dari Alya, Resya, Tasya, dan Carla.
"Ah masa?" tanya Alya menaikkan bingkai kacamatanya. Terkadang perempuan itu memakai kacamata untuk bergaya.