Happy reading ❤❤
Ps. Miss your comment guys/girls :)
Jam pertama setelah libur panjang kini menanti didepan mata. Beberapa anggota kelas itu memilih menyibukkan diri dengan belajar materi yang akan datang yaitu, matematika. Bahkan ada yang sudah mengerjakan latihan soal pada lks yang mereka beli sendiri. Sebegitu ambisnya mereka itu.
Setelah upacara hari Senin dan penyerahan hadiah lomba persahabatan, kelas itu terkumpul pada satu ruang yang suasananya baru, lebih suram, dan mengerikan. Apalagi tidak timbul interaksi yang signifikan.
Tok tok tok.
"Wehdyan, kok pada sepaneng?" (Plesetan dari edan ; gila)
Seorang guru memasuki kelas dengan perkataan aneh karena tidak semestinya beliau menyapa dengan frontal seperti itu.
"Hah, hari pertama, jam pertama, di kelas favorit." oceh guru itu meletakkan tasnya di kursi guru.
"Selamat pagi anak-anak." sapa beliau menuju tengah kelas.
"Selamat pagi pak!" seru mereka.
Pak Guru itu menatap satu persatu wajah siswa disana dengan mengangguk-anggukkan kepalanya. "Jadi kalian penghuni kelas ini? Hebat sekali. Kalian nampak seperti wajah-wajah calon pembesar negara." pujinya. Beberapa dari mereka memutar telunjuk di samping kepala seolah memberi kode, "Aneh banget."
"Eh kenapa kalian sudah pada membuka buku padahal belum dikasih sekolah? Haish, tutup dulu tutup, nanti saya mengajar apa kalau kalian sudah belajar dulu?" ujar pak guru itu menutup buku murid yang berada didepan. Lebih tepatnya menutup buku Stella, Aliza, Chlora, dan Rika.
"Nah sebelum berkenalan dengan materi, kenalkan orang yang akan membimbing kalian nanti. Nama saya Dofanie, tapi saya lebih suka dipanggil Charlie."
Perkataan aneh Pak guru itu sukses membuat satu kelas terheran. Ups, kecuali Zaga yang menatap luar kelas dengan tatapan yang tidak bisa diterka.
"Kok jauh ya pak? Dofanie, Charlie. Kayaknya nggak ada sangkut pautnya." ujar Satya menyuarakan pendapatnya yang tidak bisa tertimbun lama-lama.
"Iya pak, masa iya Charlie? Jauh banget pak."
"Kalian belajar alphabet atau tidak? A, B, C, lalu D. Dekat bukan?" ujar Pak guru jenaka. Beliau tersenyum mengetahui respon anak murid barunya ini.
"Tapi masa iya Pak Charlie?"ujar Satya lagi. Menurutnya ini benar-benar absurd dan tidak masuk akal.
"Dengar ya muridku semua, semua yang kalian pikirkan itu terlalu realistis. Kita bisa saja berpikir out of the box. Kenapa Charlie? Karena orang tua saya bernama Charles dan Angelie. Charlie adalah gabungan nama mereka berdua." ujar Pak Dofanie menjelaskan. Atau haruskah Pak Charlie yang menjelaskan?
KAMU SEDANG MEMBACA
SCIENCE 7 : TRUTH OVER DARE
JugendliteraturTerdampar di sekolah yang terkenal buruk di kalangan masyarakat membuat sebagian orang merasakan minder yang luar biasa. Apalagi, SMA Gemilang sama sekali tidak pernah mencetak anak emas berprestasi sejauh ini. SMA Gemilang selalu mendapatkan anak b...