Terdampar di sekolah yang terkenal buruk di kalangan masyarakat membuat sebagian orang merasakan minder yang luar biasa. Apalagi, SMA Gemilang sama sekali tidak pernah mencetak anak emas berprestasi sejauh ini. SMA Gemilang selalu mendapatkan anak b...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seorang laki-laki tidak akan diam, jika wanitanya dalam bahaya—All boys.
Bagi Abay hubungan sekarang tidaklah penting. Ia sudah puas mempermainkan banyak hati semenjak SMP kelas satu. Kini, ia memilih vakum setelah putus dengan Atika. Ia merasa pacaran itu hanya menambah masalah saja.
"Apa iya kalo gue giveaway IPhone bakalan punya banyak fans?"
Itu suara Fariz. Ia sedang krisis fans sekarang. Lama meninggalkan dunia gelap membuat Fariz merasa popularitasnya menurun. Terlebih lagi, kacamata minus itu seakan mengurangi kadar ketampanannya. Padahal, ia sudah cukup tampan dengan uang yang melimpah.
"Jangan bos, lo giveaway aja mobil sport lo itu." ujar Farel memberi ide nyeleneh yang diterima Fariz mentahan.
"Wah ide lo bagus, sayang gue nggak oon kaya lo." desisnya kejam.
"Halah, holang kaya aja binggang." ujar Farel. Ia sedang tidak menonton TV. Melainkan sibuk chatan dengan Yossi. Lelaki itu keasyikan sendiri.
"Binggang mbahmu."
"Ikut gue keluar Van." ajak Abay meraih jaketnya. Royvan menurut, ia mengambil ponselnya di nakas.
"Jangan lupa bawain seblak ya Bos." ujar Farel.
"Ogah, minta mulu perasaan." gurau Abay bercanda.
"Yang gue minta nggak muluk-muluk kok."
"Tetep aja minta namanya Rel." timpal Juan.
Kedua anak inti itu berjalan keluar markas. Mereka tidak memakai motor karena hanya keluar mencari angin.
Namun, mereka mendadak berhenti melihat dua insan di ujung sana. Royvan memasang sikap waspada.
"Sial!"
Abay mengusap wajahnya kasar. Emosinya sedang dipermainkan sekarang ini. Pemandangan macam apa ini? Steve dan Atika sedang berduaan dipinggir lapangan. Mengabaikan dirinya yang mulai berkeringat panas di sini.
"Bay." tepuk Royvan bermaksud menenangkan.
Bagaimanapun Royvan tahu jika Abay dilanda rasa amarah bercampur cemburu. Saat Atika beranjak darisana entah kemana, Abay menghampiri Steve dengan napas memburu.